BERSAMA, KITA BISA - DAILY DEVOTION
Artikel - 11 June 2025
Sebuah gereja mengadakan kegiatan kebersamaan dalam memperingati dan merayakan ulang tahunnya yang sudah mencapai setengah abad. Salah satu kegiatannya yaitu sepeda santai. Semua kalangan usia dapat mengikuti kegiatan tersebut. Sebelum dimulai panitia berpesan kepada semua peserta, “Kita akan memulai dan mengakhiri sepeda santai ini bersama-sama. Karena itu, jangan sampai ada satu pun peserta yang ditinggalkan.” Kegiatan sepeda santai ini awalnya berjalan lancar. Semua peserta baik tua maupun muda tampak antusias mengayuh sepedanya masing-masing. Lima belas menit setelah dimulai ada seorang peserta yang berusia 9 tahun terjatuh dari sepedanya. Panitia meminta semua peserta berhenti agar anak tersebut mendapat perawatan. Perjalanan kemudian dilanjutkan. Tidak berselang lama kini ada seorang peserta yang rantai sepedanya lepas. Panitia kembali meminta semua peserta berhenti supaya peserta itu mendapat bantuan. Ada saja kendala yang dialami oleh para peserta dalam mengikuti kegiatan sepeda santai ini. Namun, mereka semua dapat sampai di garis akhir bersama-sama tanpa ada satu pun yang ditinggalkan.
Sebuah pepatah dalam filosofi Ubuntu dari Afrika menyatakan, “Jika ingin berjalan cepat, berjalanlah sendirian; jika ingin berjalan lebih jauh, berjalanlah bersama-sama.” Dari pepatah ini kita belajar bahwa setiap individu dapat berjalan secepat yang ia mau tetapi belum tentu ia bisa berjalan sejauh-jauhnya. Menjalani kehidupan bersama dengan orang lain merupakan keniscayaan yang tidak dapat kita hindari. Sebab, manusia adalah makhluk sosial. Ia diciptakan untuk hidup bersama dengan ciptaan Allah lainnya. Ilustrasi di awal tadi ingin menggambarkan betapa indahnya kebersamaan di tengah ketidaksempurnaan setiap individu. Untuk mencapai hal itu kita perlu mempunyai kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran dalam hidup berkomunitas. Kasih. Inilah yang harus kita tunjukkan sebagai pengikut Kristus. Kasih yang tidak hanya lip service tetapi dibuktikan dengan saling membantu. Pesan inilah yang ingin disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus dan juga kita saat ini.
Hidup yang kita jalani setiap hari tidak bisa dilepaskan dari kehidupan bersama dengan orang lain. Manusia juga adalah makhluk individu tetapi kita diciptakan bukan untuk hidup sendiri-sendiri. Menjalani kehidupan bersama dengan orang lain juga punya tantangan. Ego yang besar dalam diri setiap orang dapat menghalangi kita untuk bisa berjalan bersama-sama. Sulit memang tetapi bukan mustahil dilakukan. Karena itu, mari kita tumbuhkan karakter rendah hati, lemah lembut, dan sabar dalam diri kita masing-masing, serta terus tunjukkan kasih kita dengan saling membantu.
Tim Bina Iman Jenjang
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur