Rohingya, nasibmu kini....

BERITA LAINNYA - 25 January 2024

 

Siapakah etnis Rohingya itu? etnis Rohingya merupakan etnis beragama islam yang tinggal di tengah-tengah Myanmar dengan mayoritas penduduk beragama Budha. Myanmar sendiri tidak menganggap etnis Rohingya sebagai bagian dari mereka, melainkan imigran gelap dari negara Bangladesh. Hal ini membuat etnis Rohingya menjadi etnis minoritas di Myanmar sekaligus etnis paling tertindas di dunia.

Konflik etnis Rohingya dan Myanmar sudah dimulai sejak abad ke - 18, dimana Inggris menjadikan Myanmar sebagai sekutu mereka. Tepatnya sejak 1982, ketiadaan status kewarganegaraan membuat etnis Rohingya tidak memiliki identitas yang jelas, sehingga mereka tidak berada dalam perlindungan suatu negara dan mendapat diskriminasi dari negara Myanmar. Etnis Rohingya tidak bisa mendapatkan pekerjaan, fasilitas kesehatan, dan kualitas pendidikan yang layak.

 

Undang-Undang kewarganegaraan Myanmar pada 1982 tidak mengakui Rohingya sebagai salah satu dari 135 etnis yang diakui di Myanmar hingga saat ini. Hal ini menyebabkan tingkat kemiskinan etnis Rohingya semakin meningkat sehingga mereka sulit untuk mendapatkan hidup yang sejahtera. Lebih dari 125.000 etnis Rohingya saat ini masih bertahan di Rakhine Utara tanpa ada status kewarganegaraan dan hak dasar manusia. Beberapa dari mereka berusaha menyelamatkan diri dengan mengungsi ke berbagai negara, dimana salah satunya adalah Indonesia.

 

Sebelum membahas peran Indonesia dalam menanggapi datangnya etnis Rohingya, baiknya kita mengenal latar belakang lain yang menyebabkan terjadinya konflik pada etnis mereka. Selain intervensi pemerintah, ada faktor lain yang melatarbelakangi  konflik sektarian di Myanmar, yaitu kecemburuan sosial. Di luar Arakan, mayoritas Muslim Rohingya tinggal di kota Meiktila. Mayoritas Muslim Meiktila dan Muslim Myanmar berprofesi sebagai pedagang atau pengusaha dimana kegigihan mereka dalam berdagang dan berbisnis justru mendominasi perekonomian Myanmar.



Saatnya membahas peran Indonesia dalam upaya perdamaian kasus Rohingya di Myanmar. Sebagai pertolongan utama, Menlu mewakili pemerintah dan bekerjasama dengan masyarakat sipil memberikan bantuan kemanusiaan berupa alat-alat kebutuhan hidup pokok seperti pakaian, tempat penampung air, tempat tidur, makanan, dan tenda yang menjadi tempat tinggal mereka. Selain itu, pemerintah melalui kementerian kesehatan juga mengirimkan obat-obatan kepada pengungsi yang sakit sebesar 1 ton. Kerjasama antara kementrian luar negeri dan masyarakat sipil tersebut dikepalai oleh muhammadiyah dan NU (Nahdatul Ulama) yang merupakan 2 organisasi islam besar di Indonesia.

 

Bantuan ini juga tidak lepas dari asas politik bebas aktif yang dianut oleh Indonesia, dimana Indonesia melaksanakan politik luar negeri yang kreatif, aktif, antisipasif, serta luwes dalam pendekatannya bersamaan dengan teguh dalam prinsip pendiriannya. Untuk mewujudkan hal itu, terkhusus dalam menanggapi konflik etnis Rohingya, Indonesia telah melakukan beberapa aksi strategis dimana terdapat jalur-jalur diplomasi yang telah ditempu dalam upaya penyelesaian kasus.

 

Pertama, pemerintah merupakan entitas yang menciptakan perdamaian melalui diplomasi. Ketika merespons suatu krisis, terutama ketika terjadi kekerasan politik tingkat tinggi, pemerintah biasanya melakukan diplomasi tertentu karena memerlukan kekuasaan untuk merumuskannya.

 

Dalam hal ini, diplomasi Indonesia dalam menangani konflik di Myanmar terkait etnis Rohingya adalah: 

  • Indonesia melakukan   pendekatan secara personal   terhadap pemerintahan Myanmar dengan pola diplomasi Government to Government dengan usulan agar Pemerintah Myanmar secepatnya menyelesaikan konflik etnis tanpa diskriminasi. Karena pada kenyataannya, konflik tersebut telah termasuk kategori pelanggaran HAM berat.
  • Indonesia terus mendorong keterlibatan ASEAN sebagai komunitas regional atas keberadaannya di kawasan Asia Tenggara untuk mendukung pemerintah Myanmar dalam upaya menyelesaikan konflik. 
  • Mendirikan Kamp-Kamp bagi pengungsi Rohingya, serta memberikan hibah untuk membantu repatriasi pengungsi. 
  • Pemenuhan kebutuhan dasar Pengungsi Rohingya dari bantuan teknis dan psikis, seperti : 
  1. Membantu pemenuhan bahan makanan dan penampungan sementara pengungsi Rohingya, Myanmar di Aceh pada tahun 2009. 
  2. Menampung 63 pengungsi di Aceh Timur dan 121 pengungsi di Lhoksumawe pada tahun 2013. 
  3. Bersama UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) dan IOM (International Organization for Migration) menyediakan obat, penampungan, dan pangan bagi 1.345 warga Rohingya serta membangun sarana pendidikan bagi remaja dan anak-anak senilai 1 juta Dollar USA di Rakhine pada tahun 2015. 
  4. Mengirim 115 Ton makanan, selimut, dan sarung bagi Masyarakat pada 2016. 
  5. Rencana pembangunan IHC/Indonesia Health Center, di desa Myaung Bywe. 
  6. Disela-sela KTT/Konferensi Tingkat Tinggi pada April 2017 di Manila. Presiden Indonesia melakukan penyampaiannya dalam komitmen Indonesia membantu Myanmar dalam program kerjasama inklusif yang kemudian dilanjutkan dengan rehabilitasi bersama AKIM/Aliansi Kemanusiaan Indonesia Untuk Myanmar dalam program HASCO/Humanitarian Assistance for Sustainable Community

Kedua, aktor diplomasi tidak hanya mencakup negara tetapi juga non-negara dan organisasi yang menciptakan perdamaian dan menyelesaikan konflik melalui diplomasi. Tujuan dari jalur kedua ini adalah untuk mendukung upaya penyelesaian dengan meningkatkan pemahaman komunikasi dan kolaborasi. Dengan cara ini, aktor non-negara dapat memahami akar masalah dan mencari solusi kompleks terhadap masalah tersebut tanpa memihak negara mana pun. 

 

 

Di sini, Indonesia mengirimkan perwakilannya yaitu Menteri Luar Negeri untuk bertemu dengan Aung San Suu Kyi dan menyampaikan misi kepada masyarakat Indonesia untuk membuat proposal kemanusiaan bagi komunitas Rohingya sehingga berkontribusi terhadap konflik di Myanmar, dengan kebijakan : 

  1. Pengembalian status stabilitas dan keamanan internal kawasan. 
  2. Perlindungan kepada seluruh masyarakat terutama di Rakhine tanpa keberpihakan dan memandang ras, 
  3. Membuka akses kemanusian. 
  4. Menyepakati bahwa Indonesia beserta ASEAN terlibat dalam penyaluran bantuan kemanusiaan

Sebagai penutup dari artikel mengenai Peran Indonesia dalam Kasus Rohingya di Myanmar, saya memiliki beberapa opini atau pendapat yang ingin saya tekankan. Pertama, Indonesia sebagai Negara yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan keadilan seperti yang tertuai dalam Pancasila telah menjalankan peran yang baik dengan mau menampung dan memberikan bantuan baik secara fisik maupun psikis kepada kaum Rohingya Myanmar yang tertindas. Namun, seperti peribahasa "dikasih hati minta jantung", masyarakat Rohingya terkadang seenaknya memanfaatkan pertolongan yang diberikan oleh negara-negara lain yang sudah membantunya. Harapan saya, kedepannya Presiden kita dapat lebih bijak dan tepat dalam mengambil keputusan untuk membantu masyarakat Rohingya.

DAFTAR PUSTAKA
1. https://heylaw.id/blog/prinsip-bebas-aktif-peran-indonesia-dalam-konflik-rohingya

2.https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/rohingya-sejarah-dan-asal-usulnya#:~:text=Jadi%2C%20jelas%20bahwa%20kelompok%20etnis,yang%20tinggal%20di%20Bangladesh%20tenggara.

 

Tags:
BERITA LAINNYA - 12 April 2021
Dunia yang Lebih Adil dan Lebih Sehat
BERITA LAINNYA - 29 April 2021
ERGO SUM
ERGO SUM
BERITA LAINNYA - 29 April 2021
Keluargaku Tempat Belajarku
Keluargaku Tempat Belajarku
BERITA LAINNYA - 25 May 2021
MENGENALI KARAKTERISTIK GENERASI Z DALAM KONSELING
MENGENALI KARAKTERISTIK GENERASI Z DALAM KONSELING
BERITA LAINNYA - 25 May 2021
Tokopedia : Siapa Dalang Dibalik Kesuksesannya?
Tokopedia : Siapa Dalang Dibalik Kesuksesannya?
BERITA LAINNYA - 06 December 2022
Hari Menanam Pohon Indonesia
BERITA LAINNYA - 11 December 2022
Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS SMAKHI perio...
Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS SMAKHI perio...
BERITA LAINNYA - 13 December 2022
WEEKEND YANG PRODUKTIF
WEEKEND YANG PRODUKTIF
BERITA LAINNYA - 16 December 2022
PERKAJU ( Perkemahan Kamis - Jumat)
PERKAJU ( Perkemahan Kamis - Jumat)
BERITA LAINNYA - 17 December 2022
Gathering With Parents - Desember 2022
Gathering With Parents
BERITA LAINNYA - 19 October 2023
Daily REMINDER, 19 Oktober : Belajar untuk tidak ...
BERITA LAINNYA - 20 October 2023
Menjadi Kuat dan tegar : menjadi generasi yang ti...
Menjadi Kuat dan tegar : menjadi generasi yang ti...
BERITA LAINNYA - 21 October 2023
Menuju Dunia Kecerdasan Buatan : Pertanda Baik at...
Menuju Dunia Kecerdasan Buatan : Pertanda Baik at...
BERITA LAINNYA - 22 October 2023
Radiasi Nuklir: Teman atau Musuh?
Radiasi Nuklir: Teman atau Musuh?
BERITA LAINNYA - 23 October 2023
Jempolmu Dapat Membunuhku : belajar memahami Cybe...
Jempolmu Dapat Membunuhku : belajar memahami Cybe...
BERITA LAINNYA - 03 March 2024
“100 Tahun Setelah Aku Mati” sebuah resensi
BERITA LAINNYA - 04 March 2024
“Ajisaka: Sang Ksatria Maha Pemberani Pendobrak S...
“Ajisaka: Sang Ksatria Maha Pemberani Pendobrak S...
BERITA LAINNYA - 05 March 2024
“Bayangan Persahabatan” sebuah resensi
“Bayangan Persahabatan” sebuah resensi
BERITA LAINNYA - 06 March 2024
Resensi Buku: Being Unhappy is A Choice
Resensi Buku: Being Unhappy is A Choice
BERITA LAINNYA - 07 March 2024
“Buku Penuh Misteri dan Teka-teki”
“Buku Penuh Misteri dan Teka-teki”
BERITA LAINNYA - 09 September 2024
Berpegang pada Janji Tuhan Menciptakan Harapan Ta...
BERITA LAINNYA - 10 September 2024
Lebih dari Sekedar Pekerjaan: Menjadi Garam dan T...
Langkah demi Langkah dalam Menghadapi Hidup denga...
BERITA LAINNYA - 19 July 2024
Self Love
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 10 September 2024
Langkah demi Langkah dalam Menghadapi Hidup denga...
Langkah demi Langkah dalam Menghadapi Hidup denga...
BERITA LAINNYA - 20 July 2024
Tuhan adalah Tempat Perlindungan
Daily Reminder

Choose Your School

GO