Sejarah Kota Yogyakarta: Kota Hamengkubuwono...

BERITA LAINNYA - 05 September 2023

Sejarah Kota Yogyakarta: Kota Hamengkubuwono...

 

  Kota Yogyakarta sudah lama terbentuk ketika perjanjian khusus yang disebut Perjanjian Gianti ditandatangani pada tanggal 13 Februari 1755. Itu ditandatangani oleh orang-orang penting dari sebuah perusahaan bernama Kompeni Belanda. Perjanjian Gianti merupakan rencana untuk membagi Kerajaan Mataram Islam menjadi dua bagian. Satu bagian akan tetap menjadi bagian dari Kerajaan Mataram Islam (Surakarta), dan setengahnya milik Pangeran Mangkubumi, juga dikenal sebagai Sultan Hamengkubowono I.

    Pangeran Mangkubumi menjadi raja atas separuh bagian dalam Kerajaan Jawa. Ia diberi gelar khusus Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Alaga Abdul Rachman Sayidin Panatagama Khalifatullah. Dia membawahi beberapa tempat bernama Mataram, Pojong, Sukowati, Bagelen, Kedu, dan Bumigede. Kami juga memasukkan beberapa tempat baru dari negara lain, seperti Madiun, Magetan, Cirebon, Setengah Pacitan, Kartasura, Kalangbret, Tulungagung, Mojokerto, Bojonegoro, Ngawen, Sela, Kuwu, Wonosari dan Grobogan. 1

   Setelah mereka membuat kesepakatan, Sultan Hamengkubuwono I memutuskan bahwa tanahnya akan disebut Ngayogyakarta Hadiningrat dan kota utamanya adalah Ngayogyakarta (Yogyakarta). Hal itu dikatakannya pada 13 Maret 1755. Mereka memilih sebuah hutan bernama Beringin sebagai ibu kota dan pusat pemerintahan. Begitu diputuskan, Sultan Hamengkubuwono I menyuruh rakyat membuka hutan dan membangun istana di sana. Alkisah, sebelum keraton dibangun, Sultan Hamengkubuwono I mendiami sebuah rumah khusus yang disebut Wisma Ambarketawang. Rumah ini sedang diperbaiki pada saat itu. Pada 9 Oktober 1755, Sultan secara resmi mulai tinggal di wisma tersebut. Dari tempat itu, dia selalu mengawasi dan mengatur pembangunan istana. Setahun kemudian, Sultan Hamengkubuwono I mulai menggunakan keraton baru tersebut. Akhirnya Kota Yogyakarta resmi dibuat. Sultan Hamengkubuwono I pindah dari Wisma Ambarketawang ke keraton baru pada tanggal 7 Oktober 1756. Tanggal tersebut kini diperingati sebagai hari jadi Kota Yogyakarta. 2

     Sedangkan ibu kota yang ditetapkan yakni Ngayogyakarta (Yogyakarta). Tempat yang dipilih menjadi ibu kota dan pusat pemerintahan ini ialah hutan yang disebut Beringin. Saat itu telah ada desa kecil bernama Pachetokan dan telah ada pesanggrahan bernama Garjitowati yang dibuat oleh Susuhunan Pakubuwono II dulu dan namanya kemudian diubah menjadi Ayodya. Secara resmi Sultan Hamengkubuwono I menempati pesanggrahan itu pada 9 Oktober 1755 dan dari sanalah Sultan mengawasi pembangunan keraton.

     Hingga akhirnya setahun kemudian Sri Sultan HB I pindah ke keraton dan wilayah kekuasan menjadi resmi bernama Negari Ngayogyakarta Hadinigrat. Peresmian keraton itu berlangsung pada 7 Oktober 1756. Sedangkan pembangunan Yogyakarta yang dibangun yakni di suatu kawasan di antara Sungai Winongo dan Sungai Code. Lokasi tersebut dinilai strategis dari sisi pertanahan dan keamanan. 3

  Hingga akhirnya pasca-Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII menerima piagam pengangkatan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DIY dari Presiden RI. Selanjutnya pada tanggal 5 September 1945 Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengeluarkan amanat yang menyatakan daerah Kesultanan dan daerah Pakualaman merupakan Daerah Istimewa yang menjadi bagian dari Republik Indonesia menurut Pasal 18 UUD 1945. Sri Sultan Hamengkubuwono IX kemudian mengeluarkan amanat kedua pada 30 Oktober 1945 yang menyatakan pelaksanaan pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII bersama-sama Badan Pekerja Komite Nasional. Meskipun kala itu Kota Yogyakarta baik yang menjadi bagian dari Kesultanan maupun yang menjadi bagian dari Pakualaman telah dapat membentuk suatu DPR Kota dan Dewan Pemerintahan Kota yang dipimpin oleh kedua Bupati Kota Kasultanan dan Pakualaman, tetapi Kota Yogyakarta belum menjadi Kota Praja atau Kota Otonom. Sebab kekuasaan otonomi yang meliputi berbagai bidang pemerintahan masih tetap berada di tangan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.4

    Nama Yogyakarta diambil dari dari dua kata, yaitu Ayogya atau Ayodhya yang berarti kedamaian dan karta yang berarti baik. Ayodhya adalah kota yang bersejarah yang di India, dimana kisah Ramayana terjadi. Selain itu, terdapat sumber lain juga yang menyatakan bahwa nama yogyakarta diambil dari nama ibu kota Sanskrit Ayodhya dalam epos Ramayana. 5

 

1https://amp.kompas.com/travel/read/2022/10/03/180600727/sejarah-berdirinya-yogyakarta-keraj

aan-besar-yang-pecah-jadi-2 

https://travel.kompas.com/read/2022/10/03/180600727/sejarah-berdirinya-yogyakarta-kerajaan-besar-ya

ng-pecah-jadi-2?amp=1&page=2&_gl=1*i06w7o*_ga*NDE1Mjk4MzcyLjE2MjgxMjk5Nzc.*_ga_77DJNQ02 27*MTY5MzEyMDc5Ny4yLjEuMTY5MzEyMjQ4MS4wLjAuMA..

3 https://hutkota.jogjakota.go.id/page/index/sejarah-kota-yogyakarta

Ibid

5

https://www.kompas.com/tren/read/2021/10/07/150500265/sejarah-dan-asal-usul-nama-yogyakar ta

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

BERITA LAINNYA - 04 October 2023
Mengenal Lappet: Kelezatan Khas Suku Batak
BERITA LAINNYA - 06 October 2023
KETIKA PANAS MENGGANAS: By Maria Trisnawati..
KETIKA PANAS MENGGANAS: By Maria Trisnawati..
BERITA LAINNYA - 08 October 2023
Daily REMINDER, 08 Oktober 2023
Daily REMINDER, 08 Oktober 2023
BERITA LAINNYA - 09 October 2023
Daily REMINDER, 09 Oktober 2023
Daily REMINDER, 09 Oktober 2023
BERITA LAINNYA - 10 October 2023
Daily REMINDER, 10 Oktober 2023
Daily REMINDER, 10 Oktober 2023
BERITA LAINNYA - 17 January 2024
Pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan menja...
BERITA LAINNYA - 02 January 2024
Peran Indonesia dalam upaya perdamaian antara Isr...
Peran Indonesia dalam upaya perdamaian antara Isr...
BERITA LAINNYA - 03 January 2024
Jakarta Informal Meeting
Jakarta Informal Meeting
BERITA LAINNYA - 04 January 2024
Peran Indonesia dalam Perdamaian Israel dan Pales...
Peran Indonesia dalam Perdamaian Israel dan Pales...
BERITA LAINNYA - 05 January 2024
Upaya Indonesia Dalam Perdamaian di Kamboja Melal...
Upaya Indonesia Dalam Perdamaian di Kamboja Melal...
BERITA LAINNYA - 27 March 2024
“Resensi Buku Ranah 3 Warna”
BERITA LAINNYA - 28 March 2024
“Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo” sebuah Resensi
“Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo” sebuah Resensi
BERITA LAINNYA - 30 March 2024
“Seribu Wajah Ayah”
“Seribu Wajah Ayah”
BERITA LAINNYA - 28 March 2024
“Resensi Buku Sherlock, Lupin, dan Aku : Kawanan ...
“Resensi Buku Sherlock, Lupin, dan Aku : Kawanan ...
BERITA LAINNYA - 28 March 2024
“TEORI DAN APLIKASI DASAR KALKULUS”
“TEORI DAN APLIKASI DASAR KALKULUS”
BERITA LAINNYA - 04 September 2024
Takut pada Siapa? Ketika Tuhan Menjadi Segalanya
BERITA LAINNYA - 05 September 2024
Damai di Tengah Badai: Berpegang pada Janji Tuhan
Damai di Tengah Badai: Berpegang pada Janji Tuhan
BERITA LAINNYA - 06 September 2024
Takut pada Siapa? Ketika Tuhan Menemani
Takut pada Siapa? Ketika Tuhan Menemani
BERITA LAINNYA - 07 September 2024
Tukarkan Amarah dengan Kasih: Rahasia Hidup Bahag...
Tukarkan Amarah dengan Kasih: Rahasia Hidup Bahag...
BERITA LAINNYA - 07 September 2024
Menghadapi Badai Hidup: Belajar dari Kisah Elia
Menghadapi Badai Hidup: Belajar dari Kisah Elia
BERITA LAINNYA - 11 October 2024
Menyerahkan Segala Perkara Di Dalam Tuhan
BERITA LAINNYA - 12 October 2024
Terhindar dari Malapetaka
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 13 October 2024
Hidup Yang Kekal Bersama Tuhan
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 15 October 2024
Dalam Kekurangan Tuhan Selalu Menyediakan Kebutu...
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 16 October 2024
Rencana Tuhan Yang Terbaik
Daily Reminder

Choose Your School

GO