Meningkatkan Pemahaman Studi Lanjut dengan Career Day
Berita Lainnya - 06 December 2022
Suatu kesempatan yang berharga bagi siswa SMAK 3 PENABUR Jakarta untuk belajar dan berkenalan dengan masa depan. Career Day itulah tempatnya. Pada 13-14 Oktober 2022, kami bertemu dengan orang-orang hebat dari berbagai latar belakang profesi dan pengalaman yang tentunya lulusan SMAK 3. Sebelumnya, kami diminta oleh Bu Frinova untuk mengisi gform sesi pilihan Career Day.
Hari pertama diawali dengan presensi dan pembukaan di aula. Kami didampingi oleh Pak Lucky, Pak Lius, Pak Gentur, Pak Rino, Pak Eliston, Bu Kus, dan Bu Justini. Para guru meminta kami untuk mengumpulkan HP agar kami fokus mendengarkan dan menikmatinya. Agenda pertama kami bersama Ibu Mariska Johana dengan talkshow berjudul I Know What I Want To Be. Aku dan teman-teman merasa senang menyambut beliau. Bu Frinova juga berguyon untuk menghidupkan suasana. Kami belajar menerima diri dan melihat kondisi dunia sekarang dan nantinya seperti apa dan dibarengi dengan ilmu psikologi. Jason, satu nama yang sering disebut beliau karena duduk paling depan. Terkadang kami bosan. Akibatnya, ngobrol dan bercanda gurau. Mungkin, itu cara kami menerima materi.
Lanjut, di sesi 2 yang dipandu oleh Penny dan Tia dengan narasumber, Ibu Olivia. Beliau memiliki kisah yang unik dan membuat kami tersentuh. Sejak kecil, beliau bercita-cita menjadi dokter. Hingga SMA, cita-citanya masih sama dan didukung oleh nilai Biologi, Fisika, dan Kimia yang bagus. Di sekolah, beliau tidak hanya fokus di bidang akademis saja tetapi juga bergabung di OSIS dan komunitas keagamaan. Tibalah Ebtanas. Beliau sangat percaya diri masuk PTN. Jawabannya pun sama dengan pembahasan soal di radio. Hanya satu kesalahan sepele terjadi. Beliau menulis tanggal tes di kolom tanggal lahir. Beliau tidak putus asa dan melanjutkan studinya bukan di jurusan kedokteran karena orang tuanya belum mampu, tetapi di jurusan Teknik Industri Binus. Beliau pindah kerja dan sekarang menetap di Unilever, sebuah perusahan multinasional bergengsi. Kemarin sebelum beliau bertemu kami, beliau baru saja meeting dengan Linkedin Asia. Kami belajar tipe-tipe belajar dan kepribadian serta karier yang sangat diperlukan di masa depan. 15 menit sebelum usai, kami diminta untuk bertanya. Tiga orang penanya mendapatkan buku. Satu pertanyaan yang saya ingat datang dari Ibu Ketos, Audrey Santoso. Ia bertanya mengapa tidak gap year dan mencoba lagi di tahun depan. Beliau menjawab itu bukan rejeki saya dan Tuhan sudah merancangnya. Jawaban sederhana namun bermakna. Ingat, bahwa masa depan kita sudah diatur olehNya. Kita tinggal berusaha dan berdoa serta mengembangkan bakat dan potensi diri.
Selanjutnya, kami diberi waktu 15 menit untuk perpindahan kelas. Kami berpindah sesuai sesi pilihan kami, ada IT Programmer, Pajak Akuntansi, dan IT. Aku mengikuti sesi Pajak Akuntansi karena sesuai dengan Lintas Minat yang kuambil. Selama 1 jam, kami bersama dengan Kak Emma Margaretha, kakak kelas kami yang bekerja di Kantor Pajak sebagai manajer keuangan dan atlet bola voli yang sudah menorehkan prestasi baik di lingkup nasional maupun Internasional. Beliau sangat seru membagikan insightnya selama terjun di dunia perpajakan. Kami tidak sendirian. Ada Bu Justini yang mendampingi kami. Sesi kami tidak monoton. Di awal, kami ada ice breaking. Pertanyaan pertama adalah sudah berapa jauh Anda mengenal teman-teman Anda. Dilanjutkan dengan berdasarkan data absensi, siapakah nama siswa/I yang jumlah karakter terpanjang (termasuk spasi). Aku salah satu diantaranya yang memiliki 30 karakter. Wiliam, salah seorang dari kami yang sangat aktif merespon pertanyaan dari beliau. Ia merupakan peraih medali perunggu OSN Ekonomi di tahun ini.
Kami mengikuti sesi pilihan. Bisnis dan psikologi menjadi pilihan kami. Aku memilih bisnis. Narasumber kami adalah Ko Jose, seorang alumni SMAK 3 2019 dan mahasiswa Prasetya Mulya jurusan branding. Kami didampingi oleh Ibu Kris Tiyanti. Intro yang sangat menarik dengan cara penyuguhan dua gambar. Kami diminta ‘tuk memilih cara penyampaian iklan yang lebih baik. Ada yang menjawab gambar kiri dan ada juga yang menjawab gambar kanan. Ko Jose meminta tiga orang untuk memberikan alasan dari gambar yang dipilih. Kami mendengarkan beliau sambil melihat PPT yang dibuat. Setelah kurang lebih 45 menit, kami diajak bermain. Cara bermainnya cukup mudah, yaitu dengan cara mengikuti perintah dari beliau. Ketika beliau berkata hidung, maka kami menyentuh hidung. Walaupun, beliau sendiri menyentuh telinga. Bagi teman yang salah, diminta untuk maju ke depan dan harus punya 1 pertanyaan untuk beliau. Pertanyaan menarik dan memecah suasana datang dari Filbert. Ia bertanya bagaimana cara membuat youtube channel. Beliau menjawab “mau buat channel apa nih?”. Filbert menjawab “channel gaming ko”. “Kalau mau buat channel gaming, kamu harus tahu dulu siapa gamers yang paling kamu sukai. Dari situlah kamu terinspirasi dan subscribers kamu juga ikut naik,” kata beliau. Beliau mengomentari cara ia berbicara. “Kamu kalau ngomong suka goyang-goyang gitu ya, gapapa itu namanya personal branding, itu sangat dibutuhkan,” kata beliau.
Acara kami ditutup dengan doa. Sampai disitu dulu ya readers, hari pertama career day kami.
Di hari kedua, rutinitas awal kami, yaitu renungan pagi dan menyanyikan lagu Indonesia Raya berjalan dengan baik. Eits, tempatnya berbeda dengan yang kemarin. Kali ini kami dibagi tiga kelas. Siswa/i 12 IPA di kelas 12 IPA 1 & 2, sementara siswa/i 12 IPS di kelas 12 IPA 3. Sesi V ini ditemani oleh Kak Agnan dari Norwegia, Kak Gabriella Ivana, mahasiswa TOP University di Malaysia, Ko Wilson dari Jerman, dan Ko Steven Kurnia dari Singapura. Banyak pertanyaan yang kami lontarkan kepada mereka. Mengapa memilih luar negeri daripada Indonesia ? Bagaimana cara apply beasiswa ? Bagaimana cara mengatur waktu ? Ada pressure dari orang tua/ lingkungan/ kemauan dari diri sendiri ? Pernah mengalami culture shock ? Menurut Kak Ivana, beliau memilih studi di luar negeri karena sebelumnya ia tidak diterima di PTN, jurusan yang diminati tidak ada di PTS, makanya satu-satunya jalan, beliau mencoba ke luar negeri. Beliau mengalami culture shock yang tidak terlalu parah karena seperti kita tahu, Indonesia memiliki kemiripan budaya dengan Malaysia.
Seperti biasa kami istirahat selama 30 menit. Selanjutnya, di sesi VI, bersama Kak Vanesha dan Wynona, mahasiswa ITB, dengan topik arsitek dan di ruang sebelah bersama dengan Kak Maharani yang akan membahas hukum. Pada topik arsitek, kami dijelaskan mata kuliah dan lingkungan belajar di ITB. Hal yang menarik dari Kak Vanesha adalah beliau ditunjuk menjadi perancang istana kepresidenan di IKN.
Selanjutnya, sesi yang paling mematikan kalua kita mendengar kata “kedokteran”. Readers pasti membayangkan kuliah di kedokteran itu susah, lama, dan mahal. Tentu tidak!. Ada banyak hal yang menarik dari dr. Yunita. Saat SMA, nilai beliau sangat bagus dan jadi murid kesayangan Bu Puspita dan beliau mengakui lemah di Matematika dan Fisika. Beliau sangat rajin ke ruang guru bertanya soal fisika kepada Pak Gentur. Beliau bersama dua temannya sering belajar bareng di rumah Pak Lucky dan disuguhi Indomie oleh istri Pak Lucky karena saat PH dan TO beliau sering remedial. Puji Tuhan, dari kedokteran Universitas Padjajaran, beliau melanjutkan pendidikannya di Glasgow, Inggris dengan subjurusan Imunologi. Berita baik yang kita nantikan adalah beliau akan datang ke Jakarta pada Januari mendatang.
Setelah jam makan siang. di sesi terakhir ini, bersama dengan Ko Robin Chandra, kami diajak untuk mengenal analisis data Ko Robin sering dibicarakan Pak Lucky saat pelajaran Matematika Minat. Saat lihat secara langsung, beliau benar-benar mencerminkan sosok orang hebat dan sukses.
Semua rangkaian kegiatan dua hari ini ditutup dengan refleksi yang dibawakan oleh Pendeta Ayuningtyas. Memilih profesi sebagai pendeta bukan berarti masa depannya tidak cerah atau nanti gajinya kecil, tapi disitulah jiwa pelayanan kita diuji. Kami belajar memahami pekerjaan dari persepsi Kristiani dan setiap orang dipersiapkan menyelesaikan perkara-perkara kecil dan besar.
Event ini sangat seru dan menarik. Berbeda dengan Edufair, kita bisa melangkah lebih jauh dan keraguan berkurang. Nantinya, dari sebanyak bakat dan minat kita, bidang utama fokus kuliah dan di dunia pekerjaan kan hanya satu. Semoga ke depannya, pelaksanaan career day mendatangkan beragam narasumber dari luar SMAK 3 dan Penabur agar bisa membuat perbandingan dari sharing mereka.
Sampai jumpa di kegiatan SMAK 3 selanjutnya. Ikuti keseruan kami ya!
(Mario Gregorius, XII IPA)
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur