RAHASIA MENJADI BIJAK - DAILY DEVOTION
Artikel - 24 January 2025
Apa reaksi kita ketika mendengar nasihat, saran, atau bahkan kritik dari orang lain? Apakah kita akan menerima dengan lapang dada dan mencernanya dengan kerendahan hati? Atau, kita akan menanggapi dengan tipis telinga dan meresponsnya dengan penuh kemarahan? Istilah “tipis telinga” merupakan kiasan untuk menggambarkan orang yang lekas atau mudah marah ketika mendengar ucapan atau perkataan yang tidak menyenangkan hatinya. Orang yang demikian selalu memandang negatif nasihat, saran atau masukan dari orang lain. Jika sudah begitu, hampir mustahil melihat sisi positif dari nasihat, saran atau masukan yang didengar. Kritik seringkali dianggap sebagai serangan terhadap dirinya. Orang yang menyampaikannya selalu dinilai punya tendensi tidak suka atau benci.
Tidak ada manfaatnya menjadi orang yang “tipis telinga”. Ia hanya menyusahkan dirinya sendiri. Mood-nya gampang berubah ketika mendengar sedikit saja ucapan atau perkataan yang menurutnya tidak menyenangkan hati. Orang yang “tipis telinga” juga bukanlah orang yang produktif. Penyebabnya karena ia tidak dapat lagi membedakan mana ucapan atau perkataan yang bersifat konstruktif atau membangun dan mana yang destruktif atau menghancurkan. Semuanya diterima begitu saja dengan kemarahan. Orang yang “tipis telinga” bukanlah orang bijak. Sebaliknya, ia akan selalu tergesa-gesa, gegabah, ceroboh dan akhirnya impulsif atau melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan banyak hal.
Firman Tuhan yang kita baca hari ini justru berkata sebaliknya. Ketika nasihat didengar dengan baik dan didikan diterima dengan kerendahan hati, ini merupakan rahasia menjadi orang yang bijak. Nasihat, didikan, saran atau masukan, bahkan kritikan memang tidak selalu menyenangkan untuk didengar, tetapi tidak perlu juga dipandang secara negatif. Jangan menjadi orang yang “tipis telinga” karena tidak ada untungnya buat kita! Mari kita dengar, terima, dan cerna setiap nasihat, didikan, saran atau masukan, bahkan kritikan! Ketika kita mendengar semua itu dengan baik dan menerimanya dengan kerendahan hati, kita sedang berproses menjadi orang yang bijak. Ingatlah kata penulis Amsal, “Orang yang panjang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.” (Ams. 14:29).
Tim Bina Iman Jenjang
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur