"LENTERA HATI DARI DESA CANDRAMAWA”
BERITA LAINNYA - 24 April 2024
Di sudut pulau Jawa, tersembunyi sebuah desa yang dikenal dengan nama Candramawa. Desa ini dikelilingi oleh hutan bambu yang rindang dan sawah yang menghijau. Penduduk desa Candramawa dikenal akan keramahan dan kebersamaan mereka. Di tengah desa, ada sebuah lentera besar yang selalu menyala, tidak pernah padam, bahkan di malam yang paling gelap sekalipun. Lentera ini bukanlah lentera biasa melainkan simbol dari akhlak dan kebaikan hati yang menjadi pusat kehidupan desa sehingga lentera tersebut tidak boleh padam apabila padam akan terjadi bencana.
Anak-anak desa Candramawa diajarkan untuk hidup dengan nilai-nilai luhur. Mereka belajar untuk saling menghormati, berbagi, dan membantu sesama. Setiap anak memiliki tugas untuk menjaga lentera hati tetap menyala dengan perbuatan baik mereka. Di Desa Candramawa, hiduplah seorang anak bernama Arya. Arya adalah anak yatim piatu yang tumbuh besar di desa ini. Ia memiliki semangat yang tinggi dan selalu berusaha keras untuk bertahan hidup. Ia tinggal bersama dengan neneknya, namun, suatu hari Arya mencuri makanan dari ladang tetangganya untuk memberi makan neneknya yang sedang sakit. Arya merasa bahwa ia tidak punya pilihan lain.
Suatu malam, badai dan hujan deras mengguyur Desa Candramawa. Angin kencang serta kabut tebal menutupi lentera. Cahayanya mulai meredup, dan penduduk desa merasa gelisah. Mereka tahu bahwa jika Lentera Hati hampir padam, ada penduduk desa yang melakukan perbuatan tidak baik. Akhirnya keesokan harinya semua penduduk desa berkumpul untuk membahas apa yang sudah terjadi di desa dan menanyakan kepada penduduk desa untuk mengakui perbuatan buruk yang dilakukan salah satu penduduk desa.
Arya merasa bingung dan ketakutan, apakah lebih baik Arya jujur atau tetap diam tetapi akan berakibat fatal untuk desa apabila Arya tidak mengakui perbuatanya. Arya pun takut apabila bila ia jujur, penduduk desa akan menghakimi dan membenci Arya serta Neneknya. Akhirnya dengan sekuat hati serta ketakutan yang Arya miliki Arya mengakui perbuatannya, Arya merasa bersalah. Ia tahu bahwa perbuatannya telah membahayakan desa dan Lentera Hati. Ia mengaku semua kesalahannya. “Aku mencuri makanan untuk nenekku,” ucapnya dengan suara gemetar. “Aku tahu aku salah. Maafkan aku.” Arya menangis. Ia berjanji untuk mengubah perilakunya menjadi lebih baik. Setelah itu badai dan hujan mulai tenang.
Keesokan harinya untuk memperbaiki kesalahan yang telah Arya lakukan, ia membantu tetangga membersihkan dan memperbaiki rumah yang rusak akibat angin kencang. Arya belajar bahwa kebaikan dan kejujuran adalah cahaya yang tak tergantikan. Penduduk desapun melihat kebaikan Arya, mereka memberikan makanan untuk Arya dan Neneknya. Desa Candramawa pulih, dan penduduknya merasa lebih dekat satu sama lain, semakin makmur dan tentram.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur