Opiniku Tentang Pandemi Part 1 - Wilisky Fernandez
Cerpen Siswa & Guru - 18 February 2022
Hai nama saya Wilisky, saya ingin berbagi pendapat dan opini saya tentang pandemi yang sedang melanda.
Kisah ini berawal dari bulan Maret 2020 dengan adanya berita yang beredar tentang orang pertama yang terkena Covid-19 (Corona virus) di Indonesia. Pada saat itu, semua orang menjadi resah dan takut sehingga semua orang berbondong-bondong untuk membeli masker dan kebutuhan pokok sehari-hari dan sekolah, pusat perbelanjaan serta tempat ibadah ditutup selama dua minggu.
Namun, virus tersebut semakin menyebar, sehingga sekolah tidak jadi dibuka. Oleh karena itu, pemerintah membuat suatu program belajar yang dapat dilakukan tanpa bertemu secara langsung, yakni PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Program ini bertujuan agar murid dapat menerima materi meskipun tidak bertatap muka secara langsung dan berupaya memutus rantai virus tersebut.
Pembelajaran ini menggunakan sistem yang unik yakni menggunakan teknologi yang mendunia yaitu gadget. PJJ (Pembelajaraan Jarak Jauh) menggunakan aplikasi yang terdapat pada gadget. Pengoperasiannya menggunakan bahan bakar yang biasa kita sebut kuota.
Menurutku, pandemi ini memiliki dua sisi yakni sisi positif dan sisi negatif. Sisi positif dari pandemi yakni kita bisa lebih dekat dengan keluarga, sedangkan sisi negatifnya sangat banyak seperti sulitnya pembelajaran (materi tidak tersampaikan dengan baik), terhambatnya ekonomi dan sulitnya bersosialisasi.
Disaat pandemi ini, kita hanya perlu berusaha untuk bertahan hidup, berdoa dan bersyukur. Disaat sekarang, aku tidak bisa banyak berbuat yang bisa kulakukan hanya belajar, membantu orang tua dan menabung wawasan.
Sekarang aku ingin berbagi opini dan pengalamanku selama pandemi. Selama pandemi, aku sangat mengkhawatirkan virus yang menyebar sangat cepat dan mengkhawatirkan dunia yang entah hingga kapan pandemi ini akan berakhir terutama di Indonesia, yang setiap hari meningkatnya kasus tertular Covid-19.
Aku juga mengkhawatirkan murid-murid dan mahasiswa yang sekolahnya terhambat oleh pandemi, kebanyakan siswa kesulitan dan bahkan sama sekali tidak bisa menerima materi saat PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) di tengah pandemi. Banyak siswa yang mengeluh karena tugas akibat tugas yang diberikan tak setara dengan materi yang disampaikan dengan waktu yang sangat terbatas.
Menurutku, PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) di masa pandemi harus dikembangkan lagi, karena murid sulit menangkap materi dalam waktu yang singkat dan terbatas. Murid-murid harus mengulang setiap hari untuk dapat menangkap materi tersebut. Tak hanya mengulang, murid harus mencari sumber lain agar dapat memperjelas suatu materi yang diberikan oleh guru.
Menurutku, semua orang yang berperan dalam PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) seperti murid dan guru harus beradaptasi lebih akan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dikarenakan cara materi disampaikan berbeda jauh jika dibandingkan dengan sekolah tatap muka (Sekolah Offline).
Pada sekolah offline, materi disampaikan secara lisan dari guru, sedangkan pada PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), materi disampaikan dengan berbagai cara seperti video, ppt dan secara virtual yang biasa kita sebut video call (Google Meet, Zoom). Hal itu membuat guru bingung mana cara yang terbaik untuk menyampaikan materi.
Kesimpulannya, PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) harus dikembangkan lagi. Itulah opini dan pengalamanku mengenai PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Siswa dan guru harus beradaptasi lebih dalam mengelola dan menjalankan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).
Sekarang aku ingin berbagi perasaanku dalam menjalani kehidupan selama pandemi Covid-19. Disaat pandemi, aku merasa sedih dan senang. Sedih karena tidak bisa bertemu dengan orang-orang secara langsung dan senang karena kita bisa menghasbiskan waktu lebih banyak dengan keluarga. Pada awal tahun, aku berfikir akan ada siswa baru yang masuk ke kelasku. Namun ternyata tidak ada siswa baru pada kelasku. Aku merasa sedih karena sudah lama kami tidak mendapatkan siswa baru.
Selama pandemi aku juga sering memikirkan hal-hal yang telah terjadi di tahun 2019 kemarin, di tahun 2019 banyak kenangan dan moment indah yang bertemakan kebersamaan yang contohnya seperti LDK dan Bina Iman. Aku menjadi rindu akan hal itu seakan ingin mengulang waktu-waktu itu. Sayangnya pada tahun ini kita tidak bisa melakukan hal itu karena pandemi Covid-19.
Aku membuat puisi yang bertemakan pandemi yang sedang terjadi di Indonesia ini. Untuk Puisinya, baca lanjutan kisahku Part 2 yah..
Salam sehat selalu.
- Wilisky Fernandez -
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur