Sepucuk Surat untuk Ibu
Berita Lainnya - 22 December 2020
Ibu, perkenankanlah aku mengungkapkan isi hatiku ;
Ibu, engkau adalah wanita utama dalam hidupku yang hadir selayaknya mata pelajaran yang yang ku-ilhami di sekolah.
Ibu adalah gambaran Bunda penuh karunia dalam hidupku. Ibu diutus Tuhan sebagai rekan hidup yang setia mengiringi langkahku, mencurahkan kasih yang dalam serta mengajakku untuk melihat betapa indah kasihNya. Ibu menanamkan hukum cinta kasih Allah yang membuatku menyadari makna mengasihi sesama ciptaanNya.
Ibu, layaknya pengetahuan yang ku dapat saat mempelajari PKN . Ibu mengajariku arti kehidupan sosial, mengenalkanku kepada kebaikan dari norma dalam kehidupan. Ibu adalah lambang kebijaksanaan yang tidak pernah menyampaikan teori kehidupan tanpa bukti nyata, ia memupuk sikap yang beradab dalam bertindak dan bertutur.
Ibu adalah bahasa kehidupan yang tidak hanya sekedar mengisyaratkan cinta kasih secara simbolis karena ucapan yang terungkap dari lubuk hatinya bukanlah suatu majas hiperbola. Ia mengalirkan bahasa kasih yang mampu membinaku dalam tiap langkah kehidupanku.
Ibu senantiasa bersama di tiap kuadran hidupku. Tidak peduli di mana letak titik koordinat hidupku, entah di titik terendah atau di titik puncak, ibu selalu menggenggam erat tanganku di tiap rotasi jalan hidupku.
Ibu merupakan buku sejarah dalam hidupku, tempat riwayat masa lampauku terukir, rekam jejak perjuangannya yang tanpa kenal lelah mendidik dan membesarkanku pun takkan pernah hilang oleh waktu .
Ibu senantiasa bekerja keras memenuhi kebutuhan hidupku. Ibu tidak pernah memperhitungkan harga jerih payahnya dan mengeluh ketika ia kesulitan. Ibu selalu menempatkanku diposisi prioritas kebutuhan hidupnya.
Ibu membesarkanku tanpa menuliskan transaksi pengeluaran yang kuakibatkan dari padanya dengan kasbon . Ia tidak pernah memperhitungkan kerugian yang kuperbuat seiring aku beranjak dewasa, karena baginya aku adalah harta yang tak ternilai.
Ibu adalah peta dan kompas penunjuk arah hidupku. Ketika aku kehilangan arah, tersesat di jalan berliku, ia senantiasa memberikanku petunjuk untukku kembali ke jalan yang benar . Ibu seperti flood detector yang mengirimkan sinyal kepadaku ketika gemuruh air bersiap untuk menghantamku.
Cinta ibu bergetar dalam sanubariku seperti gelombang elektromagnetik yang tidak memerlukan perantara. Sekalipun hatiku hampa, kasihnya tetap merambat seperti kecepatan cahaya sampai ke dasar hatiku.
Ibu adalah proton yang mengisi naluriku. Ia tidak akan pernah hilang dalam diriku. Ibu akan selalu berada di inti sel kehidupanku. Belas kasih nya takkan pernah ter-eksitasi, sekalipun aku berbuat kesalahan yang menyakiti hatinya.
Ibu adalah tulang kehidupanku. Ia menopang dan melindungi hati serta jiwaku yang terkadang goyah dan rapuh. Ia membuatku kokoh ketika terendap laraku.
Cinta dan kasihnya kepadaku tidak semata ilusi optik . Pengabdian seorang Ibu bukanlah suatu rekayasa, karena ia adalah segala karya nyata yang Tuhan percayakan untuk menjagaku di tengah kerasnya kehidupan.
Ibu adalah suara yang bergema di relung hatiku dan ber-vibrasi ketika aku sendiri, terjatuh, dan tak mampu menghadapi persoalan hidup. Ia seperti alunan musik yang menenangkan pikiranku. Ibu adalah lukisan terindah yang terukir dalam semesta.
Maafkan aku, Ibu. Seringkali aku terlambat menyadari betapa berharganya diriku bagimu. Terima kasih atas kehadiranmu yang takkan pernah tergantikan di dalam kehidupanku.
Ibu, aku menyayangimu.
(Desy Nicola)
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur