MENEMUKAN MAKNA HIDUP DI MASA PRA-PASKAH
BERITA LAINNYA - 19 March 2025
Bagi umat Kristiani, masa PraPaskah dimaknai untuk ikut serta dalam pengorbanan Yesus Kristus, dan mengenang saat-saat Yesus berpuasa di padang gurun selama 40 hari. Masa PraPaskah ditandai dengan berpuasa dan berpantang. Jika Paskah adalah perayaan kebangkitan Yesus setelah kematian-Nya di kayu salib, maka pada masa PraPaskah kita mengenang peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum Paskah. Dimulai dari Rabu Abu, masa PraPaskah adalah saat untuk merenungkan dan menyiapkan diri sebelum merayakan Paskah. Hampir semua gereja Kristen yang muncul pada abad ke-21 menggunakan masa PraPaskah sebagai waktu untuk berdoa dan bertobat.
Bertobat berarti kita menyesuaikan keberadaan kita dengan kehendak Allah. Karena itu, kita rela meninggalkan kecenderungan kepada dosa, dan hanya mencari dan menyandarkan seluruh hidup kepada Yesus Kristus, Tuhan kita. Sarana untuk mengungkapkan penghayatan akan pertobatan di dalam Masa PraPaskah selain lebih tekun mendengar dan merenungkan Firman Tuhan adalah dengan doa, berpantang dan berpuasa. Dengan demikian, spiritualitas Masa PraPaskah menghantar kita juga pada spiritualitas sosial.
Saat kita berpuasa juga dapat kita pakai sebagai media untuk melatih dan mempertajam spiritualitas dan iman yang kita miliki. Sehingga setelah berpuasa, seharusnya kita dapat mengalami perubahan hidup; agar hidup kita menjadi lebih arif dalam menghadapi berbagai persoalan dan pergumulan yang terjadi. Hasil dari puasa adalah kemampuan spiritual untuk mengendalikan diri kita menjadi lebih optimal. Sebagai sikap pertobatan, maka dalam mempraktikkan puasa seharusnya kita makin memiliki spiritualitas yang penuh kasih dan pengampunan kepada sesama.
Carmelia Gunawan
Siswa Kelas XI SMK Farmasi
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur