Budaya Maritim Indonesia

BERITA LAINNYA - 04 April 2024

Budaya Maritim Indonesia

 

Pernahkah anda mendengar sebutan “Budaya Maritim”? Berbagai aktivitas kehidupan bangsa Indonesia bermula dari lautan yang menjadi awal penyebaran penghuni Nusantara ini. Maka dengan itu, sangatlah penting bagi Masyarakat Indonesia untuk sadar akan keberadaan budaya maritim. Frase ‘budaya maritim’ ini diambil dari dua suku kata yakni budaya dan juga maritim, dimana budaya memiliki arti gagasan manusia yang dapat menghasilkan suatu tindakan dan karya yang bermanfaat bagi manusia, sedangkan maritim menggambarkan suatu aktivitas kelautan yang tujuannya untuk perdagangan atau pencarian hasil budidaya kelautan. Maka dapat disimpulkan bahwa budaya maritim merupakan keseluruhan gagasan yang dapat menghasilkan perilaku dan tindakan bersama atau secara kolektif, oleh kelompok masyarakat kelautan.[1]

          Indonesia dengan kemaritiman, merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Penduduk Nusantara pun telah aktif melakukan kegiatan yang berkait dengan kemaritiman—seperti pelayaran dan perdagangan—jauh sejak masa pra-sejarah. Salah satu benda prasejarah yang bisa diperkirakan sebagai petunjuk bahwa bangsa Indonesia terbiasa melakukan aktivitas pelayaran antar pulau, bahkan juga perdagangan, adalah nekara perunggu.  Seorang peneliti memperkirakan bahwa nekara tersebut berasal dari Asia Tenggara yang dibawa oleh suku-suku pendatang yang memasuki kepulauan di Indonesia, atau mungkin sebaliknya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kepulauan Indonesia merupakan bagian dari jaringan lalu lintas pelayaran dan perdagangan di Asia Tenggara.[2] Bukti lain keberadaan aktivitas maritim di masa prasejarah adalah adanya lima ukiran relief perahu layar pada Candi Borobudur.[3]

  1. Dj. Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto mencatat bahwa pada zaman prasejarah penduduk Indonesia adalah pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas, oleh karena itu lautan tidak pernah dipandang sebagai penghalang melainkan penghubung Nusantara dengan negara-negara lain. Letak dan kondisi geografis Indonesia pun terus membawa keuntungan, hal ini dapat dilihat dari fakta bahwa sejak dahulu hingga sekarang Indonesia menjadi jalur perdagangan utama, terutama dalam perdagangan rempah-rempah global. Kisah tentang armada Sriwijaya dan Majapahit merupakan contoh dari kejayaan armada Nusantara di bidang maritim, yang terjadi pada abad 8 hingga 13. Pada masa itu, Sriwijaya dan Majapahit berhasil mengelola sistem pelayaran yang efisien serta menetapkan posisi Nusantara sebagai pusat perdagangan maritim. Kesuksesan tersebut dapat dirasakan selama beberapa abad dan membuktikan bahwa kemampuan kemaritiman adalah kunci kemakmuran ekonomi Nusantara.[4]

Laut adalah inti dari kehidupan masyarakat pesisir, bukan hanya semata batas geografis. Kekuasaan maritim Indonesia bergantung pada sistem perdagangan samudera yang mencakup pelayaran antarpulau dan antarnegara. Dengan keberanian dan kemampuan mereka, para pelaut Indonesia telah membentuk jaringan perdagangan yang luas dan mendalam sejak zaman dahulu. Keberlangsungan sistem maritim ini bergantung pada nilai-nilai seperti keberanian, ketahanan, dan kerja sama. Oleh karena itu penting bagi kita untuk melanjutkan upaya mereka. Sebaiknya kita sebagai generasi penerus bangsa selalu mempertahankan dan mengolah potensi maritim Indonesia.

Namun, sayangnya budaya yang dahulu menjadi identitas Nusantara, saat ini hampir tidak terdengar lagi gaungnya. Selama bertahun-tahun pemerintah dan masyarakat gagal untuk melindungi laut Indonesia, mulai dari pencemaran air, pencurian SDA laut, hingga kerusakan terumbu karang. Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan pun mencatat bahwa negara Indonesia mengalami kerugian di sektor perikanan sekitar 120 triliun per tahun mulai dari periode 2020-2021.[5] Sedangkan nelayan-nelayan Indonesia semakin berkurang dan terpaksa hidup dalam kondisi sosial dan ekonomi yang buruk. Kementerian Komunikasi dan Informatika beserta Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia sendiri mencoba untuk memetakan isu-isu yang dihadapi oleh nelayan di Negeri ini. Masalah pertama adalah pada aset, di mana antara lain nelayan masih sulit mendapatkan bantuan kapal, lalu belum semua nelayan mendapatkan asuransi jiwa yang diberikan oleh KKP, hingga tingginya biaya solar. Tidak hanya itu para nelayan juga berkutat dengan masalah kurangnya akses permodalan untuk biaya operasional melaut dan pengetahuan mengenai pemanfaatan pendapatan untuk pengembangan usaha.[6]

Sebaiknya, sebagai negara yang memiliki perairan yang sangat luas dan kaya akan potensi, kita harus bisa mengoptimalkan pemberdayaan laut kita. Baik itu masyarakat maupun pemerintah, masing-masing mempunyai perannya sendiri dalam melestarikan budaya ini. Kita sebagai masyarakat awam bisa membantu lewat mendukung usaha masyarakat pesisir, menjaga kebersihan laut, dan kembali mengulik sejarah dan budaya maritim kita yang sangat kaya. Sedangkan pemerintah tentunya terus memperjuangkan visinya untuk menetapkan Indonesia kembali menjadi poros maritim, baik itu lewat program kerja, kebijakan, ataupun konsep/gagasan. Mari kita lindungi budaya maritim Indonesia!

 

[1] Beritaku.id: “Budaya Maritim: Konsep, 7 Unsur, Hingga Contoh”, 10 Agustus 2021, https://beritaku.id/budaya-maritim-konsep-7-unsur-hingga-contoh/

[2] Kartodirjo: Sejarah Nasional I hlm.2

[3] Kompas.com: “Mengenal Budaya Maritim Indonesia”, 22 Desember 2023, https://www.kompas.com/skola/read/2023/12/22/180000369/mengenal-budaya-maritim-indonesia#google_vignette

[4] Beritaku.id: “Budaya Maritim: Konsep, 7 Unsur, Hingga Contoh”, 10 Agustus 2021, https://beritaku.id/budaya-maritim-konsep-7-unsur-hingga-contoh/

[5] Kompas.com:”Negara Merugi hingga Rp 30 Triliun Tiap Tahun akibat Pencurian Ikan di Natuna”, 12 April 2021,

[6] Indonesiabaik.id: “Problematika Nelayan Indonesia”, https://indonesiabaik.id/infografis/problematika-nelayan-indonesia

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

BERITA LAINNYA - 29 October 2021
Career Day kelas XII
BERITA LAINNYA - 29 October 2021
Bina Iman kelas XI
Bina Iman kelas XI
BERITA LAINNYA - 02 November 2021
Career Day: Eye Opener untuk Masa Depan
Career Day: Eye Opener untuk Masa Depan
BERITA LAINNYA - 03 November 2021
Makin Yakin Makin Disiplin
Makin Yakin Makin Disiplin
BERITA LAINNYA - 06 November 2021
L-EARN berhasil membawa kelompok Elysian meraih j...
L-EARN berhasil membawa kelompok Elysian meraih j...
BERITA LAINNYA - 27 March 2022
Berbagi Kasih Sayang pada Keluarga (CG XI MIPA 3)
BERITA LAINNYA - 27 March 2022
Agenda Mingguan, Senin - Jumat 28-31 Maret 2022
Agenda Mingguan, Senin - Jumat 28-31 Maret 2022
BERITA LAINNYA - 25 March 2022
Penemu Teknologi Mesin Cetak
Penemu Teknologi Mesin Cetak
BERITA LAINNYA - 28 March 2022
Konflik di semenanjung Korea ( Korea utara dan Ko...
Konflik di semenanjung Korea ( Korea utara dan Ko...
BERITA LAINNYA - 29 March 2022
Bangladesh yang Selalu Bergejolak
Bangladesh yang Selalu Bergejolak
BERITA LAINNYA - 31 August 2023
Yang ingin tubuh idel, sini simak penjelasan beri...
BERITA LAINNYA - 29 August 2023
Kecanduan Gawai sangat tidak baik, simak tips unt...
Kecanduan Gawai sangat tidak baik, simak tips unt...
BERITA LAINNYA - 28 August 2023
Jangan suka menunda, muda tak lama, tua harus bah...
Jangan suka menunda, muda tak lama, tua harus bah...
BERITA LAINNYA - 21 August 2023
Daily REMINDER, 21 Agustus 2023
Daily REMINDER, 21 Juli 2023
BERITA LAINNYA - 22 August 2023
DAILY REMINDER, 22 Agustus 2023
DAILY REMINDER, 22 Agustus 2023
BERITA LAINNYA - 02 February 2024
Cuma Cari Pewaris Wasiat Kok Malah?... sebuah RES...
BERITA LAINNYA - 03 February 2024
Dikta & Hukum, sebuah RESENSI
Dikta & Hukum, sebuah RESENSI
BERITA LAINNYA - 04 February 2024
Sepotong Kayu Diberi Nyawa, Pinochio sebuah RESEN...
Sepotong Kayu Diberi Nyawa, Pinochio sebuah RESEN...
BERITA LAINNYA - 05 February 2024
Jatuh Cinta Pada Bad Boy, sebuah RESENSI
Jatuh Cinta Pada Bad Boy, sebuah RESENSI
BERITA LAINNYA - 06 February 2024
Benci Jadi Cinta, sebuah RESENSI
Benci Jadi Cinta, sebuah RESENSI
BERITA LAINNYA - 03 July 2024
Hati Yang Penuh Syukur
BERITA LAINNYA - 04 July 2024
Janganlah Kecut Dan Tawar Hati
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 05 July 2024
STOP Overthinking
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 06 July 2024
Mengampuni 70x7
Daily Rimender
BERITA LAINNYA - 07 July 2024
Pantang Menyerah
Daily Reminder

Choose Your School

GO