PERKATAAN YANG LEMAH LEMBUT - DAILY DEVOTION
Artikel - 22 May 2025
Sebuah artikel me-review buku terjemahan berbahasa Indonesia dari No Drama-Discipline: The Whole-Brain Way to Calm the Chaos and Nurture Your Child’s Developing Mind karya Daniel J. Siegel dan Tina Payne Bryson. Penulis artikel menjelaskan bahwa buku tersebut dapat menjadi panduan bagi para ibu dan juga ayah untuk bersikap tegas tanpa ngegas kepada anaknya. Artikel tersebut juga mengungkapkan bahwa otak anak terbagi menjadi dua, yakni otak bagian bawah (reaktivitas) dan otak bagian atas (reseptivitas). Otak bagian bawah akan memegang kendali saat anak sedang marah. Sedangkan, otak bagian atas berfungsi untuk mengendalikan emosi, mengambil keputusan, bersikap empati, pemahaman diri, dan moralitas. Otak bagian ini baru akan terbentuk sempurna saat anak berusia 20-25 tahun. Karena itu, ketika ibu atau ayah merespons anak yang sedang marah dengan kemarahan juga, otak bagian bawahlah yang akan menguasai semuanya dan membuat anak akan semakin ngegas. Kesempatan kita untuk mengaktifkan otak bagian atas menjadi hilang dan anak tidak akan berpikir lebih baik.
Rasanya tidak hanya kepada anak kecil kita perlu berkata-kata dengan lemah lembut tetapi juga kepada semua orang dari berbagai rentang usia. Sebab, seperti kata penulis Amsal dalam bacaan hari ini, perkataan yang pedas dan ngegas tidak akan pernah meredakan kemarahan. Hanya perkataan lemah lembut yang tidak akan membangkitkan kegeraman. Tidak mudah memang menghadapi orang yang sedang marah dan geram. Biasanya kita akan dengan mudah menanggapi dengan respons yang sama, sehingga situasi bisa bertambah panas dan berakibat buruk bagi banyak pihak. Namun, firman Tuhan hari ini mengingatkan kembali kepada kita bahwa ketika menghadapi orang yang sedang marah dan geram, perkataan yang pedas dan ngegas tidak akan membuat kemarahan dan kegeraman orang itu mereda. Tenangkan pikiran kita, ambil napas yang dalam, dan jika perlu ambil jeda atau jarak dari orang itu agar kita bisa merespons kemarahan dan kegeraman seseorang dengan perkataan yang lemah lembut. Mintalah kepada Allah agar hati dan pikiran orang tersebut juga dilembutkan dan ditenangkan.
Mari terus belajar untuk berkata-kata dengan lemah lembut terutama ketika berhadapan dengan orang yang diliputi kemarahan dan kegeraman. Memang bukan hal yang mudah, tetapi kita perlu terus mencoba dan melatih diri. Mintalah hikmat dan kekuatan dari Allah agar kita bisa merespons kemarahan dan kegeraman seseorang dengan hati dan pikiran yang tenang serta perkataan yang lemah lembut.
Tim Bina Iman Jenjang
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur