Happy Sunday ASB - 2 Februari 2025
Berita Lainnya - 02 February 2025
Ayat Nats :
Galatia 6 : 2 “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu ! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.”
Sepanjang tahun 2024, Indonesia bahkan dunia menghadapi berbagai tantangan yang kompleks dan beragam. Di antaranya kondisi perekonomian global yang belum sepenuhnya pulih dari dampak covid-19. Pandemi adalah sebuah peristiswa yang sangat luar biasa karena dampaknya yang sangat luas dan mendalam di berbagai aspek kehidupan kita. Pandemi covid-19 memiliki skala penyebaran global, menimbulkan krisis kesehatan global yang tidak pernah terjadi sebelumnya, dan memicu resesi ekonomi.
Hidup di dalam krisis memang tidak mudah dan sama sekali tidak enak. Namun, di mata para dokter, keadaan kritis itu belum tentu buruk. Pasien yang baru selesai dioperasi, misalnya, memang biasanya berada dalam suatu keadaan kritis selama beberapa waktu tertentu. Jika keadaan kritis ini bisa di atasi dan terlewati, maka keadaan pasien tersebut justru akan menjadi lebih baik daripada sebelum pasien tersebut memasuki masa kritis itu atau bahkan sebelum pasien tersebut menjalani operasi.
Jadi masa kritis, sebaiknya tidak perlu ditanggapi sebagai sesuatu yang buruk. Memang masa kritis bisa memburuk, tetapi kalau kita mampu bertahan dan melewatinya, atau bahkan mampu mengatasi saat-saat kritis ini, yakinlah bahwa kita akan berada dalam keadaan yang lebih baik. Kita juga harus yakin bahwa pada suatu saat, entah kapan dan bagaimana caranya, krisis yang menimpa masyarakat, bangsa dan dunia ini akan berakhir.
Tantangan juga ada dalam setiap keluarga dimana hubungan orang-orang dalam keluarga penuh dengan dinamika. Sebagai contoh : hubungan orang tua dengan anaknya yang beranjak remaja. Di usia remaja, hal yang mencolok dan wajar adalah rasa butuh-terhisap dan konformitas. Konformitas adalah kecenderungan untuk menyamakan diri dengan kelompoknya (misalnya : model potongan rambut, mode pakaian, sepatu, tas, make up, Bahasa gaul, dll). Konformitas timbul karena kebutuhan untuk merasa terhisap kepada kelompoknya. Sedikit demi sedikit remaja mulai melepaskan diri dari pengaruh otoritas orang tuanya karena remaja ingin bebas, ingin berdiri sendiri, dan ingin memiliki pandangannya sendiri. Kemudian sebagai gantinya, remaja mulai mencari bentuk-bentuk hubungan yang baru di luar keluarga. Pada tahap ini, orang-orang itu adalah teman-teman di sekolahnya, dll. Untuk membuka hubungan yang baru itu, remaja merasa perlu menyamakan diri dengan teman-temannya supaya dapat diterima oleh mereka.
Keinginan remaja ini bisa menimbulkan masalah (kejengkelan, salah paham, dll) dan dapat berdampak negative jika tidak terarah dan terkendali. Remaja menganggap orang tua terlalu mau berkuasa dan banyak mengatur. Sebaliknya, orang tua menganggap anak remajanya keras kepala dan susah diatur.
Untuk menyelesaikan hal ini, kedua belah pihak perlu duduk bersama, berbicara dengan tenang dari hati ke hati, belajar menjadi pendengar yang baik, dan mau memahami jalan pikiran masing-masing. Orang tua perlu memahami bahwa keinginan untuk bebas dan berdiri sendiri adalah bagian dari pertumbuhan remaja. Remaja tidak akan pernah menjadi dewasa selama ia masih bergantung pada pikiran orang tuanya dalam banyak hal. Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada remajanya untuk belajar mengambil keputusan sendiri dan mempunyai pendapat sendiri. Orang tua perlu belajar mendengarkan dan menghargai pikiran anak remajanya.
Tetapi di lain pihak, harap remaja maklum, bahwa pikiran Anda yang masih remaja itu keluar dari kepala yang belum banyak pengalamannya. Memang remaja sudah menganalisa suatu masalah secara logis tetapi dengan tingkat kognitif dan pengalaman Anda yang sekarang, Anda kurang bisa membuat perhitungan implikasi dan konsekuensinya. Oleh karena itu pikiran remaja perlu diimbangi dengan pikiran orang tua Anda.
Sebagai seorang remaja dengan rasa butuh-terhisap dan konformitas sebaiknya perlu berhati-hati dan jangan mengorbankan kepribadian Anda hanya karena Anda ingin diterima, terhisap, dan ingin menjadi seperti mereka. Anda sekarang sedang mempunyai proyek besar yang sangat penting yaitu Anda sedang membangun masa depan Anda sendiri. Apa hubungannya masa depan dengan teman-teman Anda sekarang ? Erat sekali. Keterhisapan Anda dengan teman-teman Anda bisa memperkuat proyek pembangunan masa depan itu. Atau sebaliknya bisa merusakkan atau memperlemah. Teman-teman berfungsi sebagai teladan peran (role model) yang positif atau yang negatif. Teladan peran atau pengaruh yang sekarang Anda terima itu akan mewarnai masa depan Anda. Karena masa depan bukanlah apa yang akan Anda hadapi nanti, melainkan apa yang sedang Anda ciptakan dan bangun sekarang.
Akhir kata, biarlah krisis (permasalahan) yang kita hadapi dapat menjadikan kita sebagai keluarga yang semakin harmonis, bersatu, sepakat, dan saling menopang. Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu ! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.”, demikianlah nasehat Rasul Paulus bagi kita semua. Tuhan Yesus Kristus memberkati.
Martini, S.Pd.Si.
(Guru Kimia ASB)
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur