Konflik di semenanjung Korea ( Korea utara dan Korea Selatan )

BERITA LAINNYA - 28 March 2022

Konflik di semenanjung Korea ( Korea utara dan Korea Selatan )

Marsyanda Valencia 12sos1/23

 

 

Korea? K-POP?

Apa yang terlintas di dalam pikiran dan kepala kalian semua ketika mendengar kata “Korea”? 

Ya, pasti sebagian dari kita langsung teringat dengan grup-grup K-POP yang mendunia dan dicintai seluruh kalangan baik dari anak-anak remaja sampai dengan orang dewasa seperti BTS, Blackpink, dan Twice  juga para jajaran aktor aktris pemeran K-drama  terfavorit saat ini seperti Han So Hee, Suzy, Lee Min Ho, serta Hyun Bin. Tidak hanya di dunia entertainment, skincare dan makeup korea menjadi sesuatu yang terkenal sampai ke Indonesia. Sampai-sampai banyak sekali brand yang branding dengan mengatasnamakan “korea” agar lebih laku dipasaran.

Memang benar bahwa yang disebutkan di atas semuanya berasal dari Korea, namun yang kita kenal hanyalah Korea Selatan. Selain negara tersebut, masih ada negara korea yang lainnya loh, negara tersebut adalah Korea Utara. Lalu mengapa ada dua negara Korea? Yuk kita cari tahu bersama sama.

 

Semenanjung Korea terbagi menjadi dua bagian

Tahukah kalian? Kalau wilayah semenanjung Korea itu dulunya tepatnya di abad ke-20 merupakan kekuasaannya Jepang loh. Lalu karena Jepang kalah di perang dunia yang ke-2, Amerika Serikat sama Uni Soviet jadi mikirin apa yang harus mereka lakukan sama Jepang, musuh mereka yang kalah itu. Akhirnya, di Agustus 1945, semenanjung Korea ini diputuskan buat dibagi menjadi dua bagian di sepanjang paralel ke-38. Nah, untuk bagian Utara sendiri dikuasai oleh Rusia dan untuk yang selatan dikuasai oleh Amerika Serikat. Dua negara baru di semenanjung Korea ini pun terbentuk di akhir dekade. Di utara, diktator komunis Kim Il Sung menikmati dukungan dari pemerintah Uni Soviet, sedangkan untuk yang di Selatan diktator anti-komunis Syngman Rhee menikmati dukungan dari pemerintah Amerika Serikat. Kedua diktator ini pun akhirnya terlibat pertikaian yang berkepanjangan di paralel ke-38. Pertempuran di perbatasan antara kedua negara ini menjadi hal yang biasa terjadi dan memakan korban sekitar kurang lebih 10.000 tentara baik dari Korea Selatan dan Korea utara.

 

Awal mula terjadinya Perang Korea

Lalu bagaimana sih bisa terjadi perang di antara utara dan selatan ini? Perang di semenanjung Korea Utara dan Korea Selatan ini itu mulanya terjadi di tanggal 25 juni 1950 loh. Nah pada saat itu, ada sekitar 75.000 tentara Korea Utara yang berjalan melewati paralel ke-38 yang merupakan batas antara Republik Rakyat Demokratik Korea yang didukung Soviet di sebelah utara dan Republik Korea yang pro-Barat di Selatan. Invasi tersebut merupakan aksi militer pertama pada masa Perang Dingin.

Lalu pada Juli 1950, Amerika Serikat dengan pasukannya masuk ke dalam perang bersama Korea Selatan dengan menyebutnya sebagai perang dalam melawan kekuatan komunisme internasional. Namun, hasil yang diharapkan tidak kunjung muncul walaupun sudah melakukan pertempuran beberapa kali dan perang hanya memakan korban terus-menerus membuat para pejabat Amerika khawatir peperangan akan terus berlanjut meluas melibatkan negara lain seperti China, Rusia, juga mungkin menjadi Perang Dunia yang ke-3.

 Pejabat pun menyusun gencatan senjata untuk korut. Akhirnya Perang Korea berakhir pada Juli 1953. Walau terbilang singkat, perang ini memakan jumlah korban yang sangat fantastis yaitu kurang lebih 5 juta orang meninggal dan setengahnya merupakan warga sipil. Pertempuran pun diakhiri pada 27 Juli 1953. Namun dari kejadian tersebut tidak ada perjanjian perdamaian yang ditandatangani sehingga perang diantara Korea Utara dan Korea Selatan masih belum berakhir.

 

Keadaan kedua negara sekarang ini

Saat ini, Amerika Serikat masih menempatkan sekitar kurang lebih 28.5000 tentara di negara Korea Selatan sebagai bagian dari pasukan perlindungan. Sementara, Korea Utara mengatakan bahwa mereka memiliki angkatan bersenjata terbesar di dunia dan menempatkan pasukan serta persenjataan di dekat zona demiliterisasi. Korea Utara juga mulai melakukan pengembangan pada senjata nuklir dan sistem rudal jarak jauh.

Beberapa tahun terakhir ini, pemerintah Korea Selatan dibawah kepemimpinan presiden Moon Jae In sangat mengupayakan penyelesaian konflik melalui perundingan diplomatik sampai terlihat adanya hubungan yang cair di antara kedua negara ini.

Diplomasi yang menjanjikan juga berhasil mempertemukan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dengan pemimpin dan perwakilan Korea Selatan. Puncaknya adalah pertemuan antara Presiden AS saat itu  Donald Trump dan Kim Jong Un di Singapura. Ini adalah pertama kalinya seorang pemimpin Amerika bertemu dengan seorang pemimpin Korea Utara. Mereka juga berjanji untuk menyelesaikan sengketa program nuklir  Korea Utara dan mengambil langkah-langkah menuju denuklirisasi. Sebagai imbalan nya, Amerika Serikat telah berjanji untuk mencabut sanksi ekonomi terhadap Korea Utara. Namun, meskipun memiliki dua pertemuan langsung di zona demiliterisasi Vietnam dan Panmunjom, negosiasi denuklirisasi antara Amerika Serikat dan Korea Selatan terhenti. Setelah negosiasi denuklirisasi  gagal, Korea Utara kembali melakukan uji coba rudal jarak jauh. Kim Jong-un meminta Amerika Serikat untuk melonggarkan sanksi ekonomi, tetapi Donald Trump berpendapat bahwa Korea Utara perlu di denuklirisasi sebelum dapat dilonggarkan.

Beberapa minggu setelahnya, ketegangan diplomatik antara Korea dengan Korea Selatan kembali memuncak. Setelah ancaman verbal dilontarkan oleh Kim Yo Jong, saudara perempuannya Kim Jong Un yang sebelumnya tidak dikenal oleh internasional sama sekali, meledakan kantor penghubung Korea Utara dan Korea Selatan yang selama ini kosong di perbatasan Kaesong.

Tentu saja, upaya penyelesaian sengketa ini menjadi semakin sulit bagi Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Hongmin, seorang analis kebijakan di Institut Korea untuk Unifikasi Nasional, mengatakan menyelamatkan misi diplomatik ini akan membutuhkan konsesi besar dari pemerintah Korea Selatan kepada Korea Utara. Sehari sebelum peringatan 70 tahun Perang Korea, kantor berita resmi Korea Utara melaporkan bahwa Kim Jong-un telah "menunda" operasi militer Korea Utara di daerah perbatasan yang sebelumnya diumumkan oleh saudara perempuannya Kim Yo-jong.  Korea Utara juga  mengancam akan mengirimkan 12 juta selebaran propaganda ke Korea Selatan sebagai "pembalasan" atas tindakan aktivis hak asasi manusia dan pengungsi Korea Utara.

Singkatnya, gencatan senjata harus diakhiri dengan perjanjian damai, namun upaya unifikasi untuk menyatukan Korea Selatan dan Korea Utara belum juga membuahkan hasil. Korea Selatan menolak untuk menandatangani perjanjian damai karena dia ingin mengalahkan "saudaranya", sementara Korea Utara terus mengembangkan senjata nuklir dan rudal jarak jauh untuk menghentikan invasi AS yang meningkat. Akibatnya, Korea Utara terkena serangkaian sanksi oleh Dewan Keamanan PBB, dan Amerika Serikat masih memiliki 28.500 tentara di Korea Selatan. Kurang lebih 70 tahun setelah gencatan senjata Perang Korea, Korea Selatan dan Korea Utara tidak bersatu karena mengklaim sebagai penguasa sah  Semenanjung Korea.

 

 

 

Referensi: https://www.dw.com/id/70-tahun-perang-korea-konflik-dan-perpecahan-yang-belum-juga-selesai/a-53926679 https://internasional.kompas.com/read/2021/10/12/130000570/perang-korea-1950--bagaimana-akhirnya-dan-kenapa-korsel-korut-tidak?page=all

 

 

 

 

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita BPK PENABUR Jakarta - 27 July 2021
BERTEKUN DALAM KESESAKAN
Berita BPK PENABUR Jakarta - 09 March 2022
HARI MUSIK NASIONAL
HARI MUSIK NASIONAL
Berita BPK PENABUR Jakarta - 13 April 2022
PENDAFTARAN SISWA BARU TAHUN PELAJARAN 2022-2023
PENDAFTARAN SISWA BARU TAHUN PELAJARAN 2022-2023
Berita BPK PENABUR Jakarta - 16 April 2022
Sukacita Kebangkitan Tuhan bersama BPK PENABUR Ja...
Sukacita Kebangkitan Tuhan bersama BPK PENABUR Ja...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 31 May 2022
Hari Tembakau Sedunia
Hari Tembakau Sedunia
BERITA LAINNYA - 23 November 2021
Setia dalam Melayani
BERITA LAINNYA - 24 November 2021
Character Camp : Saka Bakti Husada Sangatlah berg...
Character Camp : Saka Bakti Husada Sangatlah berg...
BERITA LAINNYA - 25 November 2021
Pohon Kehidupan
Pohon Kehidupan
BERITA LAINNYA - 26 November 2021
Character Camp : Sangga Pencoba 1 ( Saka Bakti Hu...
Character Camp : Sangga Pencoba 1 ( Saka Bakti Hu...
BERITA LAINNYA - 03 December 2021
Character Camp 2021
Character Camp 2021, BPK PENABUR JAKARTA, SMAK PE...
BERITA LAINNYA - 09 August 2023
Daily REMINDER, 09 Agustus 2023
BERITA LAINNYA - 10 August 2023
Daily REMINDER, 10 Agustus 2023
Daily REMINDER, 10 Agustus 2023
BERITA LAINNYA - 16 August 2023
Essay Proklamasi, 78 Tahun Indonesia Merdeka By: ...
Essay Proklamasi, 78 Tahun Indonesia Merdeka By: ...
BERITA LAINNYA - 11 August 2023
Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, sebua...
Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, sebua...
BERITA LAINNYA - 12 August 2023
Proklamasi Kemerdekaan Berdampak Pada Mindset mas...
Proklamasi Kemerdekaan Berdampak Pada Mindset mas...
BERITA LAINNYA - 12 January 2024
Bisakah Konflik Dihilangkan?
BERITA LAINNYA - 13 January 2024
Fesyen Daur Ulang: Transformasi Kreatif Gaya Hid...
Fesyen Daur Ulang: Transformasi Kreatif Gaya Hi...
BERITA LAINNYA - 14 January 2024
Memahami dan Mengatasi Pelecehan Seksual: Membang...
Memahami dan Mengatasi Pelecehan Seksual: Membang...
BERITA LAINNYA - 15 January 2024
Mendekati Era Cashless dengan QRIS
Mendekati Era Cashless dengan QRIS
BERITA LAINNYA - 16 January 2024
Rokok, Pedang Bermata Dua
Rokok, Pedang Bermata Dua
BERITA LAINNYA - 22 July 2024
Allah selalu menyertai
BERITA LAINNYA - 23 July 2024
Nyatakan segala hal dalam Allah
DAILY REMINDER
BERITA LAINNYA - 24 October 2024
Yang terburuk adalah merasa tidak berharga
DAILY REMINDER
BERITA LAINNYA - 25 October 2024
Hidup untuk terus mencoba
DAILY REMINDER
BERITA LAINNYA - 26 October 2024
Kasihilah Juga Musuhmu
DAILY REMINDER

Choose Your School

GO