Jabatan Membutakan Mata, tetapi Kerendahan Hati Membukakan Mata

Berita Lainnya - 26 April 2024

Menduduki posisi tertinggi seringkali dianggap sebagai puncak keberhasilan dalam karir seseorang. Namun, seringkali kekuasaan dan pengaruh yang datang dengan jabatan tersebut dapat menyebabkan seseorang menjadi terlalu terpaku pada dirinya sendiri. Mereka mungkin kehilangan kontak dengan realitas, menjadi terlalu egois, atau bahkan kehilangan empati terhadap orang-orang di sekitar mereka. Kekuasaan yang berlebihan dapat membutakan seseorang terhadap kebutuhan dan penderitaan orang lain, serta membuatnya kehilangan kemampuan untuk melihat dengan jelas.

Di sisi lain, kerendahan hati adalah sikap yang mengakui bahwa tidak ada yang bisa mencapai kesempurnaan atau berhasil sepenuhnya tanpa bantuan orang lain. Seseorang yang rendah hati menerima bahwa dia tidak lebih baik daripada orang lain, dan dia bersedia belajar dari pengalaman dan pandangan orang lain. Ketika seseorang mempraktikkan kerendahan hati, dia melihat nilai dalam kerjasama, mendengarkan dengan teliti, dan memiliki sikap terbuka terhadap pembelajaran dan perubahan.

Kerendahan hati memiliki kekuatan untuk membuka mata seseorang terhadap realitas yang sebenarnya. Saat seseorang merendahkan diri, dia melihat bahwa dunia tidak hanya berputar di sekitar dirinya sendiri. Dia menyadari kebutuhan orang lain, dan dia mampu merasakan empati terhadap pengalaman dan penderitaan mereka. Dengan demikian, kerendahan hati tidak hanya membawa manfaat bagi individu itu sendiri, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan.

Dalam perjalanan hidup, tujuan untuk mencapai jabatan dan kekuasaan seringkali menggoda. Namun, kita harus ingat bahwa kekuasaan yang tidak diimbangi dengan kerendahan hati dapat membawa seseorang pada kebutaan yang mengkhawatirkan. Hanya dengan membuka diri pada kerendahan hati, seseorang dapat melihat dunia dengan mata yang sebenarnya terbuka, memahami nilai dari kolaborasi dan empati, serta menemukan makna yang lebih dalam dalam kehidupan.