Hati yang Tawar di Masa Kesesakan akan Mengucilkan Kekuatan
Berita Lainnya - 22 September 2024
Hidup sering kali menghadapkan kita pada berbagai tantangan, kesulitan, dan ujian yang tidak terduga. Di tengah masa-masa kesesakan, baik berupa masalah keuangan, kehilangan, sakit, atau pergumulan batin, kita dihadapkan pada pilihan: menyerah atau bertahan. Secara harfiah, hati yang tawar merujuk pada kondisi emosional yang lesu, putus asa, atau kehilangan semangat. Hati yang tawar tidak memiliki gairah atau kekuatan untuk menghadapi masalah. Kondisi ini sering muncul ketika seseorang merasa terlalu berat menanggung beban atau tidak melihat harapan di tengah kesulitan yang ia hadapi.
Dalam kondisi seperti ini, hati yang tawar menjadi penghalang bagi seseorang untuk bertindak dengan tegas atau penuh keberanian. Jika hati sudah tawar, maka segala bentuk perjuangan akan terasa sia-sia, dan ini menguras tenaga serta energi yang dimiliki. Ketika hati menjadi tawar, kekuatan yang dimiliki seseorang pun terkucilkan. Orang yang seharusnya kuat dan mampu menghadapi tantangan hidup akhirnya merasa tak berdaya. Kekuatan fisik dan mental yang semestinya dapat digunakan untuk mengatasi masalah justru tertutup oleh rasa putus asa. Dengan kata lain, hati yang tawar melumpuhkan kemampuan seseorang untuk berjuang, baik dalam tindakan nyata maupun dalam cara berpikir.
Kesesakan, atau masa-masa sulit, adalah ujian bagi hati dan kekuatan seseorang. Di sinilah peribahasa ini memberikan peringatan penting: jangan biarkan hati menjadi tawar saat kesulitan datang. Sebab, jika hati kita menyerah, kita akan kehilangan potensi kekuatan yang sebenarnya kita miliki untuk mengatasi masalah.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur