Karena Cinta dalam Kekurangan pun Kita dapat Memberi
Berita Lainnya - 26 March 2025
Memberi adalah salah satu bentuk kasih yang paling nyata. Namun, sering kali kita berpikir bahwa hanya mereka yang memiliki berlimpah harta atau sumber daya yang mampu memberi. Padahal, kasih yang tulus tidak diukur dari seberapa banyak yang kita miliki, tetapi dari kerelaan hati untuk berbagi. Karena cinta, bahkan dalam kekurangan pun, kita tetap dapat memberi dan menjadi berkat bagi orang lain.
1. Memberi Bukan Soal Jumlah, tetapi Hati yang Tulus
Kebaikan sejati tidak dinilai dari besarnya pemberian, melainkan dari ketulusan hati dalam memberi. Hal ini dapat kita lihat dalam kisah janda miskin di Alkitab yang memberikan dua keping uang di Bait Allah (Markus 12:41-44). Yesus memuji janda itu bukan karena jumlah yang ia berikan, tetapi karena ia memberi dengan seluruh hatinya, meskipun dalam keterbatasan.
Begitu pula dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita berpikir bahwa kita tidak bisa memberi karena kita sendiri sedang dalam kesulitan. Namun, jika kita memiliki cinta yang tulus, kita akan menyadari bahwa ada banyak hal yang bisa kita berikan selain harta benda, seperti waktu, perhatian, doa, dan dukungan moral bagi mereka yang membutuhkan.
2. Cinta Memampukan Kita untuk Mengutamakan Orang Lain
Cinta sejati bukan hanya tentang menerima, tetapi juga tentang memberi. Ketika kita mengasihi seseorang atau sesama kita, kita akan lebih rela berkorban dan berbagi meskipun kita sendiri sedang mengalami kekurangan.
Misalnya, seorang ibu yang mungkin memiliki makanan terbatas tetap akan memastikan anaknya makan terlebih dahulu sebelum dirinya. Atau seseorang yang meskipun sedang menghadapi tantangan hidup tetap meluangkan waktu untuk membantu dan menguatkan orang lain. Cinta memampukan kita untuk keluar dari zona nyaman dan melihat kebutuhan orang lain di atas kebutuhan kita sendiri.
3. Memberi dari Kekurangan Menghasilkan Makna yang Lebih Dalam
Memberi di tengah kelimpahan tentu baik, tetapi memberi dalam keadaan kekurangan memiliki makna yang lebih dalam karena menunjukkan keikhlasan yang luar biasa. Ketika kita memberi dalam keterbatasan, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga melatih rasa syukur dan kepercayaan kita kepada Tuhan bahwa Dia akan mencukupi segala kebutuhan kita.
Dalam kehidupan nyata, kita bisa melihat banyak orang yang meskipun tidak memiliki harta berlimpah, tetap bisa berbagi dengan orang lain. Misalnya:
-
Orang yang hidup sederhana tetapi tetap menyisihkan sedikit dari penghasilannya untuk membantu orang lain.
-
Mereka yang memiliki waktu terbatas tetapi tetap mau mendengar dan mendukung teman yang sedang kesulitan.
-
Seorang yang dalam penderitaan, tetapi masih mampu menghibur orang lain dengan senyuman dan kata-kata yang menguatkan.
4. Memberi Membuka Jalan Berkat
Ketika kita memberi dengan tulus, kita tidak akan kehilangan, tetapi justru akan menerima lebih banyak lagi, baik dalam bentuk kebahagiaan, kedamaian batin, maupun berkat yang tidak terduga. Tuhan menjanjikan bahwa siapa yang murah hati dan tidak segan berbagi, maka ia pun akan diberkati (Lukas 6:38).
Memberi bukan hanya mengubah kehidupan orang lain, tetapi juga mengubah hati kita sendiri. Kita belajar untuk lebih bersyukur, lebih peduli, dan lebih peka terhadap kebutuhan sesama. Memberi juga menciptakan rantai kebaikan yang bisa menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur