Transformasi Pembelajaran: Computational Thinking Jadi Jalan Sukses Siswa di SMAK PENABUR Summarecon Bekasi
Berita Lainnya - 12 September 2024
Computational Thinking (CT) atau berpikir komputasional adalah pendekatan pemecahan masalah yang melibatkan konsep-konsep seperti dekomposisi, abstraksi, algoritma, dan pemikiran logis. Materi ini diperkenalkan di kurikulum SMA di Indonesia seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan akan literasi digital yang semakin mendesak.
Sejarah Penerapan Computational Thinking di Indonesia
-
Pengaruh Global dan Kebijakan Pendidikan: Pada awalnya, konsep CT berkembang di negara-negara maju sebagai bagian dari literasi digital dasar. Di Indonesia, pemikiran untuk memasukkan CT ke dalam kurikulum sekolah muncul sekitar pertengahan tahun 2010-an, bersamaan dengan upaya global dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0. Pemerintah Indonesia, melalui Kemendikbud, mulai merumuskan kebijakan untuk meningkatkan kemampuan literasi digital dan teknologi di kalangan siswa sekolah menengah.
-
Kurikulum 2013 dan Penyelarasan: Pada tahun 2013, Indonesia meluncurkan Kurikulum 2013 (K13) yang menekankan pada penguatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, yang merupakan landasan CT. Walaupun belum diimplementasikan secara eksplisit sebagai mata pelajaran, prinsip-prinsip CT mulai diintegrasikan ke dalam beberapa mata pelajaran seperti Matematika, Informatika, dan Sains.
-
Integrasi dalam Kurikulum Merdeka: Dengan diperkenalkannya Kurikulum Merdeka pada tahun 2022, materi CT mulai mendapatkan porsi yang lebih jelas. Kurikulum ini memberikan keleluasaan kepada sekolah dalam merancang pembelajaran berbasis proyek dan pemecahan masalah, yang sangat sejalan dengan konsep CT.
Proyek penguatan profil pelajar pancasila
Penggunaan Computational Thinking di Kehidupan Sehari-hari di SMA KRISTEN PENABUR Summarecon Bekasi
Di SMAK PENABUR Summarecon Bekasi, praktik penerapan CT dalam pembelajaran dapat terlihat dan berpengaruh pada kegiatan sehari-hari siswa. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana CT diterapkan:
-
Penyelesaian Masalah dalam Proyek Belajar: Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa dituntut untuk mengidentifikasi masalah, memecah masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil (dekomposisi), dan merancang solusi dengan langkah-langkah sistematis (algoritma). Misalnya, dalam proyek pembuatan aplikasi sederhana atau website sekolah, siswa harus merencanakan langkah-langkah pengembangan dari desain hingga implementasi.
Salah satu aktivitas pelajaran Informatika
-
Manajemen Waktu dan Tugas: Dalam kegiatan akademik dan non-akademik, siswa sering kali dihadapkan dengan tugas yang kompleks dan memerlukan prioritas. Dengan CT, siswa belajar membuat skema kerja yang efektif, misalnya dengan mengatur urutan tugas dari yang paling mendesak hingga yang dapat diselesaikan di kemudian hari.
-
Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran: Penggunaan teknologi seperti coding dan aplikasi berbasis simulasi juga merupakan bagian dari penerapan CT di sekolah. Misalnya, dalam mata pelajaran informatika, siswa belajar membuat program sederhana yang melatih mereka berpikir dalam struktur logis dan urutan perintah. Pemanfaatan teknologi dalam membantu kolaborasi juga tidak ketinggalan. Siswa SMAK PENABUR Summarecon Bekasi terbiasa menggunakan aplikasi/ program komputer yang memungkinkan berkolaborasi secara online dengan teman secara kelompok. Penggunaan Google apps seperti (google docs/ slide), Figma ataupun Canva sudah menjadi pengetahuan dasar bagi siswa.
-
Pembiasaan Berpikir Kritis dalam Mata Pelajaran: Dalam mata pelajaran seperti Matematika, Fisika, dan Kimia, CT membantu siswa memahami konsep-konsep abstrak melalui model pemikiran berbasis algoritma dan simulasi. Misalnya, untuk memahami pergerakan partikel, siswa dapat menggunakan aplikasi yang menampilkan simulasi berdasarkan algoritma fisika dasar.
Penerapan materi Computational Thinking di SMA KRISTEN PENABUR Summarecon Bekasi menunjukkan bahwa konsep ini bukan hanya relevan di kelas informatika tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari siswa. Melalui CT, siswa dilatih untuk berpikir secara logis, sistematis, dan kreatif, sehingga mampu menghadapi tantangan baik dalam pembelajaran maupun kehidupan nyata dengan lebih baik. Implementasi ini sejalan dengan visi pendidikan masa depan yang tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik tetapi juga pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. (MT)
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur