Lima Hari Bersejarah di Semarang

BERITA LAINNYA - 14 December 2024

 

 

Pertempuran Lima Hari di Semarang merupakan pertempuran antara rakyat Semarang yang terdiri dari personel Tentara Keamanan Rakyat ( TKR ) dan Pemuda dengan sisa-sisa pasukan Jepang dari Legiun/Angkatan Darat ke-16 di kota Semarang, Jawa Tengah. Peristiwa bersejarah ini berlangsung selama 5 hari, dari tanggal 15-19 Oktober 1945. Semangat rakyat Semarang sudah terbangun sejak 19 Agustus 1945 pada pukul 13.00 WIB tersiar melalui radio terkait perpindahan kekuasan Jepang ke Indonesia. Namun, Jepang terus menunda perpindahan kekuasaan tersebut dengan alasan akan diberikan ke Sekutu yang datang. Para pejuang melakukan aksi teatrikal dengan bantuan Gubernur Wongsonegoro dan alat seadanya.

 

 

Peristiwa ini berawal ketika para pemuda Indonesia memindahkan 400 tawanan Jepang dari Cepiring ke Bulu pada 14 Oktober 1945. Tetapi, di tengah jalan tawanan Jepang memberontak dan melarikan diri, lalu bergabung dan meminta perlindungan dengan batalyon Kidobutai Jepang di bawah pimpinan Mayor Kido dan Jenderal Nakamura di Jatingaleh, Semarang. Hal itu menyulut kemarahan para pemuda Indonesia. Hingga akhirnya, pada hari Minggu, 14 Oktober 1945, mereka mendapat instruksi untuk mencegat dan memeriksa mobil Jepang yang lewat di depan RS Purusara. Mereka menyita sedan milik Kempetai dan merampas senjata mereka, sampai menjebloskannya ke Penjara Bulu. 

 

Sekitar pukul 18.00, pasukan Jepang yang masih memberontak, yang dengan senjata  lengkap melancarkan serangan mendadak, sekaligus melucuti delapan anggota polisi istimewa yang saat itu sedang menjaga satu-satunya sumber air minum bagi warga Kota Semarang Reservoir Siranda di Candi Lama. Kabar itu pun tersiar pada rakyat yang akhirnya menjadi gelisah. Dr. Kariadi, selaku kepala RS Purusara ( Sekarang RSUP Dr. Kariadi ) inisiatif untuk memastikan kabar tersebut, meskipun suasana sedang sangat berbahaya karena tentara Jepang melakukan serangan di sekitar area Reservoir Siranda. Ketika dalam perjalanan menuju kesana, Dr. Kariadi dicegat oleh tentara Jepang di Jalan Pandaran. Ia ditembak dan gugur di usia 40 tahun. Kabar keguguran Dr. Kariadi pun dengan cepat tersebar hingga menyulutkan amarah rakyat. 

 

Keesokan harinya, 15 Oktober 1945, pertempuran dimulai ketika Mayor Kido Shinichiro memerintahkan 1.000 pasukan Jepang untuk menyerang kota Semarang. Jepang kini tidak hanya melakukan perlawanan kepada Jepang tetapi juga warga sekitar. Perlawanan yang dilakukan juga brutal, warga ditembak dan diintimidasi. Hal ini membuat para pejuang di Semarang terpicu melakukan pertempuran yang didukung dengan Tentara Keamanan Rakyat pun turut menyambut tentara Jepang di pusat kota. Pertempuran tersebut terjadi di empat titik di Semarang, yaitu di daerah Kintelan, Pandanaran, Jombang, dan Simpang Lima. Penyerangan ini tidak hanya dilakukan oleh para pejuang dari Semarang, tetapi bantuan dari berbagai penjuru Indonesia juga turut berpartisipasi. Berbagai wilayah Indonesia seperti Kendal dan Weleri dari bagian Barat, Demak, Kudus, Pati, dan Purwodadi dari bagian Timur, serta Solo, Magelang, dan Yogyakarta dari bagian Selatan. Serangan Jepang pun dibalas Indonesia dengan membakar gudang amunisi Jepang. 

 

 

Pasukan Jepang terus bertambah, serangan terus dilakukan di bawah komando Mayor Jenderal Nakamura. Selanjutnya, pasukan Jepang berhasil menduduki daerah Semarang Timur, Candi Lama dan Candi Baru, Simpang Lima, dan Pandanaran. Pada tanggal 16 Oktober 1945, Pasukan Jepang juga berhasil menguasai Penjara Bulu yang berisi tawanan Jepang sehingga para tawanan tersebut dibebaskan dan diikutsertakan dalam pertempuran. Melihat situasi yang tegang, Pada 17 Oktober 1945 Gubernur Wongsonegoro mengutus Kasman Singodimedjo untuk berunding terkait gencatan senjata dengan Jenderal Nakamura. Namun Jepang tetap melanjutkan pertempuran. 

 

Pada 18 Oktober, Jepang berhasil mematahkan serangan para pemuda, gencatan senjata dilakukan dengan ancaman pengeboman Nakamura dengan batasan waktu penyerahan senjata 19 Oktober pukul 10.00 WIB. Jepang melaksanakan ancaman tersebut dengan pengeboman di beberapa lokasi sebelum Semarang yang akhirnya akan habis terbakar. Namun, tentara Sekutu Inggris datang dan meredakan suasana perang karena Jepang didesak untuk menyerah.

 

Jepang tunduk pada desakan dari Sekutu dan melucuti pasukan Jepang. Para pejuang menyadari Jepang tidak melanjutkan serangan sehingga dilakukan perundingan dengan perwakilan Sartono dan Kasman. Jepang diwakili oleh Letnan Kolonel Nomura, Komandan Tentara Dai Nippon serta  perwakilan Sekutu oleh Brigadir Jenderal Bethel. Dengan dilucutinya senjata pasukan Jepang, maka peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang pun resmi berakhir. Peristiwa ini kemudian dikenang dengan pembangunan Tugu Muda di Simpang Lima, Kota Semarang, yang diresmikan pada 20 Mei 1953 oleh Presiden Republik Indonesia, Sukarno.



Kesimpulan 

Perjuangan masyarakat di Semarang menandakan semangat mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang genap 2 bulan setelah Soekarno dan didampingi Moh. Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam peristiwa ini, perjuangan dilakukan bersama bantuan dari berbagai daerah di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia telah menyadari pentingnya persatuan dalam mempertahankan kemerdekaan ini. Para pejuang juga memiliki sikap pantang menyerah dan rela berkorban hingga kehilangan nyawanya seperti yang dialami dr. Kariadi saat memastikan cadangan air Semarang benar-benar diracuni atau tidak namun dr Kariadi ditembak secara keji oleh Jepang. Walau serangan yang dilakukan masyarakat Semarang dihentikan telah oleh Jepang, hal ini tidak menunjukkan perjuangan selama ini tidak membuahkan hasil. Jepang telah dilemahkan oleh masyarakat Semarang dan juga kedatangan pihak sekutu dari Inggris yang melucuti senjata pasukan Jepang sehingga Jepang kalah.

Saran

Melalui karya tulis ini, jadikan refleksi kita sebagai generasi penerus bangsa menjadikan peristiwa ini sebagai pengingat bahwa persatuan, semangat pantang menyerah, dan rela berkorban bisa menjadi dasar kita untuk terus mempertahankan kemerdekaan bangsa seperti para pahlawan lakukan dulu. Walau dengan permasalahan yang berbeda, selalu mengedepankan persatuan dan kesatuan dan tetap semangat untuk berjuang untuk bangsa negara kita Indonesia.  






DAFTAR PUSTAKA



Tio, Jongkie. 2002. Kota Semarang dalam Kenangan. Medan: Sinar Indonesia.

 

Sukmayani, Ratna. dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: 

Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

 

Sardiman. 2008. Sejarah 3 SMA Kelas XII 3 Program Ilmu Sosial. Bogor: Quadra.

 

Moehkardi. 2021. Revolusi Nasional 1945 di Semarang. Yogyakarta: Gadjah Mada University 

Press.

 

Wikipedia. 2020. Pertempuran Lima Hari.

(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Lima_Hari, diakses pada tanggal 6 Agustus 2024).

 

Putri, Vanya Karunia Mulia. 2022. Pertempuran Lima Hari di Semarang: Latar Belakang dan 

Tokohnya. Jakarta: Kompas.com. (https://www.kompas.com/skola/read/2022/11/02/070000269/pertempuran-lima-hari-di-semarang--latar-belakang-dan-tokohnya, diakses pada tanggal 27 Agustus 2024).

 

Makkelo, Ilham Daeng. 2023. Pertempuran Lima Hari di Semarang. Jakarta: ESI

(https://esi.kemdikbud.go.id/wiki/Pertempuran_Lima_Hari_di_Semarang, diakses pada tanggal 17 September 2024).

 

Semarangkota.go.id. 2022. Kenang peristiwa pertempuran lima hari di semarang lewat teatrikal

dan tembakan meriam. Semarang: Pemerintah Kota Semarang.

(https://semarangkota.go.id/p/4008/kenang_peristiwa_pertempuran_lima_hari_di_semara

ng_lewat_teatrikal_dan_temb#, diakses pada tanggal 19 September 2024).

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

BERITA LAINNYA - 15 April 2021
Hari Diabetes Nasional : Apa itu Diabetes?
BERITA LAINNYA - 03 May 2021
SMA KRISTEN PENABUR Harapan Indah Angkatan 11 - ...
INFO KELULUSAN, SMA KRISTEN PENABUR Harapan Indah...
BERITA LAINNYA - 07 May 2021
Does Your IQ Really Matter?
Intelligence Quotient (IQ), Spiritual Quotient (S...
BERITA LAINNYA - 10 May 2021
Hari Lupus Sedunia
Hari Lupus Sedunia
BERITA LAINNYA - 25 May 2021
Buah Manis dari Pengorbanan
Buah Manis dari Pengorbanan
BERITA LAINNYA - 31 August 2022
Tak Hanya Sebagai Destinasi Wisata, Nusa Tenggara...
BERITA LAINNYA - 03 September 2022
Bau Nyale : Festival Menangkap Cacing dari Lombok
Bau Nyale, Festival Menangkap Cacing dari Lombok
BERITA LAINNYA - 04 September 2022
FENOMENA SUPERCOOLING DALAM EFEK MPEMBA
FENOMENA SUPERCOOLING DALAM EFEK MPEMBA
BERITA LAINNYA - 01 September 2022
Flexing, Keangkuhan, dan Sejarah Mitologi Rasi Bi...
Flexing, Keangkuhan, dan Sejarah Mitologi Rasi Bi...
BERITA LAINNYA - 09 September 2022
IKATAN KIMIA (Kasih Iman Ilmu Amal)
IKATAN KIMIA (Kasih Iman Ilmu Amal)
BERITA LAINNYA - 23 October 2023
Jempolmu Dapat Membunuhku : belajar memahami Cybe...
BERITA LAINNYA - 24 October 2023
Tuhan empunya segala nya, jangan ragu untuk membe...
Tuhan empunya segala nya, jangan ragu untuk membe...
BERITA LAINNYA - 25 October 2023
Tuhan Allah sumber kekuatanku,....
Tuhan Allah sumber kekuatanku,....
BERITA LAINNYA - 26 October 2023
Polusi Udara, Tudung Abu Jakarta.....
Polusi Udara, Tudung Abu Jakarta.....
BERITA LAINNYA - 27 October 2023
POLUSI UDARA SUDAH ADA SEJAK PURBA?
POLUSI UDARA SUDAH ADA SEJAK PURBA?
BERITA LAINNYA - 20 April 2024
PERJUANGAN ACHA
BERITA LAINNYA - 22 April 2024
PULANG - TERE LIYE
PULANG - TERE LIYE
BERITA LAINNYA - 23 April 2024
Resensi Buku 2,578.0 Km
Resensi Buku 2,578.0 Km
BERITA LAINNYA - 24 April 2024
REWRITE
REWRITE
BERITA LAINNYA - 25 April 2024
Septihan, sebuah Resensi
Septihan, sebuah Resensi
BERITA LAINNYA - 24 August 2024
Menempatkan Tuhan di Tempat Pertama
BERITA LAINNYA - 01 September 2024
Leadership Camp, 2024
Leadership Camp, 2024
BERITA LAINNYA - 25 August 2024
Hidup dalam Kehadiran-Nya
Hidup dalam Kehadiran-Nya
BERITA LAINNYA - 26 August 2024
Mengatasi Segala Rintangan dengan Iman
Mengatasi Segala Rintangan dengan Iman
BERITA LAINNYA - 27 August 2024
Damai Sejahtera di Tengah Badai (1)
Damai Sejahtera di Tengah Badai

Choose Your School

GO