Resensi Buku: Kisah Enam Kunang-Kunang
Berita Lainnya - 16 March 2024
Identitas Buku
Judul Buku : Kunang-Kunang dalam Kaca
Penulis : D. A. Dahlan
Penerbit : Penerbit Bhuana Sastra
Tempat terbit : Jln. Palmerah Barat 29-37, Unit 1 - Lantai 2
Kota terbit : DKI Jakarta
Tahun terbit : 2018
Tebal : 113 hlm
Cetakan : 1
ISBN : 978-602-455-707-2
Resensi Buku
Kunang-Kunang dalam Kaca merupakan buku karya dari D,A.Dahlan. Novel yang memiliki 113 halaman ini merupakan bentuk debutnya dalam dunia sastra. Buku ini mengisahkan tentang enam orang sahabat, yaitu: Gibran, Arya, Dicky, Kevin, juga dua kakak beradik Ara dan Sinar yang menjalin persahabatan. Mereka mempunyai satu kebiasaan menarik, yaitu mengunjungi telaga di penghujung hari untuk melihat pendar cahaya. Sahabat bagi mereka bukan hanya mengusir kesunyian dan sahabat bukan lah seseorang yang ada hanya saat tertawa riang tetapi sahabat adalah syair kehidupan yang penuh makna. Dalam novel yang bertemakan persahabatan ini, diceritakan konflik-konflik yang dilalui ke-6 sahabat yang saling melengkapi dan saling membantu kala terdapat kesulitan dalam kehidupan mereka. Selain disuguhkan dengan persahabatan, diselipkan juga cerita romansa remaja yang membawa peralihan kecil dari cerita utamanya.
Tema dari cerita ini sendiri adalah persahabatan. Dilihat dari segi penokohan, tidak ada Gibran, Arya, Kevin, Dicky, Sinar, dan Ara. Karakter-karakter setiap tokoh dipaparkan tokoh antagonis dan tritagonis, hanya ada tokoh protagonis sekaligus tokoh utama, yaitu secara langsung seiring berjalannya alur, dimana alur cerita termasuk alur maju, mulai dari SMA hingga kuliah. Untuk latar tempat, penulis menggunakan latar-latar yang sederhana pada awal seperti telaga, rumah Gibran, rumah Arya, rumah Ara, rumah Kevin, dan rumah Dicky yang cukup jelas alasannya dan relevan dengan jalannya cerita. Sebagai pendukung cerita dan tambahan, penulis juga memasukkan latar-latar tempat yang mendunia seperti Paris dan Amsterdam.
Sudut pandang yang digunakan penulis adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu, dan bisa dilihat dari bagaimana sebagai pembaca kita bisa mengetahui apa yang masing-masing karakter pikirkan dan rasakan. Secara keseluruhan, amanat dari cerita ini adalah sahabat merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan seorang manusia, hargai dan jangan pernah mengecewakan seorang sahabat, sebab teman mudah dicari. Akan tetapi, seorang sahabat adalah mereka yang tahu apa yang kita butuhkan tanpa kita memintanya. Cerita ini mengandung juga beberapa nilai-nilai yang dapat dipelajari seperti bagaimana persahabatan yang sejati adalah dimana kita bisa mewujudkan kebaikan dalam hidup masing-masing oleh seorang dan yang lainnya. Cerita ini juga mengajarkan kesetiaan dan toleransi dalam persahabatan, dimana dalam suatu persahabatan, kita perlu menerima pihak kedua sepenuhnya baik sedang susah ataupun senang.
Meskipun tidak se-level karya ilmiah profesional, buku ini tergolong memiliki harga yang cukup baik bagi pembaca di luaran sebagai buku terbitan pertama. Buku ini bukan yang terbaik, tetapi masih bisa diperhitungkan. Buku ini cukup menarik dan memiliki ilustrasi yang menarik mata. Ilustrasi tersebut juga menunjukkan beberapa kalimat yang penting bagi cerita. Salah satu cara buku ini mengilustrasikan perasaaan karakter yaitu melewati puisi-puisi yang menyentuh hati. Pembaca juga semakin lama semakin tertarik oleh buku karena alur cerita membuat pembaca penasaran akan apa yang terjadi selanjutnya.
Walaupun buku ini memiliki berbagai kelebihan, buku ini tidak lepas dari kekurangan. Cerita di awal buku cukup membosankan dan tidak semenarik pertengahan buku, sehingga menciptakan ketidakseimbangan dalam penulisan. Awal buku juga relatif susah diikuti karena terlalu banyak berpindah-pindah poin waktu. Penambahan karakter yang tidak relevan juga tidak jarang terjadi. Penyajian alurnya baik tetapi alur itu sendiri pada dasarnya terlalu mudah ditebak dan menurunkan keistimewaan cerita tersebut. Ilustrasi yang indah tidak disertai dengan warna dan hanya diberi warna hitam putih sehingga penyampaian suasana tidak maksimal.
Dengan sedemikian rupa penilaian yang telah diberikan, bisa disimpulkan bahwa buku ini layak sekali untuk dibaca para remaja khususnya anak SMA. Meski isi buku bisa dibaca segala umur, buku ini paling cocok dibaca hanya untuk menghabiskan waktu oleh anak muda dan buku ini juga bisa dibilang berhubungan dengan kehidupan anak SMA. (Siti Maryam - Pustakawan SMAK 5 PENABUR Jakarta)
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur