Jangan Melihat dari Luarnya Saja, apalagi Langsung Menghakimi
Berita Lainnya - 01 April 2025
Bayangkan kamu sedang berjalan di koridor sekolah dan melihat seorang teman duduk sendirian, wajahnya datar, tak tersenyum. Mungkin pikiran pertama yang muncul: "Dia sombong, tidak mau bergaul." Tapi… apa iya?
Di dunia yang serba cepat ini, kita seringkali terlalu cepat menarik kesimpulan. Kita melihat seseorang hanya dari tampilan luar—cara mereka berpakaian, cara berbicara, atau bahkan sekadar ekspresi wajah—dan langsung memberi label: pemalas, aneh, sombong, keras kepala. Padahal, setiap orang menyimpan cerita yang tak terlihat oleh mata.
Kulit Bukan Isi
Seperti sebuah buku, manusia tidak bisa dinilai hanya dari sampulnya. Bisa jadi seseorang terlihat pendiam karena sedang berjuang melawan kecemasan. Mungkin dia tidak membalas sapa karena pikirannya sedang penuh dengan masalah di rumah. Atau mungkin, ia butuh waktu lebih lama untuk merasa nyaman.
Pendidik pun tak luput dari hal ini. Kadang siswa cepat menilai guru sebagai “killer” hanya karena gaya mengajarnya tegas. Padahal, bisa jadi guru itu sangat peduli, hanya tidak tahu cara terbaik menyampaikan perhatian.
Belajar untuk Bertanya, Bukan Menghakimi
Daripada langsung menghakimi, coba mulai dengan bertanya—kalau tidak bisa ke orangnya langsung, setidaknya bertanyalah dalam hati: “Apa yang sedang ia alami? Apa aku sudah mencoba memahami?”
Empati adalah kunci untuk menjadi manusia yang utuh. Dengan empati, kita membuka ruang untuk memahami, bukan menghakimi. Kita belajar bahwa semua orang punya perjuangan masing-masing, dan kadang, mereka hanya butuh satu orang yang mau melihat lebih dalam.
Menjadi bijak bukan soal seberapa banyak kita tahu, tapi seberapa dalam kita bisa memahami. Jadi, mulai hari ini, mari belajar untuk melihat lebih dari sekadar apa yang tampak di mata. Karena setiap orang layak dimengerti, bukan dihakimi.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur