Pada sebuah acara tahunan di sebuah TK, setiap kelas secara bergiliran mempertunjukkan keterampilan mereka dalam bernyanyi dan menari sesuai dengan lagu. Pada setiap penampilan dari masing-masing kelas ini terdapat anak yang terlihat menonjol, sementara yang lainnya cenderung cuek, ada juga yang berusaha bersembunyi di balik temannya. Secara awam, kita dapat mengatakan bahwa anak yang menonjol dalam acara pertunjukkan tersebut adalah seorang anak yang percaya diri. Benar ya, kita cenderung memiliki tolak ukur mengenai kepercayaan diri dari keberanian seorang anak tampil di suatu pertunjukkan.
Pada sebuah acara tahunan di sebuah TK, setiap kelas secara bergiliran mempertunjukkan keterampilan mereka dalam bernyanyi dan menari sesuai dengan lagu. Pada setiap penampilan dari masing-masing kelas ini terdapat anak yang terlihat menonjol, sementara yang lainnya cenderung cuek, ada juga yang berusaha bersembunyi di balik temannya. Secara awam, kita dapat mengatakan bahwa anak yang menonjol dalam acara pertunjukkan tersebut adalah seorang anak yang percaya diri. Benar ya, kita cenderung memiliki tolak ukur mengenai kepercayaan diri dari keberanian seorang anak tampil di suatu pertunjukkan.
Sebelum berbicara lebih jauh mengenai anak percaya diri, mari kita sama-sama lihat makna dari kata percaya diri. Percaya diri dalam Bahasa Inggrisnya adalah confident yang bermakna menyadari kemampuan yang dimiliki dan memiliki penilaian yang tepat atas kemampuannya tersebut. Bila dikaitkan dengan cerita pada paragraf sebelumnya, maka orang akan segera menilai anak yang tidak menonjol dan menyembunyikan dirinya adalah yang tidak percaya diri. Kepercayaan diri adalah sesuatu yang sifatnya kontekstual, artinya harus dikaitkan dengan situasi yang sedang berlangsung.
Rasa percaya diri yang ditunjukkan oleh seorang anak, tentunya dipengaruhi oleh seberapa besar mereka menghargai dirinya sendiri. Hal ini berkaitan dengan bagaimana mereka memikirkan tentang dirinya, mendeskripsikan dirinya, dan mengetahui kemampuan yang dimilikinya. Rasa percaya diri sangatlah penting karena mampu mempengaruhi sikap dan perilaku anak terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya. Kepercayaan dirilah yang akan menentukan cara pikir, perasaan, dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan diri anak.
Anak yang percaya diri akan mudah membuat keputusan dan yakin dengan kemampuannya sendiri. Mereka tidak akan hidup dalam rasa khawatir, ataupun penuh penyesalan akan kejadian di masa lalu, ataupun kekhawatiran terhadap hal-hal di masa depan. Mereka akan penuh semangat dalam menjalani hari-hari saat sekarang ini.
Did you know?
“Kepercayaan diri dapat terbangun dari pengalaman berhasil melakukan sesuatu hal yang disukainya atau menjadi talenta yang dimiliki oleh setiap anak.”
Catherine Yusuf, M.Psi., Psi., CGA
Anak dengan percaya diri yang baik juga akan mau berpartisipasi dan menikmati berbagai jenis aktivitas dan hobi. Sebaliknya, anak yang tidak percaya diri akan takut mencoba hal-hal yang baru, tidak berani menghadapi konflik, dan merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan tertentu. Mereka cenderung mudah menyerah terhadap suatu tugas atau permainan yang sulit. Anak juga tidak berani mencoba kegiatan olah raga yang menantang untuk anak seusianya. Kondisi ini akan menyebabkan mereka terlihat berpenampilan penakut.
Anak yang percaya diri akan berusaha memecahkan masalah mereka sendiri, serta tidak berlarut-larut dalam kesalahan yang telah dibuatnya. Mereka akan merasa dirinya berarti dan sejajar dengan anak-anak yang lain, walaupun terdapat adanya perbedaan strata ekonomi dan sosial. Sebaliknya anak yang tidak percaya diri akan sering berkomentar negatif tentang dirinya sendiri, termasuk menjelek-jelekkan dirinya sendiri, “saya pasti tidak bisa”, “saya memang nakal”, “saya ini jelek”, ataupun ujaran-ujaran lainnya. Anak yang seperti ini biasanya memiliki toleransi yang rendah terhadap stress, sering menunggu orang lain untuk membantunya, terlihat pesimis terhadap segala sesuatu, menarik diri dari teman-temannya, dan menjadi sensitif terhadap komentar orang lain terhadap dirinya.
Rasa percaya diri anak dapat tumbuh dari adanya perasaan mampu berkompetensi. Rasa ini tidak terjadi begitu saja karena orang tua sekedar mengatakan kepada anak bahwa mereka hebat. Tetapi hal ini lebih kepada keberhasilan anak dalam mencapai sesuatu (achievements), baik hal besar maupun hal kecil. Terlepas dari apakah keberhasilan tersebut sudah cukup maksimal atau belum.
Membangun rasa percaya diri pada anak dapat dimulai dari orang-orang terdekanya. Ajaklah anak untuk terlibat dalam berbagai acara keluarga. Tunjukkan foto keluarga pada anak dan ceritakan berbagai cerita keluarga Anda. Buatlah anak merasa menjadi bagian dari anggota keluarga yang berharga. Merasa terhubung dengan orang lain yang peduli terhadap dirinya merupakan hal yang baik dalam meningkatkan rasa percaya diri anak. Hal ini akan memperkuat eksistensi anak secara langsung dan merasa menjadi bagian dari keluarga besarnya. Selain itu, hal ini juga akan membantu anak untuk belajar membangun hubungan dengan orang lain sehingga bermanfaat pula dalam menambah rasa percaya dirinya.
Anda perlu untuk menghabiskan waktu bersama anak dengan lebih sering karena hal ini akan membuat anak merasa menjadi bagian yang penting dalam hidup Anda. Melakukan kegiatan bersama sebagai suatu keluarga akan meningkatkan rasa memiliki dan kebersamaan dalam keluarga Anda, sehingga berdampak baik terhadap kepercayadirian anak. Lakukanlah “ritual keluarga” seperti cerita pengantar tidur sebelum anak tidur, “goodbye kiss´ yang spesial, atau hal khusus lainnya. Biarkan anak melakukan sesuatu untuk membantu Anda, sehingga mereka akan merasa berguna. Hindarilah mengucapkan sesuatu yang negatif kepada anak, atau bahkan menyatakan bahwa hidup Anda pasti lebih baik tanpa kehadiran anak. Jangan bersikap cuek dan tidak perhatian terhadap anak. Hindari sikap membandingkan anak Anda dengan anak-anak lain yang seusianya.
Anak yang memiliki rasa percaya diri tinggi cenderung lebih berhasil dalam melakukan apa yang mereka inginkan. Rasa percaya diri anak perlu dibangun sejak dini , karena hal ini membutuhkan proses yang bertahap. Lalu bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda membangun rasa percaya diri anak Anda? Yuk kita bangun kepercayaan diri anak dengan bersekolah di TKK 7 PENABUR Jakarta, tunggu apa lagi
Sumber:
- Ask Dr Sears. 12 Ways to Raise a Confident Child. 2017 [internet] [cited 2017 Dec 28]. Available from: https://www.askdrsears.com/topics/parenting/child-rearing-and-development/12-ways-help-your-child-build-self-confidence
- Raising Children Network. About Self-Esteem: Children 1-8 Years. 2017 [internet] [cited 2017 Dec 28]. Available from: http://raisingchildren.net.au/articles/self-esteem.html
- Sherman AR. Characteristics of High and Low Self-Esteem. 2015 [internet] [cited 2017 Dec 28]. Available from: https://psychskills.com/characteristics-of-high-and-low-self-esteem/
- Susilawati D. Kenali Ciri – Ciri Anak Tidak Percaya Diri. 2014 [internet] [cited 2017 Dec 28]. Available from: http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/parenting/14/12/20/ngvhry-kenali-ciriciri-anak-tidak-percaya-diri
- Tugend A. 9 Secrets of Confident Kids. 2017 [internet] [cited 2017 Dec 28]. Available from: https://www.parents.com/toddlers-preschoolers/development/fear/secrets-of-confident-kids/