IMAN YANG SEMPURNA - DAILY DEVOTION
Artikel - 13 September 2024
Keimanan seseorang seringkali dikaitkan dengan aktivitas keagamaan yang dilakukannya. Misalnya, semakin rajin seseorang beribadah, semakin tinggi kadar keimanannya. Keimanan seseorang juga sering dilekatkan dengan simbol-simbol keagamaan yang dipakainya. Semakin banyak simbol yang digunakan, semakin tampak pula bahwa ia adalah orang yang beriman, orang yang religius.
Ayat yang kita baca hari ini justru berkata sebaliknya. Iman orang percaya tidak ditentukan dari seberapa sering ia beribadah atau seberapa banyak simbol keagamaan yang dipakainya, tetapi dilihat dari perbuatan-perbuatan yang dilakukannya. Itulah iman yang sempurna. Abraham contohnya. Ia taat kepada Allah dengan mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah. Allah memandang yang dilakukan Abraham sebagai kebenaran dan menyebut Abraham sebagai sahabat. Dengan demikian, kita dipandang benar di hadapan Allah dan disebut sahabat-sahabat-Nya bukan karena kita rajin beribadah atau memakai simbol-simbol keagamaan, apalagi karena banyaknya persembahan yang kita berikan. Sama sekali bukan. Allah memandang kita benar dan mau menyapa kita sebagai sahabat karena iman yang disertai dengan perbuatan.
Kita beriman kepada Allah yang mengasihi semua ciptaan dan karenanya perbuatan kita harus mencerminkan yang kita imani itu. Kita dipanggil untuk mengasihi setiap orang baik orang yang kita kenal maupun orang asing, bahkan mengasihi ciptaan Allah lainnya dan alam semesta ini. Menurut penulis surat Yakobus, jika iman tidak disertai perbuatan, iman itu pada hakikatnya mati (Yak. 2:17). Milikilah iman yang sempurna. Kesempurnaan adalah sebuah proses di sepanjang hidup, dengan demikian mengerjakan apa yang kita imani adalah sebuah latihan dan perjalanan iman yang semakin diasah melalui hikmat dan cinta Allah.
Tim Bina Iman Jenjang
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur