Caring Moment: Membantu Orang Lain Membuat Kita Bahagia
Berita Lainnya - 03 March 2023
image source: kompas.com
Penulis: Alinka Varillie
Siapa yang merasa tidak bahagia jika kita sedang membantu orang lain?
Tentu saja tidak ada, asal kita membantu dengan penuh ketulusan dan tanpa disuruh oleh orang lain. Rasa bahagia dan senang itulah yang membuat kita terus-terusan ingin membantu sesama. Hal ini yang saya rasakan secara nyata dan mungkin orang di luar sana juga merasakan hal yang sama.
Dari kecil saya selalu dididik oleh orang tua saya dari hal kecil. Berterima kasih, menawarkan makan jika ada orang di sekitar kita, menyapa jika oma dan akung datang ke rumah. Dan itulah hal terindah dari bagian kecil hidup saya. Ajaran-ajaran sederhana yang membawa saya dan kita menjadi dewasa.
Suatu hari, ketika saya sedang baru saja selesai bermain badminton, saya melihat seorang laki-laki yang sudah cukup tua. Saya memanggilnya dengan sebutan om. Om yang satu ini tampak kesusahan memindahkan tumpukan kursi yang harus dirapikan untuk para penonton. Karena setelah saya latihan, akan dilaksanakan turnamen antara atlet junior Kota Bekasi dengan Kota Bandung. Lekas saya membantu om tersebut. Saya berkata pada beliau, “Hai om, sini om aku bantu angkat kursinya.” Seketika beliau tersenyum, dan disitulah rasa bahagia yang tak terbendung muncul di hati saya. Betapa senangnya melihat senyum dari seseorang yang telah saya bantu. Saat om itu tersenyum, aku pun ikut tersenyum.
Lain waktu ketika saya sedang berada di Singapore. Di Singapore umum sekali jika nenek-nenek dan kakek-kakek bekerja menjadi office boy. Mereka biasa dipanggil ayi untuk seorang nenek dan uncle untuk seorang kakek. Dalam lubuk hati yang terdalam, iba rasanya melihat mereka masih harus bekerja walau tampaknya untuk jalan pun mereka sudah susah. Tetapi mungkin itulah konsekuensi tinggal di negara yang sudah maju, karena rata-rata anak mudanya akan bekerja setinggi mungkin dengan profesi-profesi yang hebat. Balik ketika saya sedang berada di sebuah kantin makan di Singapura, keadaan begitu ramai dengan pembeli. Setelah mencari-cari meja yang kosong, kami akhirnya menemukan sebuah meja di pojok kanan kantin. Tepatnya keadaan meja itu masih berantakan dengan bekas makanan yang tersisa dan belum terbuang. Lalu dengan cepat seorang ayi membawa alat pemberih dan lap meja serta sebuah nampan. Dengan rasa tidak tega yang muncul begitu saja di dalam hati, saya langsung berbicara dengan ayi tersebut agar biar saya saja yang membuang semua sisa bungkusan makanan tersebut ke tempat sampah. Segera lekas saya membuangnya dan langsung berbalik ke meja kami tadi. Melihat ayi tersebut mengelap meja pun rasanya sangat kasihan. Karena mama, papa,dan kakak sedang memesan makanan, akhirnya saya bilang ke ayi tersebut, agar biar saya saja yang membantunya mengelap meja tersebut. Setelah selesai, saya mengembalikan lap meja tersebut kepada ayi sambil memberi senyuman dan sedikit menundukan kepala. Ayi tersebut tidak lupa mengucapkan "thank you" sebelum meninggalkan meja kami.
Begitulah hidup, saling mencintai, peduli dan menolong. Tidak ada ruginya sama sekali untuk berbuat baik dengan orang lain, terlebih lagi kita malah merasa bahagia. Selalu ingat bahwa, jika kita membantu seseorang, mungkin kita tidak akan mendapatkan imbalan langsung dari orang tersebut, tetapi kita bisa mendapatkan bantuan dari orang lain yang mungkin kita tidak kenal. Karena kebaikan adalah sebuah rantai kehidupan dalam dunia ini. Kebaikan tidak akan pernah punah dari bumi ini, maka dari itu jangan pernah merasa lelah untuk berbuat baik!
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur