Kultur Jati Diri Bangsa
WEBSITE CONTENT - 26 January 2024
Oleh :
Bezaleel Prawira (9A) &
Andrea Amoura Kristiawan (8A)
Ada pepatah mengatakan “Tak kenal maka tak sayang”. Pepatah ini tidak hanya dipergunakan untuk mengenal seseorang, tetapi juga pengenalan kita terhadap budaya. Di tengah gempuran budaya asing masuk ke Indonesia, kita sebagai generasi muda alangkah baiknya mengenal terlebih dahulu budaya lokal. Budaya lokal adalah nilai-nilai lokal hasil budidaya masyarakat suatu daerah yang terbentuk secara alami dan diperoleh melalui proses belajar dari waktu ke waktu. (Lumbung Pustaka UNY)
Indonesia adalah negara yang memiliki banyak kebudayaan lokal yang unik dan beragam. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah menentukan sejumlah 1728 Warisan Budaya Takbenda (WBTb). Kebudayaan sendiri terdiri dari berbagai unsur antara lain bahasa, sistem peralatan/teknologi, sistem mata pencaharian, sistem pengetahuan, sistem kekerabatan/organisasi sosial, sistem religi, dan kesenian. Unsur-unsur tersebut menjadi satu kesatuan, menciptakan suatu keunikan di Indonesia. Keunikan tersebut memberikan ciri khas tertentu terhadap negara Indonesia.
Sayangnya, keunikan tersebut tidak dibarengi dengan pengenalan generasi muda terhadap budaya lokal. Ada berbagai alasan, antara lain orang tua yang mulai tidak mengenalkan budaya lokal, budaya luar yang dianggapnya lebih menarik, kurangnya kemampuan menyaring budaya yang sebenarnya tidak tepat diterapkan pada budaya lokal. Di samping itu, ketidakpedulian remaja terhadap kelestarian budaya lokal. Padahal, budaya lokal merupakan alat yang dapat memperkuat identitas bangsa. Identitas bangsa adalah sebuah sketsa kebangsaan yang tidak pernah sama dengan bangsa lain. Identitas bangsa dianggap begitu penting karena dapat menciptakan persatuan, keseimbangan sosial, dan berperan pada rasa nasionalisme masyarakat Indonesia.
Karena pentingnya identitas bangsa, kita sebagai masyarakat Indonesia harus memperkuat budaya lokal. Lantas bagaimana cara memperkuat budaya lokal? Masyarakat pada dasarnya harus mencintai kebudayaan lokal terlebih dahulu. Jika masyarakat sudah cinta dengan kebudayaan lokal, kita dapat melakukan banyak hal, seperti mempelajari kesenian daerah, mengadakan pameran budaya, pagelaran budaya, dan kegiatan lain yang dapat menumbuhkan rasa cinta masyarakat terhadap budaya lokal. Untuk dapat menumbuhkan rasa cinta tersebut, yang pertama pengenalan budaya lokal sedini mungkin dengan cara mengajarkan secara turun temurun dan memasukkan pelajaran tentang kebudayaan di sekolah.
Saat ini BPK PENABUR Jakarta sudah turut serta menumbuhkan rasa cinta dan melestarikan kebudayaan lokal dengan memasukkan pelajaran yang berkaitan dengan kebudayaan lokal, seperti pelajaran bahasa daerah dan kesenian yang dapat dipilih oleh siswa/i sesuai bakat minat. Pelajaran tersebut antara lain seni tari, seni rupa, drama, vokal, dan musik. Siswa-siswi SMPK PENABUR saat ini sudah mulai mengenal kebudayaan lokal di daerah mereka bersekolah. Contohnya siswa-siswi yang bersekolah di wilayah Jawa Barat mempelajari budaya Sunda.
Selain itu, BPK PENABUR Jakarta juga rutin mengadakan kegiatan bulan bahasa yang diadakan setiap tahun. Kegiatan ini dapat meningkatkan kerja sama antarsuku, kreativitas, dan rasa nasionalisme. Untuk lebih menambah rasa cinta terhadap budaya lokal, BPK PENABUR Jakarta juga sering mengadakan event dan seminar yang dapat menambahkan pengetahuan terhadap budaya lokal Indonesia. Contohnya, di berbagai sekolah dalam lingkup BPK PENABUR mengadakan Indonesia Culture Day dan berbagai kegiatan yang menumbuhkan rasa cinta budaya lokal. Harapannya, hal ini tentu dapat menumbuhkan rasa cinta budaya lokal di kalangan pelajar BPK PENABUR Jakarta.
Oleh karena begitu pentingnya kebudayaan lokal bagi identitas bangsa, mari kita mencintai dan menjunjung tinggi kebudayaan lokal agar identitas bangsa tetap lestari dan abadi selamanya. Hidup BPK PENABUR! Hidup kebudayaan lokal!
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur