Jogja Istimewa

BERITA LAINNYA - 20 March 2021

Jogja Istimewa

Kalian pasti pernah melihat souvenir dari Yogyakarta yang bertuliskan “Jogja Istimewa.”  Kalau kalian berkunjung ke Jogja, pasti kalian juga akan merasakan keistimewaannya. Yogyakarta juga disebut sebagai Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dengan sultan sebagai kepala pemerintahan (setara gubernur).

Nah, Kesultanan Yogyakarta ini termasuk salah satu keistimewaan Yogyakarta yang terkenal, lho. Oleh karena itu, Yogyakarta memiliki nama resmi Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain memiliki banyak objek wisata yang terkenal, seperti Candi Borobudur dan Prambanan yang mendunia, Yogyakarta juga lekat dengan berbagai tradisi dan budayanya yang unik dan autentik. Yuk, kita lihat tradisi dan budaya yang ada di Yogyakarta!

Salah satu tradisi yang terkenal adalah Upacara Sekaten. Upacara Sekaten merupakan rangkaian kegiatan tahunan sebagai peringatan Maulid Nabi Muhammad yang diadakan oleh Keraton Yogyakarta. Upacara ini diselenggarakan setiap tanggal 5 Maulid, menjelang hari lahir Nabi Muhammad, di alun-alun utara Yogyakarta dan berlangsung selama 7 hari.  Beberapa acara penting dalam perayaan ini adalah dimainkannya gamelan pusaka di halaman Masjid Agung Keraton, pembacaan riwayat hidup Nabi Muhammad, dan pengajian. Lalu, pada puncak Sekaten biasanya diadakan Garebeg Mulud sebagai bentuk syukur pihak istana dengan keluarnya sejumlah gulungan untuk diperebutkan oleh masyarakat. Sekaten juga dimeriahkan dengan adanya pasar malam atau yang biasa disebut “Sekatenan” yang berlangsung selama 40 hari. Menurut sumber sejarah, perayaan Sekaten sudah berlangsung sejak abad ke 15 pada zaman Kesultanan Demak, lho. Keren banget ya!

Selain perayaan Sekaten, tradisi yang masih rutin dijalankan di tanah Yogyakarta adalah Jamasan Pusaka. Jamasan Pusaka disebut juga Siraman Pusaka. Jamasan Pusaka merupakan upacara rutin yang dilaksanakan oleh Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Jamasan Pusaka adalah suatu upacara yang bersifat sakral. Oleh karena itu, sebelum bertugas para Abdi Dalem akan berpuasa dan mandi terlebih dahulu untuk menyucikan diri. Para Abdi Dalem juga harus menjaga sikap, tutur kata, dan perbuatan selama upacara Jamasan Pusaka. Kata “siraman” maupun “jamasan” berasal dari bahasa Jawa yang berarti memandikan atau membersihkan. Nah, sesuai namanya, upacara ini dilakukan dalam rangka membersihkan benda-benda pusaka milik Keraton Yogyakarta setiap bulan Suro pada hari Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon.

Namun, cara membersihkan benda pusaka ini tidak bisa sembarangan lho. Pada upacara ini, Pusaka dibersihkan dengan cairan jeruk nipis agar minyak dan kotoran-kotoran yang menempel pada pusaka selama satu tahun lalu dapat larut. Setelah itu, pusaka disiram dengan air hingga bersih. Saat pusaka telah kering, permukaan pusaka diberi warangan dengan cara dioleskan berkali-kali. Ternyata, warangan yang terbuat dari arsenik dioleskan ke permukaan pusaka untuk melindungi pusaka dari karat, lho. Terakhir tak lupa pusaka diolesi minyak kelapa yang dicampur dengan minyak cendana. Beberapa pusaka yang terbilang penting bagi Keraton Yogyakarta, antara lain tombak K.K Ageng Plered, keris K.K Ageng Sengkelat, dan kereta kuda Nyai Jimat.

Selain sejarah, tradisi, dan budayanya yang kaya, Yogyakarta ternyata memiliki aturan unik tak tertulis yang hingga saat ini masih dijalankan. Apa saja, ya, aturannya?

            Siapa sih yang nggak tahu pantai Parangtritis? Pantai Parangtritis adalah salah satu ikon wisata Jogja yang terletak di Kabupaten Bantul. Membicarakan pantai Parangtritis pasti tak bisa dilepaskan dari mitos keberadaan Nyi Roro Kidul. Konon, wisatawan Parangtritis dilarang mengenakan pakaian yang berwarna hijau. Menurut cerita yang berkembang, Nyi Roro Kidul suka warna hijau sehingga dia tidak mau ada orang lain yang memakai warna itu. Ada juga yang mengatakan bahwa warna hijau itu warna favoritnya sehingga orang yang memakai pakaian hijau otomatis disukai Nyi Roro Kidul.

Perempatan Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul juga menyimpan aturan unik, lho. Konon pengantin tak boleh lewat perempatan itu dengan tangan kosong. Jadi, jika ada pengantin yang melewati perempatan itu harus melepaskan ayam jago. Untuk menghindari mitos itu, orang-orang ada yang memilih mencari jalan lain dan menghindari perempatan itu. Tak hanya itu, mitos yang berkembang, orang sakit juga dilarang melewati perempatan itu. Solusinya, orang sakit yang ingin berobat ke rumah sakit harus mencari jalan alternatif agar tak melewati perempatan itu. Unik banget ya Yogyakarta ini!

Nah, sebenarnya masih ada banyak tradisi dan budaya unik yang bisa kalian temukan di Jogja. Sayangnya, tak cukup satu artikel untuk membahas semuanya karena tradisi dan budaya Yogyakarta sangatlah kaya. Oleh karena itu, penduduk Indonesia haruslah bangga terhadap budaya kita yang unik dan beraneka ragam.

Andrea Immanuella

*Bangga atas keunikan dan keragaman budaya Indonesia*

Daftar pustaka

https://www.brilio.net/wow/5-aturan-unik-di-jogja-yang-belum-banyak-orang-tahu-1604166.html. Diunduh 9 Februari 2021.

https://www.kratonjogja.id/hajad-dalem/11/jamasan-pusaka-dilaksanakan-oleh-Karaton-Ngayogyakarta-Hadiningrat-Upacara-ini-diselenggarakan-dalam-rangka, benda-pusaka-milik-Keraton-Yogyakarta. Diunduh 16 Oktober 2020.

https://www.tabloidbintang.com/wisata-kuliner/perjalanan/read/95565/mengenal-yogyakarta-lebih-dekat-sejarah-tradisi-dan-daya-tariknya. Diunduh 19 Maret 2020.

 

 

 

                                        Program NKCTI (Nanti Kita Cerita Tentang Indonesia)                                   

OSIS Bidang 8

Media bagi warga SMAK PENABUR Harapan Indah untuk mengetahui informasi budaya-budaya Indonesia

Memberikan informasi seputar budaya-budaya Indonesia kepada seluruh wara SMAK PENABUR Harapan Indah

 

Tags:
BERITA LAINNYA - 31 August 2022
Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK)
BERITA LAINNYA - 16 September 2022
Tertipu dengan Investasi Saham Palsu? No More!
Tertipu dengan Investasi Saham Palsu? No More!
BERITA LAINNYA - 13 September 2022
Kecantikan bagi Perempuan
Kecantikan bagi Perempuan
BERITA LAINNYA - 19 September 2022
Barapen, Tradisi Bakar Batu oleh Suku Dani
Barapen, Tradisi Bakar Batu oleh Suku Dani
BERITA LAINNYA - 20 September 2022
Mumi Asal Papua
Mumi Asal Papua
BERITA LAINNYA - 22 November 2023
Tragedi Sampit : Konflik Dayak dan Madura
BERITA LAINNYA - 23 November 2023
Pergerakan Demokratisasi Gwangju
Pergerakan Demokratisasi Gwangju
BERITA LAINNYA - 24 November 2023
KONFLIK TAK BERUJUNG, ISRAEL-PALESTINA
KONFLIK TAK BERUJUNG, ISRAEL-PALESTINA
BERITA LAINNYA - 25 November 2023
JAKMANIA VS BOBOTOH
JAKMANIA VS BOBOTOH
BERITA LAINNYA - 26 November 2023
Perang Rusia-Ukraina Melalui Perspektif Sosiologi
Perang Rusia-Ukraina Melalui Perspektif Sosiologi 
BERITA LAINNYA - 16 July 2024
Hasil Kasih Karunia Allah
BERITA LAINNYA - 17 July 2024
Menyerahkan Diri Pada TUHAN
DAILY REMINDER
BERITA LAINNYA - 18 July 2024
HARAPAN TIDAK AKAN HILANG
DAILY REMINDER
BERITA LAINNYA - 19 July 2024
TUHAN Lebih Besar Dari Masalah
DAILY REMINDER
BERITA LAINNYA - 20 July 2024
TUHAN SELALU MENYERTAI
DAILY REMINDER
BERITA LAINNYA - 26 November 2024
Menyerahkan Segalanya pada Tuhan
BERITA LAINNYA - 27 November 2024
Karunia dari Allah
Karunia dari Allah
BERITA LAINNYA - 28 November 2024
Memegang Teguh Harapan
Memegang Teguh Harapan
BERITA LAINNYA - 29 November 2024
Buanglah Keraguan dalam Hatimu
Buanglah Keraguan dalam Hatimu
BERITA LAINNYA - 30 November 2024
Ketika Iman Bergerak
Ketika Iman Bergerak
BERITA LAINNYA - 06 February 2025
ALLAH ADALAH KASIH
BERITA LAINNYA - 07 February 2025
IBU SEBAGAI SUMBER KASIH
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 08 February 2025
KASIH SEBAGAI DASAR PERBUATAN BAIK
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 09 February 2025
KEBENCIAN MENIMBULKAN PERTENGKARAN (1)
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 28 February 2025
BERTUMBUH MENJADI DEWASA
BERTUMBUH MENJADI DEWASA

Choose Your School

GO