STOP Cyberbullying!
Berita Lainnya - 14 March 2022
Cyberbullying adalah segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja dan dilakukan teman seusia mereka melalui dunia cyber atau internet. Cyber bullying adalah kejadian manakala seorang anak atau remaja diejek, dihina, diintimidasi, atau dipermalukan oleh anak atau remaja lain melalui media internet, teknologi digital atau telepon seluler. Cyberbullying merupakan perilaku berulang yang ditujukan untuk menakuti, membuat marah, atau mempermalukan mereka yang menjadi sasaran. Contohnya termasuk: Menyebarkan kebohongan tentang seseorang atau memposting foto memalukan tentang seseorang di media sosial.
Perkembangan zaman pasti tak lepas dari kemajuan teknologi. Terlebih di tengah pandemi Covid-19 ini, teknologi semakin dekat dengan masyarakat. Bahkan bagi siswa sekolah atau mahasiswa, penggunaan teknologi digital semakin intensif seiring masih diberlakukannya pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal ini menunjukkan bahwa dunia digital semakin lekat dengan remaja, terlebih di tengah situasi pandemi Covid-19 yang membuat remaja banyak menghabiskan waktu di rumah. Tak hanya itu saja, perkembangan zaman juga memengaruhi cara remaja berpikir, bertindak, dan mengekspresikan dirinya sehingga dunia digital menjadi sarana perkembangan aspek sosial remaja.
Ada banyak sekali ragam perilaku cyberbullying yang kerap kali tidak disadari baik oleh korban maupun pelaku, seperti: Menyebarkan berita bohong (hoax); Unggahan yang mempermalukan, mengancam, dan menyakitkan orang lain; Meniru identitas; Melakukan tindakan atas nama orang lain; Mengirim pesan menyerang; Mengucilkan secara daring; Membuat situs/grup kebencian; Menghasut untuk mempermalukan atau menebar kebencian; Mengikuti jajak pendapat yang melecehkan; Mengirimkan atau meminta konten privat/ pornografi. Adapun perundungan siber dapat terjadi dimana saja, misalnya: di ruang komunikasi digital (chatroom), ruang komunikasi suara/teks (voice chat/text), di permainan daring situs-situs video, sharing video streaming, dan komunitas video. Cyberbullying tidak bisa dianggap sepele karena memiliki dampak besar terhadap psikis yang dapat berdampak pula pada perilaku di dunia nyata.
Cyber bullying yang berkepanjangan bisa mematikan rasa percaya diri anak, membuat anak menjadi murung, khawatir, selalu merasa bersalah atau gagal karena tidak mampu mengatasi sendiri gangguan yang menimpanya. Bahkan ada pula korban cyber bullying yang berpikir untuk mengakhiri hidupnya karena tak tahan lagi diganggu! Remaja korban cyber bullying akan mengalami stress yang bisa memicunya melakukan tindakan-tindakan rawan masalah seperti mencontek, membolos, lari dari rumah, dan bahkan minum minuman keras atau menggunakan narkoba.
Cyber bullying menjadi salah satu permasalahan yang makin marak, termasuk di kalangan para siswa di sekolah. Wawasan yang terbuka, kearifan, dan kreativitas sekolah dibutuhkan untuk penanganannya. Cara pandang yang tepat terhadap fungsi sekolah akan sangat membantu anak menghadapi dan melewati permasalahan yang mereka alami. Peran guru harus direvitalisasikan karena terbukti ini bisa menjadi pintu masuk paling strategis bagi pencegahan tindak kekerasan termasuk cyberbullying. Guru tentu tidak bisa berbuat banyak bila tidak bersinergi dengan segenap warga sekolah termasuk juga orang tua. Dalam hal ini kepala sekolah, guru, dan karyawan sangat berperanan penting untuk mengelola dan menjalin kerja sama dengan orang tua siswa. (RH)
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur