Cerpen: 831,224 hours

Berita Lainnya - 14 March 2022

Di suatu hari yang cerah tepatnya pada hari Rabu, di hari itu udara terasa sangat sejuk. Namaku Kaluna, aku ini remaja yang suka mendengarkan lagu di keadaan apapun, untuk ku musik itu seperti alunan suara yang dapat membuatku tenang.

 

Seperti hari-hari biasanya aku sedang mendengarkan mama dan papa berargumen. Sudah tidak kaget lagi jika aku melihat mama papa seperti itu, karena sudah dari aku kelas 1 SD pun aku sering melihat mereka berargumen depanku bahkan kadang-kadang aku pun menjadi pelampiasannya.

 

“Kring… Kring…” Suara handphoneku berdering. Muncul nama “Javio” di layar Hpku.

“Halo, ada apa Jav?” tanya ku kepada Javio.

“Sini keluar rumah, temenin gue beli cilok,” respon Javio.

“Ayo, sebentar ya gue siap-siap dulu,” responku terhadap ajakan Javio.

 

Ah iya aku lupa memperkenalkannya. Kenalin cowok yang barusan menelponku adalah Javio, ia adalah tetanggaku, rumah kita benar-benar seberangan yang membuat kita menjadi sahabat dari kami masih umur lima tahun.

 

Lima belas menit sudah berlalu, aku sudah selesai bersiap-siap, aku pun segera menghampiri Javio.

“Lama banget lu, ih bau lagi,” kata Javio.

“Bau bau bau apaan gue udah mandi ya emang kaya lu jorok,” responku.

Javio pun tertawa dan kami lanjut jalan sembari melawak, “Nih kesukaan lu, kalau lu lagi cape inget 831 224.” Seusainya Javio sembari menyodorkan segelas boba ke tanganku.

“Ini buat gue? Tumben amat lu, kesamber petir ya?” ucapku sembari tertawa dan bingung maksud dari angka tersebut apa, tetapi aku tidak terlalu memikirkan nya. Ya seperti itulah becandaan kami, walaupun kita terlihat seperti musuh bebuyutan tetapi Javio selalu tahu cara untuk membuatku tertawa.

 

Kami pun berjalan ke tempat cilok kesukaan Javio, selagi berjalan handphoneku berdering. “Halo Ma, ada apa?” tanya ku.

“Kaluna, kamu sekarang kurang ajar sekali ya pergi keluar tanpa izin, siapa yang ajarin kamu? Kamu kenapa sih gak bisa ya diam saja di rumah," ujar mama dengan nada yang tegas.

Aku jelas takut dan segera izin pulang ke Javio dan berlari bergegas pulang. “Javio, maaf banget gue pulang dulu ya mama gue marah, suruh gue pulang sekarang,” ucapku pada Javio.

“Iya gapapa, sini gue anterin lusa aja baru pergi beli cilok lagi,” timpal Javio.

 

Aku pasti akan kena marah, padahal di rumah pun aku pasti hanya di marahin karena belum mendapatkan nilai yang terbaik. Sesampainya aku sampai rumah, aku langsung bergegas ke kamarku dan tidur. Pertama untuk menghindari ocehan mama, kedua aku sangat lelah setelah jalan-jalan.

 

Waktu semakin berlalu dan tidak terasa hari sudah berganti, aku baru bangun di siang ini yang terasa sangat panas.

“Ting.. Ting.. Ting... .” Banyak notifikasi yang bermunculan di handphoneku. Dengan jiwa ku yang masih ngantuk, aku pun membuka handphone dan melihat pesannya.

Aku langsung bangun dari tempat tidurku dengan perasaan terkejut dan mengingat bahwa aku sudah membuat janji dengan Javio terakhir aku bertemu dengan nya. Ini bukan ke sekali atau ke dua kali aku membatalkan janji bersama Javio. Aku sungguh merasa bersalah tetapi tetap terus melakukan nya. Aku langsung menelpon Javio sembari meminta maaf karena keteledoran aku.

Tetapi Javio pun tidak menjawab, aku pun bingung karena biasa nya ia akan langsung menjawab. Aku pun segera pergi ke rumahnya, dan mengetuk pintunya. Bibi nya Javio pun keluar.

 

“Halo bi.. Javio nya ada?” tanyaku kepada bibi.

“Javio? Loh kamu tidak tahu? Javio lagi ke rumah sakit,” kata bibi.

Hah rumah sakit? Ngapain dia Bi?” tanyaku terkejut.

“Javio itu sakit kanker Neng, sudah 2 tahun dia melewati ini dan akhir-akhir ini penyakitnya semakin parah,” jawab bibi kepadaku.

“Bi... Bibi ga bercanda kan? Kok aku gatau apa-apa?” Aku masih terkejut tak percaya.

“Iya ngapain Bibi bohong,” tegas bibi.

Dengan terkejut dan panik, aku segera bertanya rumah sakit tempat Javio dirawat dan segera pergi kesana.

 

Sesampainya di sana, aku bertanya kepada petugas administrasi dan ternyata Javio berada di kamar nomor 831. Aku segera mendatangi dan membujuk dokter untuk memberi kesempatan aku bertemu Javio. Dokter pun memberi aku 5 menit untuk aku bertemu dengan Javio. Walaupun 5 menit bukan waktu yang lama, tetapi aku sudah sangat bersyukur.

 

Aku terus berdoa kepada Tuhan dan berharap ia sembuh. Saat aku masuk ke ruangan nya, aku terkejut melihat kondisi Javio. Ia adalah orang terkuat yang pernah aku temui, ia selalu tersenyum walaupun ia sedang mengalami hal tersebut.

“Javio... lu kenapa ga pernah kasih tahu gue?” tanya aku, walau aku kecewa karena ia menutupinya dariku. Satu sisi aku juga berharap untuk Javio dapat segera sembuh.

Aku berbincang-bincang dan tiba-tiba Javio menyebut angka 831 224 secara berulang-ulang sembari terlihat kesakitan. Aku pun segera memanggil dokter dan secepatnya diberikan bantuan.

Namun Monitor Holter alias alat pendeteksi detak jantung, tiba-tiba menampilkan garis lurus yang artinya Javio sudah tidak ada. Aku sangat shock dan masih tidak percaya apakah ini mimpi, tetapi terlalu nyata untuk sebuah mimpi.

 

Satu minggu sudah berlalu, aku masih sangat sedih dan mengingat kata-kata terakhir Javio yaitu angka 831 224. Aku sungguh bingung maksud dari angka tersebut apa dan mulai bertanya tanya pada diriku.

Aku menjadi ingat dahulu Javio juga pernah mengatakannya kalau aku sedang lelah aku harus mengingat angka tersebut. Tetapi apa maksud dari angka tersebut?

Aku mulai searching dan ternyata 831 224 memiliki arti yaitu I love you, Today, Tomorrow, Forever. Yang memiliki arti aku cinta kamu besok, lusa, selamanya.

“831 224 juga Javio, gue akan terus mengingatmu dan janji ga akan menyepelekan waktu lagi, I love you,” ucap Kaluna sembari menangis.

 

Karya: Janice Francis Kelas XS1

Tags:
Berita BPK PENABUR Jakarta - 05 May 2021
Kebaktian Siswa: Working in God’s Way
Berita BPK PENABUR Jakarta - 03 May 2021
Surat Keputusan Kelulusan Peserta Didik Kelas XII...
Surat Keputusan Kelulusan Peserta Didik Kelas XII...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 28 April 2021
“CERITA TENTANG KITA” : Karya Terbaru Teater Cane...
“CERITA TENTANG KITA” : Karya Terbaru Teater Cane...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 26 April 2021
Kebaktian Siswa: Bertumbuh dalam Iman dan Solidar...
Kebaktian Siswa: Bertumbuh dalam Iman dan Solidar...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 13 April 2021
Perayaan Paskah 2021: Kebangkitan-Nya Memulihkan
Perayaan Paskah 2021: Kebangkitan-Nya Memulihkan
Berita Lainnya - 13 October 2024
Perjalanan Iman Kita Seperti Madu Manis yang Ada ...
Berita Lainnya - 12 October 2024
Sungguh Tercela Jika Kita Menggunakan Berkat Tuha...
Sungguh Tercela Jika Kita Menggunakan Berkat Tuha...
Berita Lainnya - 11 October 2024
Keramahan Tuhan Menumbuhkan Iman Kita
Keramahan Tuhan Menumbuhkan Iman Kita
Berita Lainnya - 10 October 2024
Menyenangkan Hati Tuhan Meski Tampak Buruk di Mat...
Menyenangkan Hati Tuhan Meski Tampak Buruk di Mat...
Berita Lainnya - 09 October 2024
Semakin Tumpul Nurani Kita, Semakin Rentan Hancur...
Semakin Tumpul Nurani Kita, Semakin Rentan Hancur...
Berita Lainnya - 24 March 2024
Tuhanlah Tempat Perlindunganku
Berita Lainnya - 19 March 2024
Menata Pola Hidup dan Pelayanan Kita kepada Tuhan
Menata Pola Hidup dan Pelayanan Kita kepada Tuhan
Berita Lainnya - 17 March 2024
Menghasilkan Buah dan Memuliakan Tuhan
Menghasilkan Buah dan Memuliakan Tuhan
Berita Lainnya - 12 March 2024
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1445 H
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1445 H
Berita Lainnya - 11 March 2024
Selamat Hari Raya Nyepi
Selamat Hari Raya Nyepi
Berita Lainnya - 26 October 2023
To Trust God in The Light is Nothing, but Trust ...
Berita Lainnya - 25 October 2023
Ada Tuhan dalam Perahuku, Aku Tidak akan Koyak
Ada Tuhan dalam Perahuku, Aku Tidak akan Koyak
Berita Lainnya - 24 October 2023
By Helping Others We Help Ourselves
By Helping Others We Help Ourselves
Berita Lainnya - 23 October 2023
Menjaga Bumi Mulai dari Diri Sendiri
Menjaga Bumi Mulai dari Diri Sendiri
Berita Lainnya - 20 October 2023
Keranjang Arang dan Kitab Suci
Keranjang Arang dan Kitab Suci
Berita Lainnya - 17 February 2022
Short Story: Waiting for a Friend’s Loyalty
Berita Lainnya - 16 February 2022
Komunitas Berelasi Positif
Komunitas Berelasi Positif
Berita Lainnya - 15 February 2022
Merasa Takut ...
Merasa Takut ...
Berita Lainnya - 07 February 2022
Misi Kristus Didorong oleh Kasih Bapa
Misi Kristus Didorong oleh Kasih Bapa
Berita Lainnya - 10 February 2022
Bedah Buku: 88 Cerita Rakyat Terindah dari Negeri...
Bedah Buku: 88 Cerita Rakyat Terindah dari Negeri...

Choose Your School

GO