SEJARAH BERDIRINYA SMAK 7 PENABUR

Oleh : Bpk. Yunus Djunaedi

PENDAHULUAN
Ketika saya diangkat menjadi pengurus BPK PENABUR Jakarta pada bulan November 1998, Bapak Hidayat Lesmana sebagai ketua pengurus waktu itu mengatakan kepada saya, ” kita harus segera mendirikan SMA di Jakarta Timur, kasihan anak-anak di Jakarta Timur, SMAnya jauh.”
Tahun yang lalu, sebelum saya menjadi pengurus, anak saya diterima di SMA Pintu Air, karena kami tinggal di Jakarta Timur. Banyak kendala yang harus dihadapi :
1. Kalau naik angkutan umum harus ganti sampai 3 kali,
2. Jaraknya cukup jauh dan macet, dan
3. Kalau berlangganan antar jemput, banyak yang tidak mau
sehingga saya merasakan betapa urgensinya mendirikan SMA di Jakarta Timur.

PEMBENTUKAN PANITIA
Maka dibentuklah panitia pembangunan gedung SMAK 7 dengan ketua Bapak Hartoyo Halim dan saya sebagai anggota dan dibantu Bapak Amin Riyadi dari karyawan  BPK PENABUR dan Bapak Frans, Bapak Sony, dan Bapak The Sumarta rapat pertama kali diadakan bulan Februari 1999. Pada waktu rapat yang datang hanya 3 orang, yaitu Bapak Hartoyo, saya, dan Bapak Amin Riyadi. Ini disebabkan :
1. Mungkin banyak kawan – kawan yang sedang sibuk
2. Keadaan saat itu sedang kacau karena krisis ekonomi, banyak jalan-jalan macet total, dan juga mendengar bom meledak di kantor Bank. Kita rasanya enggan untuk keluar rumah.

MENINJAU KE LAPANGAN
Sekalipun kemarin kita tidak jadi rapat karena yang hadir hanya 3 orang, tapi kita sepakat untuk meninjau ke lapangan di Cipinang Indah karena BPK PENABUR sudah punya sekolahan disitu, yaitu TK, SD, dan SMP. Pagi hari saya ke lapangan menunggu Bapak Hartoyo dan Bapak Amin. Setelah mereka datang, Bapak Amin member denah sebanyak 6 tempat dimana kami boleh memilih ( Denah itu dari PT. Inti sebagai pengembang ). Ketika saya amati satu persatu, saya mengatakan saya enggak mau memilih semuanya.
alasan saya :
1. Yang pertama, terlalu dekat, bisa menimbulkan kemacetan di pintu masuk,
2. Yang kedua dan ketiga, dibawah tegangan tinggi,
3. Dekat perkampungan,
4. Bidang tanah untuk putaran kendaraan sehingga bisa timbul kemacetan, dan
5. Terlalu ke dalam dan tidak dilewati kendaraan umum.
Alasan ini yang saya utarakan sebagai dasar penolakan saya.

JANJI BERDOA
Setelah gagal memilih lokasi saya duduk disebuah kursi sederhana di pinggir lapangan. Saya katakan kepada Bapak Hartoyo, ” saya tidak mau semua tanah yang sudah ditujukkan itu, tapi saya juga tidak mengerti bagaimana saya harus mencari lokasi yang lain.”
Saya berkata kepada Bapak Hartoyo, ” mari kita pulang, mulai hari ini, selama 1 Minggu setiap jam 10 kita masing-masing berdoa agar Tuhan membuka jalan.”
( Ditempat saya berjanji ini nantinya akan menjadi pintu utama TKK 3 Cipinang Indah )
Keesokan harinya, saya ke PT. Inti meminta denah tanah dan saya bawa pulang. Saya amati satu persatu kavling tanah dan saya melihat sebidang tanah huruf L, ada fasumnya dan banyak akses jalannya. Saya lingkari gambar itu.

DOA DILAPANGAN
Pagi hari saya ke SMP Cipinang Indah, saya akan menaruh mobil saya di situ, saya akan melihat tanah digambar yang telah saya pilih. saya ingin berdoa dilapangan, sampai di depan pos polisi depan SMAK 7, waktu itu jalannya macet sangat lama, sehingga saya berhenti dan mobil saya pinggirkan. saya keluar dari pintu kiri, saya menuju lapangan. Ketika hampir sampai tengah lapangan, saya kembali merasa canggung, malu dilihat orang. Lalu dibalik pintu mobil sebelah kiri saya berdoa (Dan tempat ini menjadi pintu utama SMAK 7).

ISI DOA
Didalam doa itu, saya berkata, ” Tuhan, saya mendapat tugas untuk mendirikan SMA PENABUR di Jakarta Timur. Saya tidak tahu dimana saya harus mendirikan sekolahan ini dan saya juga tidak punya kemampuan untuk melaksanakan ini, sebab pekerjaan saya bidangnya berbeda. Tapi kalau Tuhan memang benar-benar akan memakai saya untuk mendirikan sekolahan ini, berilah kepada saya kemampuan yang benar-benar nyata.”
Saat itu pula saya teringat ayat di Alkitab ketika Nabi Musa mendapatkan tugas untuk membawa Bangsa Israel keluar dari Mesir. Didalam ayat itu, Musa mengatakan tidak pandai berbicara, tapi kalau Tuhan mau memakai, pasti Tuhan akan melengkapi. Saya pulang, didalam hati saya menangis, tapi beban saya terasa hilang.

DIPERSIDANGAN PLENO
Dipersidangan pleno saya laporkan bahwa saya tidak mau membeli tanah yang sudah ditujukkan karena tidak memenuhi persyaratan. Lalu saya paparkan keinginan saya membeli tanah yang sudah saya pilih itu. Pleno menyetujui kalau tanah itu memang boleh dibeli.

MENJUMPAI PEMILIK TANAH
Saya datang ke PT. Inti, menjumpai Bapak Irsan Suhandinata. Saya mengutarakan maksud saya membeli tanah didenah yang sudah saya lingkari. Permohonan saya ditolak. Tanah itu diperuntukkan untuk pemukiman, bukan untuk sekolahan. Jika BPK PENABUR akan membeli tanah untuk SMA sudah saya sediakan beberapa pilihan, tinggal memilih. Saya menolak dan memberikan alasan bahwa tanah yang ditawarkan posisinya jelek-jelek seperti yang saya uraikan diatas.
Dia nekat menawarkan di bagian depan sekali, di bawah tegangan tinggi. Dia mengatakan tanah itu sudah ada ijinnya sehingga mudah dibangun. saya tetap menolak. ” Mengapa kamu tidak mau? ” saya katakan, ” mosok bikin sekolahan kok di bawah kabel tegangan tinggi? “, loh, di Amerika membikin bangunan di bawah kabel tegangan tinggi juga tidak apa-apa!”, ” Ya itu di Amerika, inikan di Indonesia! ” saya bukan takut sama listriknya, tapi saya takut sama mulut ibu-ibu, mosok pengurus membeli tanah untuk sekolahan di bawah kabel tegangan tinggi, ada apa ini??? ( saya tidak bermaksud melecehkan ibu-ibu, tetapi memang saya berkata begitu ).

DITAWARI TANAH FASUM
Saya ditawari tanah fasum ( Yang sekarang untuk gereja ). Dia mengajak kerja sama membikin TKK, sebab tanah fasum itu peruntukkannya memang untuk TKK. Saya menolak! Saya katakan saya sudah punya TKK, yang belum ada SMA kata saya.
Udah boleh tidak kalau enggak boleh saya mau segera cari di Taman Galaxy, sebab saya ditawari di sana. dan sekalian tanah fasum itu untuk gereja saja.
” Kan sekolahan saya jadi bagus sekali, ada gerejanya di tengah, ” kata saya! Pak Isran mengatakan, ” Ya sudah nanti saya coba, sebab Gereja Cipinang Indah sudah membeli tanah di Cipinang Indah satu tapi ijinnya juga tidak dapat keluar.
” Ayo ijinkan saya membangun di sini dan fasumnya diurus untuk gereja, wah bagus sekali, ” kata saya. Pak Irsan menjawab, ” ya, coba nanti saya urus surat ke Gurbernur, boleh tidak tanah pemukiman ini berubah menjadi sekolahan. ”

MASA PENANTIAN
Selama kita menanti jawaban dari Gurbernur, saya sangat dipusingkan dengan banyak tawaran tanah.
1. Ada yang usul membeli di Sunter, saya menolak karena bukan Jakarta Timur
2. Duren Sawit, lokasinya sangat macet
3. Taman Galaxy ( Tidak termasuk DKI )
4. Cipinang Muara ( Belum tentu bisa untuk sekolahan )

BERITA MENGGEMBIRAKAN
Setelah 3 bulan, saya mendapat berita, katanya bisa! BPK PENABUR diminta menulis surat ke Gurbernur dan juga fasum itu bisa dipakai untuk gereja. ( Tuhan mau memakai Bapak Irsan sekalipun belum mengenal Kristus ).
Wah, saya sangat gembira. ( Saya merasakan sangat gembira sehingga pada awal pemancangan pembangunan gedung gereja, saya juga diundang untuk menyaksikannya ).
Semua ini terjadi atas kuasa Tuhan dan juga atas jerih payah Bapak Henri Wahyudi yang pada saat itu sebagai Majelis GKI Cipinang Indah dan bekerja di kantor Bapak Irsan Suhandinata karena masih ada hubungan keluarga.
Bapak Henri Wahyudi sudah dipanggil Tuhan karena sakit beberapa bulan yang lalu, tetapi jerih payahnya janganlah kita lupakan.

MELAKUKAN PEMBELIAN TANAH
Setelah mendapat kepastian boleh dipakai untuk sekolah, maka kami melakukan pembelian tanah dan yang hadir selain saya, Bapak Hidayat, Bapak Bambang Tjahjono, Bapak Hartoyo Halim, Bapak Sony, Bapak The Sumarto, dan Bapak Amin Riyadi. Proses pembelian tanah ini memerlukan waktu satu tahun.

PROSES MERANCANG GAMBAR BANGUNAN
Setelah tanah dibeli, maka dicarilah arsitek perancang gambar. Ada 3 kontraktor yang ikut. Katakan yang pertama murah, yang kedua sedang, yang ketiga bagus tapi mahal. Oleh panitia, saya disuruh memilih yang murah saja, kalau gambarnya kurang cocok, nanti minta diperbaiki. Tetapi saya menolak, saya ingin yang bagus, nanti saya tawar sehingga dapat murah. ” Kan dia modalnya hanya otak, ” kata saya. Entah bagaimana, kontraktornya bisa tahu dan dia marah saya katakan dari awal bahwa saya bukan memilih yang murah, tetapi yang cocok gambarnya. Saya dimarahi melalui surat. ” Kalau caranya begini, anda menjadi arsitek sendiri saja. ” saya sedih tapi saya juga kasihan, sebab dia sudah menggambar sampai larut malam dan setelah tidak terpilih tidak diberi kompensasi apa-apa “.
Sejak itulah saya mengusulkan agar lain kali kalau kita tender lagi, yang kalah juga diberi kompensasi sebagai ganti jerih payah. ( Surat protes itu masih saya simpan sekarang ).

PROSES PEMANCANGAN YANG RUMIT
setelah diadakan tender. maka kontraktor yang akan memancang adalah PT. Hammer Sakti. Pagi hari saya sudah berada di lapangan untuk memulai pemancangan perdana. sementara menunggu panitia yang lain, saya usul agar di tiang pancang diberi tulisan tanggal, yaitu 15 November 2000, dan juga alat pancang yang tinggi di atas diberi oli hitam sangat banyak supaya tidak macet.
Menurut informasi, alat pancang ini sudah dua tahun tidak digunakan karena krisis ekonomi yang berkepanjangan sehingga jarang untuk membangun. setelah menunggu beberapa saat, ternyata semua kawan berhalangan untuk hadir. Saya didesak agar segera mulai saja. Saya melihat ke atas operator crane sudah siap dengan tiang pancang sangat dekat. Tapi ternyata Hammer sudah menghujam. saya sangat kaget, sebab tanah yang injak bergetar keras dan pada saat itu saya bersama MK Ibu Dian mandi oli kotor yang muncrat ke atas.
Yah sudahlah. resiko bekerja di lapangan.

PEMANCANGAN SALAH
Kira-kira setelah satu bulan, semua tiang telah terpancang dengan rapi. Semua alat-alat sudah dievakuasi. Tetapi ternyata ada satu tiang yang salah pancang, yang seharusnya dua meter keluar justru malah terbalik, dua meter ke dalam.
Terjdilah perdebatan yang sulit dipisahkan. MK kita salah, dari pihak kontraktor juga salah. Lalu akan diusahakan secara boor pile. Tapi dari pihak struktur tidak mengijinkannya.
Akhirnya dibuat kesepakatan dari kontraktor mengganti 50%, dari BPK PENABUR 50%. Tengah malam, tronton yang besar membawa crane masuk kembali hanya untuk memancang satu tiang pancang. Inilah harga sebuah kesalahan.

MELAKUKAN URUKAN
Telah disepakati bidang tanah ini akan diuruk setinggi 140 cm. Dicarilah tanah yang baik dan sesuai dengan spec yang diminta, tapi tidak ada. Lalu dibuat secara berlapis dengan menggunakan kapur, ketika kapur sudah ditebar, turun hujan yang sangat lebat, sehingga terjadi gunung kapur yang sangat becek.
Kontraktor yang mengerjakan, yaitu PT. Wijaya Kusuma, akhirnya menguruk dengan batu dan pasir. Bukan memakai tanah.

MULAI MEMBANGUN
Setelah menyelesaikan ijin-ijin bangunan yang sangat rumit, kita mulai membangun pada tanggal 17 Januari 2001 dengan target enam bulan selesai, karena akan segera dipakai untuk tahun ajaran baru pada bulan Juli. Sekalipun sudah dilembur sampai larut malam tetap tidak selesai, karena menurut hemat saya, bekerja malam hari sangat tidak efektif. selain boros, juga mengganggu penduduk karena berisik.

GENTING MELENTUR
Ketika bangunan hampir jadi dan sudah memasang genting. saya melihat gentingnya melentur. Saya bertanya kepada MK dan kontraktor mengapa gentingnya melentur. Saya diberi jawaban, ” pak, dengan bentangan begitu panjang, kalau melentur hanya 6 cm saja masih bisa ditolerir. ” Saya katakan, ” saya tidak mau, itu sekolahan yang lama dengan bentangan yang sama malah sudah 8 tahun, kok tidak melentur? sedangkan bangunan kita baru dua minggu, kok melentur? ” mereka terdiam, lalu mereka naik ke atas genting, memeriksa semuanya. Ternyata benar. Besi C menopang genting sebanyak tiga jalur itu ukurannya banci. Lalu ditambah layang dulunya tiga jalur, ditambah tengahnya sehingga menjadi lima jalur dan akhirnya bagus.
Bangunan sekolah itu digunakan sebagai SOFT OPENING tanggal 29 Oktober 2001, karena kantin dan lapangan olahraga sedang dikerjakan dan mungkin ini dapat dianggap sebagai hari jadi SMAK 7, dan yang menjadi kepala sekolah pertama yaitu Ibu Endang Setyowati.

Didalam kata sambutan saya, saya mengatakan sekolah ini berbeda dengan sekolah lain karena mempunyai ruang doa. Tolong diusahakan ruang doa ini kalau bisa jangan berubah fungsi. Rawatlah sekolahan ini dengan baik.

. Kepala Sekolah yang memimpin SMAK 7 PENABUR sebagai berikut:

1 Dra. Endang Setyowati, MM periode tahun 2001 – 2007
2 Satijan, M.Pd. periode tahun 2007–2009
3 Siwi Tri Wahyuningtyas, M.Pd. periode tahun 2009–2016
4 Dra.Duma M.S. Hutahaean, MM. periode tahun 2016 – 2020
5 Hendro S. Lumbanraja, S.Th., M.Pd. periode tahun 2020 – Sekarang

Choose Your School

GO