HIDUP DALAM PERTOBATAN - DAILY DEVOTION
Artikel - 18 December 2024
Seorang wali kelas tengah bergumul dengan satu orang muridnya yang kehilangan motivasi belajar. Setiap pagi murid ini terlihat tidak semangat mengikuti pembelajaran di kelas. Laporan dari orang tuanya, ia sering bermain game di rumah dan selalu marah ketika dinasihati untuk belajar. Begitu pun ketika di sekolah, murid ini tampak bermalas-malasan saat pembelajaran diberikan. Ia tidak fokus mendengarkan apa yang disampaikan guru dan kerapkali mengganggu temannya saat belajar. Wali kelas dan guru-guru lain sudah seringkali menasihati bahkan menegurnya tetapi belum ada perubahan dalam diri sang murid. Suatu hari ia kedapatan membawa ponsel ke sekolah padahal hal itu dilarang. Menanggapi kejadian itu, alih-alih marah dan menyita ponsel sang murid, wali kelas malah mengembalikannya sambil berpesan kepada murid yang dikasihinya itu, “Nak, kalau kamu terus bermain game tanpa mau belajar, kamu tidak akan menjadi apa-apa. Tetapi, kalau kamu mau tekun belajar dan berlatih game ini, saya percaya kamu pasti menjadi orang hebat. Mana yang kamu pilih?” Murid itu kemudian meletakkan ponselnya dan berjanji mau belajar dengan giat dan tekun.
Manusia punya kecenderungan membenarkan setiap perbuatannya. Istilah kerennya adalah self-righteousness atau merasa benar sendiri. Hal ini membuat manusia sulit menerima nasihat dan teguran. Seperti dalam kisah seorang murid tadi, nasihat dan teguran dari wali kelas dan beberapa guru tidak membuat murid itu berubah. Contoh yang tepat untuk dijadikan pembelajaran terkait hal ini adalah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mereka adalah golongan orang yang sulit menerima nasihat dan teguran. Baik Yohanes Pembaptis yang menyerukan pertobatan maupun Yesus yang membawa kabar keselamatan tidak membuat mereka berubah dan bertobat. Karena itulah, Yesus bingung bagaimana mengumpamakan mereka. Seruan pertobatan tidak membuat mereka berduka, kabar keselamatan tidak membuat mereka bersuka.
Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk menjadi orang-orang percaya yang bersedia mendengar dan menerima nasihat dan teguran serta hidup dalam pertobatan. Kita perlu memiliki kerendahan hati untuk melakukannya lalu merefleksikannya secara pribadi, agar kita menjadi pribadi yang lebih baik. Bahasa yang dipakai dalam Alkitab adalah menjadi manusia yang baru di dalam Tuhan. Dengan demikian, kita akan hidup di dalam pertobatan yang sejati.
Tim Bina Iman Jenjang
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur