MENGENALI KARAKTERISTIK GENERASI Z DALAM KONSELING

BERITA LAINNYA - 25 May 2021

MENGENALI KARAKTERISTIK GENERASI Z DALAM KONSELING

 

Pada era industri 4.0 saat ini, percepatan penggunaan teknologi di berbagai bidang terjadi secara masif. Penggunaan internet sebagai sarana konektivitas, munculnya Artificial Intellegence, hingga penggunaan robot menjadi indikator bahwa kita sudah berada di era industri 4.0. Perkembangan teknologi juga memengaruhi karakter anak zaman sekarang atau biasa disebut generasi Z. Sejak kecil anak generasi Z sudah mengenal gawai dan internet. Mereka membangun koneksi melalui media-media sosial, seperti instagram, line, dan whatsapp. Selain itu, mereka juga menjadi generasi yang serba instan karena bantuan teknologi mempermudah pencarian dan pemrosesan informasi.

Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata generasi Z mengalami masalah yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Misalnya, anak cenderung tidak fokus, ingin mencapai sesuatu dengan cepat, cepat bosan hingga memiliki perilaku yang tidak sesuai dengan norma agama dan masyarakat. Bercermin dari kondisi tersebut, sekolah sebagai fasilitas pendidikan perlu peka dan menyesuaikan diri supaya mampu membimbing dan mengarahkan siswa menjadi putra-putri penerus bangsa yang berprestasi dan beretika. Demi mencapai tujuan tersebut diperlukan sinergi dari setiap guru. Salah satunya adalah guru Bimbingan dan Konseling (BK) untuk mampu membimbing dan membantu permasalahan anak generasi Z di bidang sosial, pribadi, karir, dan prestasi.

Pada 3-8 Mei 2021, IC7 Academy mengadakan Pelatihan Nasional Guru Bimbingan Konseling dengan tema “Membangun Sistem Layanan BK Sekolah”. Pembicara pada pelatihan ini adalah Human Capital Character Management Consultant, Santoso S. Hutabarat. S,Si, CBC, CLS. Pendekatan yang digunakan adalah melatih guru sebagai sahabat siswa.

Pelatihan hari pertama mengangkat topik tentang teknik konseling dengan generasi Z. Sebelum menuju pokok pembahasan, yaitu teknik konseling dengan siswa generasi Z, guru BK yang berpartisipasi diberi pengantar tentang pemahaman teori generasi. Mungkin akhir-akhir ini kita sering mendengar istilah generasi milenial dan baby boomers di media sosial. Istilah tersebut sebenarnya merupakan kategorisasi yang dilakukan berdasarkan kesamaan tahun kelahiran, pengalaman historis, dan kepercayaan serta perilaku yang sama.

Dari berbagai macam kategorisasi generasi yang ada, sebenarnya sebagian besar pelajar saat ini tergolong dalam generasi Z yang lahir pada tahun 1995-2010. Generasi Z (Gen Z) dianggap berbeda dengan dengan generasi-generasi sebelumnya. Pada umumnya Gen Z adalah generasi yang cenderung kreatif, ingin cepat, efektif, selalu ingin terhubung, dan kritis.  Artikel Bruce Tulgan dan RainmakerThinking, Inc. (2013) berjudul “Meet Generation Z: The Second Generation within The Giant Millenial Cohort” merangkum karakteristik Gen Z menjadi 5 hal. Pertama, media sosial adalah gambaran tentang masa depan generasi ini. Gen Z tidak pernah mengenal keterasingan dari keberadaan dunia dengan adanya media sosial. Media sosial menfasilitasi mereka untuk terhubung, berkomunikasi, dan berinteraksi. Kedua, berhubungan dengan karakteristik pertama, yaitu Gen Z memerlukan keterhubungan dengan orang lain. Ketiga, terjadi kesenjangan keterampilan antara Gen Z dan generasi sebelumnya. Maka dari itu, diperlukan transfer ilmu, seperti komunikasi interpersonal, budaya kerja, keterampilan teknis, dan berpikir kritis harus intensif dilakukan oleh generasi sebelumnya. Keempat, kemudahan Gen Z menjelajah dan terkoneksi dengan banyak orang di berbagai tempat secara virtual melalui koneksi internet menyebabkan mereka memiliki pengalaman terbatas dalam menjelajah secara geografis. Walaupun begitu, kemampuan untuk terhubung dengan berbagai info dan orang dari berbagai macam dunia menyebabkan mereka memiliki pemikiran global. Kelima, Gen Z adalah generasi open-minded atau memiliki keterbukaan dalam menerima berbagai pandangan. Sebaliknya, dampak dari keterbukaan ini menjadikan mereka sulit mendefinisikan diri. Identitas diri seringkali berubah berdasarkan hal-hal yang memengaruhi mereka berpikir dan bersikap.

Setelah mengenal dan memahami karakteristik anak-anak Gen Z, Santoso memberikan penjelasan tentang membangun counseling system yang disesuaikan dengan karakteristik anak-anak Gen Z. Diawali dengan definisi dari konseling itu sendiri. Kemudian, tujuan objektif yang perlu dicapai dalam membangun sistem konseling, seperti pentingnya menumbuhkan sikap empati kepada siswa hingga membuat sistem dan prosedur yang baik dan tepat dalam sistem konseling. Selain itu, guru BK diajak untuk mengenali kepribadiaan masing-masing supaya mampu mengenali kelebihan dan kekurangannya dalam melakukan konseling pada anak.

Pada pelatihan kali ini, para Guru BK juga dikenalkan dengan tes kepribadian The Fourth Dimentional of People sebagai sarana untuk mengenali kepribadiaan siswa sehingga mampu memberikan konseling yang tepat berdasarkan jenis kepribadaan yang dimiliki siswa. Pada topik inti, yaitu proses konseling, guru BK dilatih untuk menyesuaikan teknik konseling pada umumnya dengan karakteristik generasi Z.

Dengan karakteristik anak-anak Gen Z yang ingin serba instan dan cepat, para guru BK memberikan pertanyaan-pertanyaan yang efektif dalam konseling dengan mengkolaborasikan pertanyaan tertutup dan terbuka. Kemudian, karakteristik Gen Z yang ingin terkoneksi dan berkolaborasi dengan orang lain bisa dijadikan sarana untuk membangun suasana diskusi dengan siswa dibandingkan mengarahkan siswa secara satu arah. Diakhir pertemuan, pembicara mengingatkan bahwa dengan mengenali karakteristik siswa Gen Z, para guru BK juga dapat melakukan pendekatan kreatif lainnya supaya mampu memberikan konseling yang efektif dan tepat bagi siswa-siswanya.

Antonius Nandiwardana

Guru BK

Daftar Pustaka

 

https://puslitjakdikbud.kemdikbud.go.id/produk/artikel/detail/3133/gen-z-dominan-apa-maknanya-bagi-pendidikan-kita. Diakses 25 Mei 2021.

https://grupespsichoterapija.lt/wp-content/uploads/2017/09/Gen-Z-Whitepaper.pdf.  Diakses 25 Mei 2021.

 

Tags:
BERITA LAINNYA - 29 September 2022
Hari Rabies Sedunia
BERITA LAINNYA - 28 September 2022
Kucing Hitam dan Kucing Putih
Kucing Hitam dan Kucing Putih
BERITA LAINNYA - 24 September 2022
MID Semester dan Seminar "Toxic Parenting"
MID Semester dan Seminar "Toxic Parenting"
BERITA LAINNYA - 27 September 2022
"Profil SMAK Penabur Harapan Indah, SMA Terbaik d...
"Profil SMAK Penabur Harapan Indah, SMA Terbaik d...
BERITA LAINNYA - 29 September 2022
Mural Membuat Lingkungan Menjadi Indah
Mural Membuat Lingkungan Menjadi Indah
BERITA LAINNYA - 05 September 2023
Sejarah Kota Yogyakarta: Kota Hamengkubuwono...
BERITA LAINNYA - 06 September 2023
Hitam Putih hingga Warna: "Film-Film yang Menguba...
Hitam Putih hingga Warna: "Film-Film yang Menguba...
BERITA LAINNYA - 08 September 2023
WORLD INVASION OF INTERNET
WORLD INVASION OF INTERNET
BERITA LAINNYA - 09 September 2023
Abad Pertengahan dan Marie Antoinette: Bagaimana ...
Abad Pertengahan dan Marie Antoinette: Bagaimana ...
BERITA LAINNYA - 10 September 2023
HOAX : Ketika Kepalsuan Dianggap Kebenaran
HOAX : Ketika Kepalsuan Dianggap Kebenaran
BERITA LAINNYA - 30 December 2023
Renungan Natal by Kimiko Demagog
BERITA LAINNYA - 01 January 2024
Tahun Baru 2024, bukan hanya sekedar resolusi..
Tahun Baru 2024, bukan hanya sekedar resolusi..
BERITA LAINNYA - 08 January 2024
Ibadah Awal Tahun, Semester Genap, 2023-2024
Ibadah Awal Tahun, Semester Genap, 2023-2024
BERITA LAINNYA - 17 January 2024
Pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan menja...
Pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan menja...
BERITA LAINNYA - 02 January 2024
Peran Indonesia dalam upaya perdamaian antara Isr...
Peran Indonesia dalam upaya perdamaian antara Isr...
BERITA LAINNYA - 26 April 2024
The Hobbit, or the Back Again
BERITA LAINNYA - 27 April 2024
MENILIK KISAH PERPUSTAKAAN MALAM
MENILIK KISAH PERPUSTAKAAN MALAM
BERITA LAINNYA - 28 April 2024
THE SUMMER I TURNED PRETTY
THE SUMMER I TURNED PRETTY
BERITA LAINNYA - 29 April 2024
Think And Grow Rich
Think And Grow Rich
BERITA LAINNYA - 30 April 2024
Timun Mas
Timun Mas
BERITA LAINNYA - 23 September 2024
Mengarahkan Pandangan ke Depan
BERITA LAINNYA - 24 September 2024
Koneksi antara Kerja Keras dan Keberhasilan
Koneksi antara Kerja Keras dan Keberhasilan
BERITA LAINNYA - 25 September 2024
Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasi...
Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengas...
BERITA LAINNYA - 26 September 2024
Menemukan Kebaikan di Tengah Cobaan
Menemukan Kebaikan di Tengah Cobaan
BERITA LAINNYA - 27 September 2024
Kekuatan yang Lebih Besar dari Kekuasaan
Kekuatan yang Lebih Besar dari Kekuasaan

Choose Your School

GO