Kita Harus Percaya
Berita Lainnya - 25 March 2022
"Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya " - Matius 21:22
Ia yang memberkati orang bangsawan yang di Kapernaum itu punya kerinduan yang sama juga hendak memberkati kita. Tetapi seperti halnya dengan bapa yang ditimpa kemalangan itu, kita sering hendak mencari Yesus karena kerinduan mau mendapat sesuatu keuntungan duniawi; dan atas dikabulkannya permohonan kita itulah kita menaruh keyakinan kita kepada kasi-Nya.
Juruselamat rindu hendak mengaruniakan kepada kita sesuatu berkat yang lebih besar daripada yang kita mohon; dan Ia menunda jawaban kepada permohonan kita itu supaya Ia dapat menunjukkan kepada kita keburukkan hati kita, dan keperluan kita yang besar akan rahmat-Nya.
Ia merindukan supaya kita meninggalkan sifat mementingkan diri yang menuntun kita untuk mencari Dia. Dengan mengakui keadaan kita yang tak berdaya dan keperluan kita yang besar, kita harus mempercayakan diri kita sepenuhnya kepada kasih-Nya.
Bangsawan itu ingin melihat terkabulnya permohonannya itu lebih dahulu kemudian barulah ia mau percaya; tetapi ia mesti menerima ucapan Yesus, bahwa permohonannya itu didengar, serta berkat dianugerahkan. Pelajaran ini harus kita ambil juga. Bukannya karena kita melihat atau merasa bahwa Allah mendengar kita, barulah kita mau percaya.
Kita harus percaya pada segala janji-Nya. Apabila kita datang kepada-Nya dalam percaya, tiap permohonan masuk kedalam hati Allah. Bila kita memohon berkat-Nya, haruslah kita kita percaya bahwa kita menerimanya, serta mengucapkan syukur kepada-Nya bahwa kita sudah menerimanya.
Kemudian kita pergi untuk menjalankan segala kewajiban kita, dengan merasa pasti bahwa berkat itu akan dikaruniakan bila kita sangat memerlukannya. Setelah kita belajar berbuat demikian, tahulah kita bahwa segala doa kita itu dijawab.
Keyakinan bukanlah iman yang bercampur dengan perasaan. Keduanya berbeda. Iman adalah milik kita untuk dilatih. Iman ini harus kita pertahankan.
Percaya, percaya. Biarkan imanmu memegang berkat itu, dan itu milikmu. Perasaanmu tidak ada hubungannya dengan keyakinan ini. Ketika iman mendatangkan berkat ke dalam hatimu, dan engkau bersukacita karena berkat itu, itu bukan lagi iman, tetapi perasaan.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur