Sekolah Kristen BPK PENABUR Terbaik & Favorit di Jakarta

Guruku Inspirasiku

BEST Kids Story - 22 November 2021

Guruku Inspirasiku

Read More
Sekolah Kristen BPK PENABUR Terbaik & Favorit di Jakarta

Cerita Sharon #GurukuInspirasiku

BEST Kids Story - 24 November 2021

Cerita Sharon #GurukuInspirasiku

Read More
Sekolah Kristen BPK PENABUR Terbaik & Favorit di Jakarta

#GurukuInspirasiku Karya Rut

BEST Kids Story - 26 November 2021

#GurukuInspirasiku Karya Rut

Read More

Diskusi Mengajarkanku Hal Baru

BEST Teens Story - 05 October 2022

 

Hari itu adalah hari Selasa. Pelajaran Fisika di kelas kami baru saja berakhir. Setelah ini, pelajaran PPKN akan dilakukan selama 1 jam. Bu Guru yang mengajar kami pun datang. Beliau membuka pintu dan masuk ke dalam kelas. Ketua kelas kami kemudian memimpin pemberian salam. Setelah itu, Bu Guru memberi kami tugas kelompok, yaitu membuat naskah sosiodrama.

 

Kami langsung membentuk kelompok masing-masing. Kelompokku menjadi yang pertama mengajukan diri untuk mendaftar nama anggota. Kelompokku terdiri atas aku, Henoch, dan 5 teman lainnya, yaitu Albern, Dicko, Diego, Samuel, dan Kevin. Lalu, setiap kelompok diminta untuk memilih ketua kelompoknya masing-masing. Aku terpilih menjadi ketua dari kelompokku.

 

Seusai itu, ketua dari setiap kelompok diminta agar maju untuk memilih sila Pancasila yang dijadikan topik dari naskah sosiodrama yang akan didiskusikan. Kami pun bermain Hompimpa. Siapa yang menang, kelompoknya dapat memilih sila Pancasila yang diinginkan. Aku memilih sila ketiga untuk kelompokku. Awalnya ada yang tidak setuju, tetapi setelah aku koordinasikan kembali dengan teman-teman, semua akhirnya sepakat akan keputusan ini.

Diego  : “Kamu kenapa pilih sila ketiga sih, Noch?”

Albern : “Ya elah, harusnya kamu pilih sila keempat, Noch!”

Diego  : “Kalau sila keempat kan gampang, kita tinggal bikin dialog seperti musyawarah.”

Aku      : “Tapi kalau sila keempat kan dialognya jadi lumayan panjang, karena musyawarah. Kalau

                musyawarah atau diskusi kan banyak ngomong.”

Diego  : “Ya iya sih..”

Aku      : “Makanya aku pilih sila ketiga. Kalau sila ketiga kan ga terlalu panjang dialognya, lagipula

               pilihan topiknya lumayan banyak. Kita bisa pilih tema “Cinta Produk Lokal” atau tentang

               menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Samuel : “Udah, udah yuk! Kita langsung kerjain aja. Waktunya nggak banyak, nih!”

 

Kami pun bergegas membuat naskahnya. Langkah pertama yang kami lakukan adalah menentukan judul. Setelah itu, aku berdiskusi dengan teman-teman terkait pemilihan nama tokoh. Awalnya, kami sepakat untuk membuat nama tokoh sendiri. Namun, salah satu temanku mengusul agar nama tokoh yang diperankan sesuai dengan nama pemerannya. Hal ini bertujuan agar pada saat tampil, kami tidak bingung terhadap susunan dialog. Setelah mencapai kata sepakat, kami langsung berdiskusi mengenai pemilihan topik.  Kami pun memilih topik “Cinta Produk Lokal”.  Menurut kami, topik ini penting untuk dibahas dan dapat dengan mudah dibuat dalam bentuk naskah.

 

Selanjutnya, kami mendiskusikan isi dialog yang akan ditampilkan. Kami mulai membuat kalimat-kalimat dialognya satu per satu. Kami mulai membuat dari bagian intro hingga awal bagian inti dari naskah dialog kami. Sayangnya, bel istirahat pun berbunyi. Kami tidak dapat menyelesaikannya pada hari itu. Sehingga, kami harus melanjutkannya di hari lain.

 

Kami pun melanjutkannya pada hari Kamis. Kami berkumpul secara daring melalui google meet untuk melanjutkan diskusi kami terkait isi dialog dari sosiodrama yang akan kami tampilkan. Kami melakukan brainstorming dan bahkan sempat membuat ulang bagian intro dari dialog tersebut setelah mempertimbangkan usulan salah satu teman kami. Setelah beberapa lama diskusi, kami pun berhasil menyelesaikan naskah sosiodrama tersebut. Hasil yang kami dapat berupa naskah sosiodrama yang terdiri atas 5 halaman yang diawali dengan judul, dilengkapi dengan nama tokoh dan disusul dengan dialog.

 

Ternyata, kami kesulitan dalam menghafal dialog yang telah kami buat. Dialog tersebut rupanya terlalu panjang. Kami pun kembali berdiskusi terkait hal ini. Salah satu temanku, Diego, mengusul agar dialog yang kami buat memiliki pola, sehingga dapat dihafal dengan mudah. Namun, aku berpendapat bahwa jika dialog yang dibuat memiliki pola yang dapat terbaca dengan jelas, itu akan menyebabkan dialog tersebut menjadi kaku.

Diego : “Buset, ini mah panjang banget dialognya. Sampai lima halaman begini.”

Aku     :  “Iya, ini sih panjang banget.”

Diego :  “Emang gak ada yang bisa diubah lagi ya?”

Aku     :  “Kayaknya gak ada sih. Ini udah lumayan terfokus sama intinya.”

Albern : “Gila, ini mah panjang banget. Susah lah ngafalinnya!”

Diego  :  “Gimana kalau kita bikin berpola? Misalnya yang pertama ngomong itu aku, terus Kevin,

                terus Albern. Baru nanti balik lagi dari aku, terus Kevin, terus Albern. Sampai nanti gili-

                 ran Dicko masuk. Biar gak susah hafalin urutannya.”

Aku      : “Tapi kalau gitu nanti kelihatan kaku gak? Soalnya itu polanya bisa kebaca dengan jelas.”

Diego   : “Iya sih, takutnya entar malah jadi kaku ya.”

Aku      : “Atau mau coba dulu?”

Diego  : “Yaudah, coba dulu aja.”  

 

Hasilnya, dialog kami terdengar kaku dan berpola. Sehingga, kami tidak jadi menggunakan ide tersebut. Kami pun berpikir keras dalam mencari jalan keluar atas masalah ini.

 

Diego kemudian mengusulkan agar dialog yang tidak penting atau tidak berhubungan dengan topik pembahasan dihilangkan saja. Sehingga, dialog yang ada menjadi lebih pendek dan lebih mudah untuk dihafal. Awalnya, aku tidak setuju dengan ide ini. Terdapat satu bagian dari dialog tersebut yang memang tidak berkaitan dengan topik yang kami pilih. Namun, dialog tersebut awalnya dibuat dengan tujuan agar dialog kami tidak terlalu kaku.

Diego : “Guys, kalau yang bagian ini nggak berhubungan sama topiknya kan?”

Aku     : “Nggak, itu cuma buat selingan aja. Biar nggak terlalu kaku.”

Diego : “Gimana kalau misalnya bagian ini kita hilangin aja? Biar dialognya gak terlalu panjang.”

Albern : “Boleh juga tuh idenya. Biar hafalinnya lebih mudah.”

Kevin  : “Iya. Yang itu gausah.”

Aku      : “Tapi emang gapapa kalau bagian itu dihilangin? Soalnya kan supaya nggak terlalu kaku

                 dialognya. Jadi, menurutku lebih baik gausah dihilangin.”

Diego  : “Tapi kalau misalnya kita tetap masukin bagian yang ini, dialognya jadi terlalu panjang.

                 Ini aja udah lima halaman.”

Aku     :  “Gimana kalau misalnya kalimat-kalimat yang di bagian akhir ini aku perpendek aja?”

Diego  : “ Yaudah coba.”

Ternyata, setelah dicoba tidak berkurang banyak. Dialog itu masih terlihat panjang.

Diego  : “Tuh kan, masih kepanjangan itu dialognya!”

Aku      : “Lah iya ya… Berkurangnya dikit banget!”

Diego  : “Coba nih kalau misalnya bagian yang ini dihapus.”

 

Diego lalu mencoba menghapus bagian tersebut, dan ternyata dialog tersebut terlihat lebih pendek sekarang, dengan tersisa hanya 4 halaman.

Diego  : “Tuh, lebih pendek kan!”

Aku      : “Iya juga ya, jadi lebih pendek dari yang tadi! Akhirnya, ketemu juga solusinya. Terima

                 kasih ya, Diego!”    

 

Alhasil, performa latihan kami menjadi lebih baik. Kami dapat menghafal dengan lebih mudah dari sebelumnya. Setelah mengubah beberapa bagian di sana dan di sini, kami mendapat hasil akhir berupa dialog yang lebih pendek dari sebelumnya. Kami pun pada akhirnya sepakat dengan dialog ini. Akhirnya, naskah sosiodrama kami pun selesai.

 

Sejak saat itu, aku mengerti bahwa dalam kerja kelompok kita harus mau untuk tidak hanya berpendapat, tetapi juga mendengarkan pendapat. Kita harus menerima semua tanggapan, kritikan, dan saran dari setiap anggota kelompok. Dengan mendengarkan dan menerima semua hal tersebut, kita dapat menemukan gagasan atau ide baru. Dengan gagasan atau ide baru tersebut, kita bisa mendapatkan hasil akhir yang lebih baik dari sebelumnya.

 

 

Henoch Matthew Sidabutar - SMPK Penabur Harapan Indah

 

***

Mari bergabung di BPK PENABUR Jakarta https://psbjakarta.bpkpenabur.or.id/ 

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Jakarta

BEST Kids Story - 22 November 2021
Guruku Inspirasiku

Jakarta

BEST Kids Story - 24 November 2021
Cerita Sharon #GurukuInspirasiku
Cerita Sharon #GurukuInspirasiku

Jakarta

BEST Kids Story - 26 November 2021
#GurukuInspirasiku Karya Rut
#GurukuInspirasiku Karya Rut

Jakarta

BEST Kids Story - 29 November 2021
Guruku Inspirasiku (1)
Halo, Aku Nathania. Siswa kelas 4 di SDK 1 PENABU...

Jakarta

BEST Kids Story - 07 December 2021
"Sukacita Natal Sesungguhnya"
Gembala Berskuacita Mendengar Kabar Kelahiran San...

Jakarta

BEST Kids Story - 15 December 2021
Cerita Natal Gevio

Jakarta

BEST Kids Story - 21 December 2021
AKU DAN ANAK SILVER
Jika hari libur sekolah, aku sering diajak pergi ...

Jakarta

BEST Kids Story - 22 December 2021
Maria dan Yusuf Bersama Bayi Yesus di Kandang Dom...
Maria dan Yusuf Bersama Bayi Yesus di Kandang Dom...

Jakarta

BEST Kids Story - 22 December 2021
Puisi Natal : Malam Sukacita
Malam suci, malam kudus malam penuh sukacita Kri...

Jakarta

BEST Kids Story - 23 December 2021
Berbagi dalam Kasih Natal
Berbagi dalam Kasih Natal

Jakarta

BEST Kids Story - 24 December 2021
Komik Natal : Cerita Papa Tentang Makna Natal Ses...

Jakarta

BEST Kids Story - 25 December 2021
ADAKAH NATAL DI HATIMU?
ADAKAH NATAL DI HATIMU?

Jakarta

BEST Kids Story - 24 December 2021
Santa Claus is Coming To Town
Santa Claus is Coming To Town

Jakarta

BEST Kids Story - 25 December 2021
Meriahkan Natal
Meriahkan Natal

Jakarta

BEST Kids Story - 19 January 2022
Tips Semangat Belajar di Tahun yang Baru
Tips Semangat Belajar di Tahun yang Baru

Jakarta

BEST Kids Story - 25 January 2022
Tahun Baru, Semangat Baru : Setelah Mengikuti Vak...

Jakarta

BEST Kids Story - 27 January 2022
Harapan Felicia di Semester yang Baru
Harapan Felicia di Semester yang Baru

Jakarta

BEST Kids Story - 28 January 2022
Harapan Moses Peserta Didik Kelas 4 SDK PENABUR H...
Moses Elian Wen peserta didik SDK PENABUR Harapan...

Jakarta

BEST Kids Story - 28 January 2022
Cerita Sydney Peserta Didik Kelas 6 SDK PENABUR K...
Cerita Sydney Peserta Didik Kelas 6 SDK PENABUR K...

Jakarta

BEST Kids Story - 28 January 2022
Liam Hartono Peserta Didik Kelas 5 SDK PENABUR Ko...
Liam Hartono Peserta Didik Kelas 5 SDK PENABUR Ko...

Jakarta

BEST Kids Story - 31 January 2022
Kreatif di Tahun Baru

Jakarta

BEST Kids Story - 31 January 2022
Apa yang Membuat Amora Peserta Didik Kelas 1 SDK ...
Apa yang Membuat Amora Peserta Didik Kelas 1 SDK ...

Jakarta

BEST Kids Story - 11 February 2022
Arti Keluarga Bagi Ivander Peserta Didik SDK PENA...
Bagi Ivander, peserta didik kelas 2 SDK PENABUR B...

Jakarta

BEST Kids Story - 14 February 2022
Surat Cinta Moselle Irina Peserta Didik SDK PENAB...
Bagi Moselle Irina Cette, peserta didik kelas 2 S...

Jakarta

BEST Kids Story - 18 February 2022
Cara Merayakan Valentine di Masa Pandemi
Cara Merayakan Valentine di Masa Pandemi

Jakarta

BEST Kids Story - 23 February 2022
KADO KAMI

Jakarta

BEST Kids Story - 24 February 2022
Happy Valentine's Day My Teacher
Teruntuk Ibu guruku, terima kasih untuk jasa-jasa...

Jakarta

BEST Kids Story - 15 March 2022
Masih dalam Situasi Pandemi, Jangan Lupa Untuk Te...
Melalui karya posternya, Malcolm Evan Sumantri pe...

Jakarta

BEST Kids Story - 16 March 2022
Cita-Citaku
 Cita-Citaku

Jakarta

BEST Kids Story - 17 March 2022
Cerita Jovanka Adelynne Sianturi Peserta Didik TK...
Teman-teman, aku suka sekali membaca buku cerita....

Jakarta

BEST Kids Story - 21 March 2022
Buku Cerita Madeleine : Doli Si Lumba-Lumba yang ...

Jakarta

BEST Kids Story - 22 March 2022
"Taman Bunga" Karya Lukis Unik dan Kreatif Pesert...
Rae Agathe Saragih, peserta didik TKK 5 PENABUR m...

Jakarta

BEST Kids Story - 22 March 2022
"Earth Laughs in Flowers" Karya Peserta Didik TKK...
Bertemakan Go Green, Naomi Linkho peserta didik T...

Jakarta

BEST Kids Story - 23 March 2022
Senangnya Mengikuti Ekstrakurikuler Menggambar di...
Whitney Kekona Gunawan, peserta didik TKK PENABUR...

Jakarta

BEST Kids Story - 23 March 2022
"Buku" : Puisi Karya Alexander Julio, Peserta Did...
Buku... Kau adalah sumber ilmu Dimana aku belaj...

Jakarta

BEST Kids Story - 24 March 2022
"Go Green" Oleh Sheena Peserta Didik TKK 7 PENAB...

Jakarta

BEST Kids Story - 25 March 2022
Science Project : Future Things For Others
Kaylee Louisa Harter, Peserta Didik TKK 11 PENABU...

Jakarta

BEST Kids Story - 28 March 2022
Karya Lukis Fiona "Disiplin Prokes"
Karya Lukis Fiona "Disiplin Prokes"

Jakarta

BEST Kids Story - 29 March 2022
Ayo Cegah Penularan Covid-19 dengan Mematuhi Prot...
Ayo Cegah Penularan Covid-19 dengan Mematuhi Prot...

Jakarta

BEST Kids Story - 30 March 2022
"Go Green" Enterpreneurship Project Bernadette Gr...
Bernadette Gracelynn, Peserta Didik TKK PENABUR K...

Jakarta

BEST Kids Story - 26 April 2022
Easter Card by Samuel

Jakarta

BEST Kids Story - 26 April 2022
Poster Paskah Karya Harrison Peserta Didik SDK 1 ...
Bulan April 2022 adalah paskah tahun ke 2 yang sa...

Jakarta

BEST Kids Story - 27 April 2022
Poster "Yesus Hidup, Ada Hari Esok"
"Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Krist...

Jakarta

BEST Kids Story - 28 April 2022
Indahnya Suasana Paskah Di Kaki Gunung Potesian
“Angelique…. Angelique…..”, terdengar suara mama ...

Jakarta

BEST Kids Story - 12 July 2022
Aku Tim PTM! Kamu?
Clarisse Feodora Daturante Allokendek, peserta di...

Jakarta

BEST Kids Story - 15 July 2022
Belajar di Sekolah Dulu dan Sekarang

Jakarta

BEST Kids Story - 19 July 2022
Merayakan HUT Ke-72 BPK PENABUR, Peserta Didik BP...
Merayakan HUT Ke-72 BPK PENABUR, Peserta Didik BP...

Jakarta

BEST Kids Story - 25 July 2022
Poster HUT BPK PENABUR KE-72 Karya Kaithlyn, Pese...
Poster HUT BPK PENABUR KE-72 Karya Kaithlyn, Pese...

Jakarta

BEST Kids Story - 28 July 2022
Pengalamanku Bersekolah di SDK PENABUR Bintaro Ja...
Halo teman-teman, namaku Nathanael, peserta didik...

Jakarta

BEST Kids Story - 29 July 2022
Karya Lukis Valerie di HUT BPK PENABUR Ke-72 Tahun
Karya Lukis Valerie di HUT BPK PENABUR Ke-72 Tahun