Kajian Flexing Melalui Kacamata Sosiologi Karya : KEIRA RENATA TIURMA SMAK 3 PENABUR Jakarta

Berita BPK PENABUR Jakarta - 16 October 2023

Flexing, perilaku seseorang yang memamerkan atau menunjukkan kekayaan atau kemewahan miliknya, baik secara langsung maupun melalui media sosial. Flexing bukan hanya perilaku seseorang yang menggunakan barang mewah atau menjalani kehidupan yang glamor, flexing ditekankan pada memamerkan. Kata ini krusial, karena sudah terdapat banyak kasus dimana beberapa orang melakukan flexing menggunakan barang yang bukan milik mereka, terkadang merupakan barang sewaan maupun curian. Hal ini dapat kita artikan bahwa seseorang berusaha keras atau menaruh effort untuk dapat melakukan flexing

 

Masyarakat Indonesia sendiri pun merupakan contoh masyarakat yang senang dengan konten yang berisi kegiatan flexing. Hal inilah yang mendukung semakin maraknya tren flexing didalam masyarakat, dilihat dari sisi content creator yang mendapat jaminan bahwa peminatnya akan banyak, dan dari sisi lainnya, yaitu dunia nyata sekitar kita,  flexing menjadi sebuah tanda yang menunjukkan status ekonomi seseorang, khususnya mereka pada pandangan komunitas mereka.

 

Melalui hal tersebut saya ingin mengkaji mengapa banyak orang melakukan flexing dengan 2 teori, yaitu teori looking-glass self dari C.H Cooley dan teori dramaturgy dari Erving Goffman. Pertama, akan saya mulai dengan teori looking-glass self, teori ini merupakan pandangan Cooley yang melihat analogi antara pembentukan diri seseorang dengan perilaku orang yang bercermin (Sunarto, 2000:25). Looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Tahap pertama yaitu imajinasi tentang bagaimana seseorang tampil di hadapan pihak lain. Pada kasus flexing kita dapat melihat ini sebagai cara mereka menunjukkan kemewahan mereka. Bisa dari menggunakan barang branded, memiliki atau mengendarai mobil sport seperti Ferrari atau Mustang, memiliki rumah yang luas, memiliki kendang harimau dsb. Terkhusus di Indonesia pula, ada banyak influencer dan artis yang memusatkan konten mereka dalam memamerkan kekayaan mereka. Berlanjut, tahap kedua adalah imajinasi tentang bagaimana orang lain menilai penampilan tersebut. Pada sebagian besar kasus, perilaku flexing oleh seseorang didukung oleh tahap kedua ini. Karena melalui penampilannya pada tahap pertama, mereka akan menginginkan orang untuk menilai mereka sebagai orang yang terpandang dan memiliki status ekonomi yang lebih tinggi dari para penonton. Sering terjadi juga dimana orang-orang mengakui mereka hanya dengan harta kekayaan tadi. Lalu melalui kedua imajinasi tersebut, kita berlanjut pada tahap ketiga yaitu reaksi emosional terhadap penilaian pihak lain. Pada flexing terdapat dua reaksi, yaitu “suka” atau caci maki. Akan ada orang yang senang dengan konten mereka dengan alasan “menghibur kemiskinanku” dengan konteks candaan positif atau mereka juga pikir menyenangkan melihat orang pamer kekayaan, hal ini biasanya berakhir dengan sang influencer menjadi meme. Lalu ada caci maki, caci maki ini berisi orang-orang dengan perasaan iri dengki akan harta kekayaan orang lain dan biasanya akan berisi komentar kebencian seperti “gw paling males nonton yg konten nya begini”. Berlanjut pada tahap ketiga kita dapat melihat keberlajutan sang influencer setelah mendapat komentar-komentar tadi. Mereka bisa saja berhenti membuat konten, melanjutkan flexing bahkan dengan skala yang lebih besar, atau bisa juga dalam beberapa kasus mereka tertangkap bahwa menggunakan barang palsu ataupun barang sewaan, dan di Indonesia, kasus seperti itu akan menambah ke-viral-an mereka. Sehingga nama mereka menjadi lebih besar karena diundang ke acara TV nasional yang membahas gossip.

 

Teori kedua yang saya kaitkan adalah teori dramaturgy oleh Erving Goffman, sebagai salah satu bagian dari teori interaksionisme simbolik, dramaturgy menggambarkan kita sebagai aktor yang sedang berperan pada teater, istilah aktor ini mengacu pada kita yang memiliki perilaku yang berbeda dalam setiap situasi tergantung pada dengan siapa kita berinteraksi. (Sunarto,2000:235) Ada dua peran umum yang dimainkan oleh tiap individu, yaitu front stage dan back stage. Melalui teori ini saya melihat front stage (penampilan yang kita buat sehingga dapat memberi impresi yang baik pada orang-orang) orang yang melakukan flexing sebagai orang yang ingin menunjukkan diri mereka di depan audience sebagai seorang yang hebat dan pastinya kaya raya. Namun saya berpikir, bagaimana dengan kehidupan backstage mereka? Backstage sendiri merupakan sisi diri kita yang ditujukan pada orang yang lebih dekat. Saya pikir bisa saja mereka sebenarnya bukan orang yang senang pamer, namun mereka butuh perasaan bahwa mereka lebih tinggi dari orang agar tidak diremehkan di dunia luar. Dimana hal ini bisa saja dipicu oleh pengalaman tidak menyenangkan pada masa lalunya.

 

Akhir kata, menurut saya pribadi, flexing bukanlah suatu masalah. Bagaimanapun kegiatan flexing melalui sosial media dapat dinikmati maupun tidak dinikmati seorang tergantung preferensi konten individual. Melalui sisi lain, flexing mungkin juga satu-satunya jalan yang dapat dipikirkan oleh seseorang untuk menggapai image yang mereka inginkan, yaitu image orang terpandang yang untouchable, baik hal itu untuk membantu dia meraup keuntungan (jika sebagai content creator), maupun agar Ia dapat merasa diterima di dalam masyarakat, karena bisa saja dia merasa setidaknya dengan flexing banyak orang yang memperhatikan dia.  Reaksi yang kita berikan akan mempengaruhi budaya flexing dan segala keputusan yang diambil oleh influencer kedepannya, karena mereka sebagai aktor masing-masing tentunya memiliki reaksi audience yang mereka dambakan.

 

Karya : KEIRA RENATA TIURMA SMAK 3 PENABUR Jakarta

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita BPK PENABUR Jakarta - 08 March 2024
Tim Basket Putri SMAK 3 PENABUR Jakarta Raih Peri...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 12 March 2024
SMAK 3 PENABUR Jakarta Mengucapkan Selamat Menuna...
SMAK 3 PENABUR Jakarta Mengucapkan Selamat Menuna...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 11 March 2024
Selamat Hari Raya Nyepi 2024 Tahun Baru Saka 1946
Selamat Hari Raya Nyepi 2024 Tahun Baru Saka 1946
Berita BPK PENABUR Jakarta - 07 March 2024
Suasana Hangat Tanpa Perundungan: Kisah Sukses SM...
Suasana Hangat Tanpa Perundungan: Kisah Sukses SM...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 26 February 2024
Perayaan Chinese New Year di SMAK 3 PENABUR Jakar...
Perayaan Chinese New Year di SMAK 3 PENABUR Jakar...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 01 December 2023
Hari AIDS Sedunia 2023: Melangkah Bersama untuk M...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 28 November 2023
PENILAIAN PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCALI...
PENILAIAN PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCAL...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 25 November 2023
Selamat Hari Guru 25 November 2023
Selamat Hari Guru 25 November 2023
Berita BPK PENABUR Jakarta - 22 November 2023
SMAK 3 PENABUR Jakarta Gelar Penilaian Akhir Seme...
SMAK 3 PENABUR Jakarta Gelar Penilaian Akhir Seme...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 16 November 2023
Penyuluhan Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempua...
Penyuluhan Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempua...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 08 December 2022
YOUR CHOICE SHAPES YOUR FUTURE : EDUFAIR SMAK 3 P...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 10 July 2023
Sembilan Siswa SMAK PENABUR Jakarta Penerima BIM ...
Tujuh Siswa SMAK PENABUR Jakarta Penerima BIM Ber...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 11 July 2023
Yay!! Senangnya Kembali ke Sekolah
Pastinya menyenangkan tiga minggu berlibur bersam...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 03 July 2023
Prestasi Gemilang Siswa SMAK 3 PENABUR Jakarta: B...
Jakarta - SMAK 3 PENABUR Jakarta sekali lagi m...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 14 July 2023
SMAK 3 PENABUR Jakarta Menggelar Masa Pengenalan ...
PLS Hari Pertama Jakarta - SMAK 3 PENABUR Jakart...
Berita Lainnya - 15 October 2021
Testimoni Bina Iman Kelas XI
Berita Lainnya - 15 October 2021
Bina Iman Siswa kelas XI SMAK 3 PENABUR Jakarta
Ulasan kegiatan Bina Iman yang diikuti oleh siswa...
Berita Lainnya - 21 October 2021
Bina Iman Siswa Kelas XI 2021
ringkasan kegiatan Bina Iman Siswa kelas XI
Berita Lainnya - 11 September 2021
Webinar Edufair : Keterbatasan adalah Pencipta Pe...
Ulasan webinar dengan judul "Peluang Meraih Beasi...
Berita Lainnya - 10 September 2021
Pengenalan Diri adalah Kunci dalam Memilih Jurusan
Ulasan singkat dari webinar yang berjudul "Piliha...
Berita Lainnya - 19 July 2021
Kegiatan PLS Tahun Pelajaran 2021-2022
Berita Lainnya - 16 August 2021
Sesi PKBN2K "Kejujuran"
Ulasan tentang sesi PKBN2K yang dilakukan pada ha...
Berita Lainnya - 17 February 2021
Valentine dan Nilai-nilai Kristiani
Berita Lainnya - 17 March 2021
Webinar bersama komisi 1 DPR RI
Berita Lainnya - 03 April 2021
KUNJUNGAN PANTI ASUHAN ASIH LESTARI
PEDULI SOSIAL

Choose Your School

GO