HIDUP SEDERHANA
BERITA LAINNYA - 23 September 2020
HIDUP SEDERHANA
Oleh Sion Pinem
Dalam Mazmur 116 : 6 , dikatakan bahwa: “ Tuhan memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkanNya aku.”
Gampangkah menjadi orang-orang sederhana? Untuk menjawab pertanyaan ini, mungkin kita bisa melihat kenyataan yang ada di sekitar kita, bahkan mungkin dalam diri kita. Sepasang anak muda yang ingin melangsungkan perkawinannya, sadar atau tidak sadar selalu sibuk bagaimana merancang sebuah pesta perkawinan, yang unik bahkan mewah, jika mampu. Katanya, “ Sekali seumur hidup.” Pada hal esensi perkawinan bukan pada pestanya, tapi bagaimana mereka saling menyayangi setelah berumahtangga. Namun pesta yang sederhana kadang-kadang membuat orang tidak percaya diri.
Contoh lain, memilih smartphone. Banyak orang bangga memiliki smartphone dengan brand terkenal dan mahal, padahal fungsinya sama dengan brand yang biasa dan lebih murah. Ada pula sebagian orang yang bangga dengan mobil yang mewah dan memamerkanya di media sosialnya, padahal kalau dari segi fungsinya, sama saja dengan mobil yang lebih sederhana dan lebih murah, alat transportasi.
Ternyata tidak gampang menjadi orang sederhana. Keinginan manusia selalu menuntut lebih dari yang seharusnya. Kita tidak nyaman hidup dalam kesederhanaan. Akhirnya kita terus berusaha sekuat tenaga agar bisa lebih dari orang lain, bahkan kadang-kadang memaksakan diri, padahal sebenarnya tidak mampu. Mengejar yang terbaik tentu saja baik, tetapi ketika kita harus memaksakan diri, sehingga terlalu banyak dikorbankan, padahal yang kita kejar tersebut juga bukan sesuatu yang utama, tetapi lebih kepada kebanggaan diri yang semu, maka akhirnya kita akan semakin jauh dari kesederhanaan hidup.
Kesederhanaan seharusnya dimulai dari hati yang sederhana, hati yang seperti anak-anak. Hati yang sederhana adalah hati yang percaya pada apa yang dimiliki saat ini, jika dikembangkan akan bisa berguna kepada diri sendiri dan juga orang banyak. Hati yang sederhana, adalah hati yang berserah kepada Tuhan, sembari terus melakukan yang terbaik. Hati yang sederhana percaya kepada rasa cukup dan menolak keserakahan. Ia tidak menuntut terlalu berlebihan, tetapi dengan kesederhanaanya dan keterbatasannya, ia terus berkarya dan berbuat bagi dirinya dan orang banyak.
Ditengah pendemi covid-19 saat ini, tentunya kesederhaan sangatlah diperlukan, bagi setiap kita terutama siswa-siswi dan juga guru, yang sedang melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Saatnya kita hidup sederhana, dan tidak perlu terlalu banyak menuntut. Kita memang butuh hiburan, kita memang bosan belajar terus di depan laptop atau smartphone, tetapi menuntut lebih seperti saat normal, seperti jalan-jalan keluar kota, berbelanja, apalagi cari hiburan ditengah kerumunan, apakah langkah yang bijak? Hemat saya, inilah saatnya kita mempersiapkan diri dengan berbagai hal-hal yang bermanfaat, dengan hidup sederhana. Jika saatnya nanti, situasi sudah aman, maka kita sudah bermetamorfosis menjadi pribadi yang lebih unggul dan siap melakukan yang terbaik. Ingat, dalam kesederhanaan, ternyata Tuhan tidak tinggal diam. Dia memelihara orang-orang yang hatinya sederhana dan kehidupanya yang sederhana.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur