PERNAH MERDEKA, NAMUN KEMUDIAN SIRNA

BERITA LAINNYA - 02 March 2022

PERNAH MERDEKA, NAMUN KEMUDIAN SIRNA

Apa yang terlintas di benakmu ketika membaca kata ‘Yugoslavia’ ? Kalau menurut pendapatku, jika aku tidak pernah belajar Sejarah, maka aku tidak akan pernah tahu bahwa Yugoslavia adalah sebuah negara yang pernah berdiri dari tahun 1918 hingga tahun 2003 silam. Yugoslavia adalah sebuah negara yang terletak di Eropa Selatan, tepatnya di kawasan Balkan. Negara ini didiami oleh beberapa suku yang memiliki kerajaan nya masing masing. Namun, akibat seluruh suku tersebut merasa bahwa mereka memiliki persamaan latar belakang dan asal usul, akhirnya suku yang banyak tersebut memutuskan untuk bergabung menjadi sebuah negara, yaitu negara Yugoslavia.

Yugoslavia terdiri dari 6 negara bagian dan 2 provinsi, yaitu Bosnia, Herzegovina, Kroasia, Makedonia, Slovenia, dan Serbia. Serta 2 provinsi otonom nya yaitu Vojvodina dan Kosovo yang dibentuk pada masa pemerintahan Josip Broz Tito. Lalu, siapa itu Josip Broz Tito? Josip Broz Tito adalah pendiri negara Yugoslavia. Ia terlahir dengan nama Josip Broz pada 7 Mei 1892 dari keluarga petani makmur di Kumrovec, Austria-Hungary (kini Kroasia). Encyclopaedia Britannica mencatat, ayah Tito adalah orang Kroasia dan ibunya Slovenia. Awalnya, pekerjaan Tito sangat jauh dari dunia politik maupun kemiliteran. Sejak tahun 1907 ia hanya menjadi seorang tukang kunci dan pekerja logam keliling. Baru pada 1910, sambil bekerja serabutan, Tito bergabung menjadi anggota Partai Sosial Demokrat Kroasia-Slavonia di Zagreb. Tiga tahun setelahnya Tito direkrut menjadi tentara Kerajaan Austria-Hungaria yang sedang dilanda Perang Dunia I.

 

Pengalaman perang pertama Tito datang pada tahun 1914 saat ia berpangkat sersan dan bertempur melawan pasukan Kerajaan Serbia. Setelahnya, pada 1915, ia bertempur melawan Kekaisaran Rusia dan terluka parah. Tito ditangkap dan menjadi tahanan perang. Ketika di kamp tahanan itulah Tito mulai berkenalan dengan gerakan Bolshevik (kelompok garis keras yang berpikir perubahan harus dimenangkan dengan senjata.) yang kelak akan meruntuhkan Rusia dan membangun pemerintahan baru di bawah Uni Soviet. Tito tertarik dengan gerakan pembebasan tersebut. Dengan membawa semangat Bolshevik yang sukses menggulingkan Kekaisaran Rusia, pada Oktober 1920 Tito pulang ke kampung halamannya di Kroasia. Ketika itu Kroasia adalah bagian dari Kerajaan Serbia, Kroasia dan Slovenia yang baru berdiri (cikal bakal Kerajaan Yugoslavia). Tito bergabung dengan Partai Komunis Yugoslavia (CPY). Pada Desember 1920 komunisme dinyatakan sebagai gerakan terlarang oleh kerajaan. Karena itulah, Tito kehilangan pekerjaannya, kemudian pergi meninggalkan kota dan menetap di pedesaan menjadi mekanik pabrik sampai 1923.

Tito tidak sepenuhnya meninggalkan politik. Ia diam-diam menjalin kontak dengan CPY dan menjabat sebagai pimpinan partai dan penyelenggara serikat pekerja di Kroasia dan Serbia. Pada tahun 1927 karier Tito naik menjadi bagian dari komite CPY untuk Zagreb dan menjadi sekretaris organisasi, memimpin demonstrasi menentang pembunuhan wakil Kroasia di parlemen Belgrade, ditangkap polisi dan dipenjara lima tahun karena menghidupkan CPY, serta menentang kekuasaan Raja Alexander I. Tito sendiri adalah nama samaran yang mulai dipakai setelah bebas dari penjara. Perjuangan keras Tito menarik perhatian Uni Soviet. CPY kemudian dirangkul untuk menjadi bagian dari Organisasi Komunis Internasional (Komintern). Dari Februari 1935 sampai Oktober 1936, Tito berada di Uni Soviet, tempat ia bekerja di jajaran Komintern. Meski begitu, nama Tito tak banyak dikenal dunia dan masih kalah tenar dari Joseph Stalin pemimpin Uni Soviet.

 

Sosok Broz Tito mulai dicintai namun juga dibenci pada Perang Dunia II. Namanya mulai mencuri perhatian dunia pada saat ia memimpin pasukan Partisan Yugoslavia atau Pasukan Pembebasan Nasional yang komunis itu melawan Nazi Jerman di wilayah Kerajaan Yugoslavia. Tito dan Partisan Yugoslavia mendapat dukungan untuk menyerang Nazi baik dari Soviet maupun dari Inggris dan Amerika Serikat. Mengambil momentum untuk mendirikan Yugoslavia baru, kelompok anti-komunis, demokrat, dan fasis ikut dihabisi. Dari 1943 sampai 1945 diperkirakan ada 10.000 orang yang disiksa dan dibantai oleh pasukan Partisan di semenanjung Istrian yang kemudian dikenal sebagai Pembantaian Foibe.

 

Raja Peter II digulingkan dan pemerintahan baru di bawah bendera Republik Rakyat Federal (FPR) Yugoslavia resmi berdiri pada 1945. Gagasan tentang persaudaran dan persatuan di antara semua bangsa, etnis, dan agama melandasi berdirinya Yugoslavia. Tito dalam banyak pidatonya berulang kali menekankan persatuan dan kesatuan itu serta tak ada satupun yang diizinkan merusaknya. Nama Republik Rakyat Federal Yugoslavia pada 7 April 1973 berganti menjadi Republik Federal Sosialis (SFR) Yugoslavia.

 

Sayangnya pada 4 Mei 1980, Tito dilaporkan berada dalam kondisi kritis setelah empat bulan dirawat di rumah sakit di Ljubljana. Sore harinya, Komite Sentral Liga Komunis Yugoslavia mengumumkan bahwa Tito telah meninggal dunia. Tanpa menunggu lama, stasiun televisi nasional menayangkan laporan panjang tentang kisah hidupnya. Tito dikisahkan sebagai sosok yang memimpin pemberontakan Komunis melawan invasi Nazi Jerman dan mendirikan Republik Yugoslavia pada 1945. Dari sinilah awal mula perpecahan Yugoslavia. Kematian Tito membuat negeri yang sedang berusaha menyelamatkan kesatuan nasional menjadi kocar-kacir.

 

Peristiwa meninggalnya Josip Broz Tito membawa dampak luar biasa bagi Yugoslavia, salah satunya terjadi perpecahan antar etnis yang berkembang menjadi konflik ras dan agama. Kondisi itu diperparah dengan terpilihnya Slobodan Milosevic sebagai Presiden Serbian pada 1989. Slobodan Milosevic menerapkan kebijakan diskriminatif berdasarkan etnis yang merugikan bagi mayoritas masyarakat Yugoslavia. Hal ini dipengaruhi oleh pengalaman di masa lalu, saat Serbia merasa hak mereka dikurangi setelah bergabung dengan Yugoslavia. Untuk itu, Serbia berusaha memperkuat diri mereka dengan menguasai kedudukan tertinggi di Yugoslavia. Pada perkembangannya, terjadilah perang antar etnis antara Serbia dan Bosnia yang menimbulkan ribuan korban jiwa.

 

Tidak ada figur pemimpin yang ideal pengganti Josip Broz Tito yang memicu perpecahan antar etnik membuat kehidupan politik dan bernegara semakin tidak terarah. Pada akhir 1980-an, krisis ekonomi dan politik yang sangat serius menimpa Yugoslavia hingga membuat hilangnya kewibawaan pemerintah pada masa pemerintahan Slobodan Milosevic. Kehidupan politik dan negara Yugoslavia yang kehilangan arah menyebabkan munculnya aksi proklamasi dari beberapa negara bagian. Yugoslavia pun terbawa ke dalam arus perpecahan nasional yang disebabkan oleh tidak adanya sosok pemimpin yang berwibawa. Perpecahan ini juga dipengaruhi runtuhnya Uni Soviet, yang membuat banyak negara bagian Yugoslavia ingin memerdekakan diri.

 

Pada tahun 1991, Slovenia, Makedonia, Bosnia dan Kroasia memproklamasikan kemerdekaannya secara sepihak. Mereka kemudian mendirikan pemerintah berdaulat yang memiliki mata uang, angkatan bersenjata dan wilayah negara tersendiri. Pada perkembangannya, proklamasi negara bagian Yugoslavia mendapat penolakan oleh Serbia. Serbia berupaya untuk tetap mempertahankan eksistensi republik Yugoslavia. Hal inilah yang menyebabkan berbagai negara bagian saling berebut kekuasaan hingga timbul peperangan berkepanjangan di negara-negara Yugoslavia.

Dari kasus Yugoslavia, Indonesia dapat belajar mengenai pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Kondisi Yugoslavia sesungguhnya memiliki kemiripan dengan Indonesia yang sama-sama merupakan negara dengan multi-etnis. Keragaman etnis, budaya dan agama di Indonesia jauh lebih banyak dari Yugoslavia sehingga potensi konflik pun juga jauh lebih besar. Sayangnya persatuan yang dibangun Yugoslavia adalah persatuan yang sementara karena terlalu bergantung pada satu sosok presiden, yaitu, Josip Broz Tito. Persatuan yang hanya dibangun atas dasar yang demikian tentunya sangatlah rapuh. Terlebih jika dalam masyarakat terdapat etnosentrisme yang kuat serta kurangnya kesadaran warga negara untuk bersatu menjaga keutuhan bangsa.

Valencia Yolanda

DAFTAR PUSTAKA

Kharti, Irene Swastiwi Viandari. 2018. Peristiwa Kontemporer Dunia: Berpisahnya Negara-Negara Yugoslavia. https://www.ruangguru.com/blog/peristiwa-kontemporer-dunia-berpisahnya-negara-negara-yugoslavia (diakses tanggal 21 Februari 2022)

Adiyanto. 2020. Mengenal Tito, Pemimpin Sosialis Yugoslavia dan Gerakan Non-Blok. https://mediaindonesia.com/weekend/310082/mengenal-tito-pemimpin-sosialis-yugoslavia-dan-gerakan-non-blok (diakses tanggal 21 Februari 2022)

Firman, Tony. 2019. Josip Broz Tito, Pemimpin Komunis yang Berani Menentang Uni Soviet. https://tirto.id/josip-broz-tito-pemimpin-komunis-yang-berani-menentang-uni-soviet-dns6 (diakses tanggal 21 Februari 2022)

Reditya, Tito Hilmawan. 2021. Kisah Kematian Josip Broz Tito dan Redupnya Harapan Yugoslavia. https://www.kompas.com/global/read/2021/11/03/161628270/kisah-kematian-josip-broz-tito-dan-redupnya-harapan-yugoslavia?page=all (diakses tanggal 22 Februari 2022)

Rangga, Aditya. 2021. Pecahnya Yugoslavia: Sejarah, Latar Belakang, & Penyebab.  https://cerdika.com/pecahnya-yugoslavia/ (diakses tanggal 23 Februari 2022)

Ningsih, Widya Lestari. 2022. Latar Belakang Konflik Yugoslavia. https://www.kompas.com/stori/read/2022/01/15/080000279/latar-belakang-konflik-yugoslavia?page=all (diakses tanggal 1 Maret 2022)

Asmardika, Rahman. 2015. Indonesia Harus Belajar dari Pecahnya Yugoslavia. https://news.okezone.com/read/2015/06/10/18/1163244/indonesia-harus-belajar-dari-pecahnya-yugoslavia (diakses tanggal 1 Maret 2022)

Nugroho, Ardiyan Agung. 2021. Sejarah Runtuhnya Negara Yugoslavia. https://sejarahkita.com/sejarah-runtuhnya-negara-yugoslavia/ (diakses tanggal 1 Maret 2022)

 

 

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita BPK PENABUR Jakarta - 27 July 2021
BERTEKUN DALAM KESESAKAN
Berita BPK PENABUR Jakarta - 09 March 2022
HARI MUSIK NASIONAL
HARI MUSIK NASIONAL
Berita BPK PENABUR Jakarta - 13 April 2022
PENDAFTARAN SISWA BARU TAHUN PELAJARAN 2022-2023
PENDAFTARAN SISWA BARU TAHUN PELAJARAN 2022-2023
Berita BPK PENABUR Jakarta - 16 April 2022
Sukacita Kebangkitan Tuhan bersama BPK PENABUR Ja...
Sukacita Kebangkitan Tuhan bersama BPK PENABUR Ja...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 31 May 2022
Hari Tembakau Sedunia
Hari Tembakau Sedunia
BERITA LAINNYA - 31 January 2022
Pasir Pantai Ngurbloat, Serasa Memegang Tepung
BERITA LAINNYA - 06 February 2022
Kehidupan melalui Termodinamika
Kehidupan melalui Termodinamika
BERITA LAINNYA - 09 February 2022
Menilik Sisi Lain Wisata Bali selain Kuta
Menilik Sisi Lain Wisata Bali selain Kuta
BERITA LAINNYA - 07 February 2022
Meneguhkan Hati dalam Mencapai Tujuan Hidup
Meneguhkan Hati dalam Mencapai Tujuan Hidup
BERITA LAINNYA - 08 February 2022
Bejana Berhubungan
Bejana Berhubungan
BERITA LAINNYA - 13 August 2023
Opini tentang Indonesia Merdeka...
BERITA LAINNYA - 15 August 2023
PR, 78 tahun merdeka, By Rachel Davina..
PR, 78 tahun merdeka, By Rachel Davina..
BERITA LAINNYA - 14 August 2023
Dari BPUPKI ke INdonesia Merdeka..
Dari BPUPKI ke INdonesia Merdeka..
BERITA LAINNYA - 14 August 2023
Recovery Indonesia, Merdeka dari Covid-19
Recovery Indonesia, Merdeka dari Covid-19
BERITA LAINNYA - 14 August 2023
Ekonomi Indonesia Merdeka..
Ekonomi Indonesia Merdeka..
BERITA LAINNYA - 14 February 2024
Si Malang Lail, sebuah RESENSI
BERITA LAINNYA - 15 February 2024
Amelia, Si Anak Bungsu, sebuah RESENSI
Amelia, Si Anak Bungsu, sebuah RESENSI
BERITA LAINNYA - 16 February 2024
Pelajaran Hidup, sebuah RESENSI
Pelajaran Hidup, sebuah RESENSI
BERITA LAINNYA - 17 February 2024
Cinta yang tidak disengaja, sebuah RESENSI
Cinta yang tidak disengaja, sebuah RESENSI
BERITA LAINNYA - 18 February 2024
UANG BUKAN SEGALANYA BRADER, sebuah RESENSI
UANG BUKAN SEGALANYA BRADER, sebuah RESENSI
BERITA LAINNYA - 13 September 2024
Tekun dan Setia adalah Cerminan Kasih Allah
BERITA LAINNYA - 14 September 2024
Menghadapi Tantangan Sehari-hari Dengan Kuasa Kri...
Menghadapi Tantangan Sehari-hari: Dengan Kuasa Kr...
BERITA LAINNYA - 14 September 2024
Kematangan Iman Teruji dari Pencobaan
Kematangan Iman Teruji dari Pencobaan
BERITA LAINNYA - 05 July 2024
Anggrek Bulan
Artikel
BERITA LAINNYA - 15 September 2024
Damai di Tengah Badai
Damai di Tengah Badai

Choose Your School

GO