Baik Pangkal Ramah
Berita Lainnya - 09 February 2021
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain ….
(Efesus 4:32)
Ada ungkapan “orang jahat berdoa supaya menjadi orang baik; orang baik berdoa supaya menjadi ramah.” Menjadi orang baik saja tidak cukup bagi orang Kristen. Kita perlu menjadi ramah karena Tuhan pada diri-Nya ramah.
Ramah yang paling sederhana dapat dijumpai pada senyum sapa orang-orang di gereja, di jalan, di sekolah, maupun di rumah. Kita ramah kepada tetangga dan teman. Namun, menjadi ramah tidak pernah mudah. Kunci ramah ala Kristen adalah “bisakah kita ramah kepada orang asing?” Siapa itu orang asing? Orang yang berbeda agama, berbeda suku, atau berbeda pilihan politik. Orang asing bukan hanya orang yang tidak kita kenal, melainkan orang yang memiliki latar belakang berbeda dengan kita. Bisa mengasihi orang asing? Sulit, sebab mengasihi yang seagama, sedaerah, sehobi saja susah, apalagi yang berbeda.
Ramah menurut surat Paulus kepada jemaat di Efesus setidaknya punya dua syarat. Pertama, sulitnya mirip dengan pengampunan; kedua, bersikap ramah itu sesulit mengatasi kepahitan, kegeraman, kemarahan, dan lain-lain. Marah vs ramah, kita punya pilihan itu. Makin rumit kan? Menjadi ramah bukan soal senyum-senyum saja, melainkan menuntut perjuangan hati. Modal utama adalah kita baik dulu, baru menjadi ramah. Baiklah kepada semua orang, apalagi yang berbeda dengan kita.
Teens, pernahkah kamu menampung korban banjir di rumah? Pernahkah kamu membayangkan negara-negara Eropa dan Amerika menerima para pengungsi dari Timur Tengah? Pernahkah kamu mengampuni teman yang suka mengganggu atau bahkan selalu mengejek dan mem-bully kamu? Tidak kebayang kan? Ramah berarti menyediakan ruang dalam rumah maupun hati kita untuk ditempati orang asing. Ramah menurut Allah bahkan lebih radikal: Allah rela mati demi manusia yang telah berdosa kepada-Nya.
Sumber : https://www.ykb-wasiat.org/2021/02/09/
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur