YESTERDAY, 25 YEARS AGO

Berita Lainnya - 18 November 2021

oleh : Pak MS

 

Essensi narasi dalam renungan ini sudah pernah saya paparkan saat retreat guru SMAK Penabur, sudah lama sekali (bahkan saya tidak ingat tahun-nya namun tempatnya di lembah Karmel) ketika diminta oleh panitia retreat untuk maju ke depan menyaksikan bagaimana campur tangan Allah dalam kehidupan anak-anak-Nya. Bagi yang sudah pernah mendengar mungkin bisa mengenang nostalgia sambil refreshing spiritual, bagi rekan yang baru pertama mendengar mungkin ada hal yang bisa diambil hikmatnya.


Saya dibesarkan dalam kultur agraris pedesaan, dan sudah tentu dikelilingi nilai-nilai tradisional pedesaan, termasuk kepercayaan tradisional. Meskipun demikian orang tua saya mengerti benar bahwa pendidikan adalah salah satu tools dari agent perubahan yang bisa mendongkrak kehidupan manusia dari keterbelakangan dan kemiskinan. Saya juga dibesarkan di lingkungan pedesaan yang sangat menghargai dan menilai tinggi materi dan tentu juga ingin menggapai semua itu. Karena allah (roh) sembahan nenek moyang saya juga mengajarkan itu turun temurun melalui tetua-tetua, bahwa ukuran keberhasilan ialah ketika seseorang memperoleh kekayaan, kehormatan dan memiliki keluarga serta keturunan. Dan itu akan diberikan melalui berkat yang akan diberikan allah sembahan nenek moyang saya, asalkan rajin menaati ritual agama leluhur yang diwariskan turun temurun. Saya memeluk agama Kristen Kebudayaan, dalam arti saya memeluk agama Kristen berdasarkan tradisi turun temurun, dan pergi ke gereja karena kebiasaan yang diajarkan juga, namun apa arti keselamatan, apa makna firman Tuhan dalam hidup saya , bagaimana relasi Kristus dengan saya hampir tidak saya pahami dengan baik, apalagi memiliki relation itu, bahwa saya memiliki religion itu ..ya. Bahwa saya ke sekolah minggu betul dan senang sebab mendapat uang jajan, dan semuanya itu saya lakukan sebagai sebuah kebiasaan atau tradisi. Dan satu hal yang pasti saya tidak meyakini bahwa saya diselamatkan dari neraka jika saya mati, karena itu kematian juga salah satu hal yang kutakuti dalam hidup ini termasuk hingga saya awal-awal meninggalkan kota di daerah. Singkat cerita pendidikan saya berlanjut hingga saya menyelesaikan pendidikan tinggi.Dan seperti pemikiran kebanyakan sarjana yang baru tamat , kota di daerah kurang memberi kesempatan mewujudkan cita-cita menjadi orang kaya secara materi agar menjadi orang terpandang di tengah keluarga dan masyarakat, kecuali menjadi pengusaha, tetapi modal serta talent untuk itu tidak tersedia. Jadi satu-satunya pengharapan ialah menjadi professional di kota besar yang memungkinkan untuk mencapai semuanya itu. Menjadi orang yang banyak duit itulah tujuan saya ke metropolitan, meskipun saya telah bekerja di daerah. Tetapi dalam benak saya menjadi guru, bukanlah salah satu jalan untuk mencapai itu, meskipun mengajar anak SMP dan SMA sudah saya lakukan sejak tahun ketiga saya kuliah.


Saya akan memperpendek cerita yang panjang ini,.. dalam upaya saya mengejar harapan-harapan tersebut, pada suatu hari kakak saya menyuruh saya membawa ayam goreng untuk kakak saya yang lain yang sedang sakit dan dirawat di RS PGI Cikini Jakarta., sebuah RS Swasta yang dikelola secara kristiani. Para pasien di sana mendapat siraman rohani secara kristiani bagi yang bersedia menerimanya. Nah ketika saya bincang-bincang dengan kakak saya yang berbaring, mata saya tertuju pada sebuah bahan renungan Kristen berupa bulletin, seingat saya judul renungan tersebut ialah “Jangan Melupakan Tuhan Dalam Perencanaan” dan saya terdorong membaca renungan tersebut, yang saya ingat betul isinya diambil dari alkitab, Yakobus 4 ayat 13 sd 17 berbunyi demikian :” Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung ", 4:14 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. 4:15 Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya , kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." 4:16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah. 4:17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa”.
Ketika saya membaca ayat-ayat tersebut pelan-pelan, saya merasakan betul bahwa ayat tersebut seperti ditujukan khusus kepada saya, karena narasinya persis seperti yang saya alami, lebih daripada itu saya seperti berhadapan dengan Pribadi Yang Sangat Agung , yakni Roh Kudus sedang menegur saya dengan penuh wibawa namun dengan kasih dan lembut, membuat saya benar-benar merasa seperti uap yang disebutkan dalam kalimat kedua pada ayat 14 pada Yakobus 4 tersebut. Tak terasa air mata saya seperti menitik, sebab saya diyakinkan bahwa apa yang saat ini saya kejar bukanlah bagian dari rencana Tuhan buat saya. Sejak saat itu saya mulai mau membaca Alkitab dan berhubungan secara pribadi dengan Pribadi Yang Agung yang menegur saya tersebut ( sebelumnya saya gak pernah baca firman Tuhan berdasarkan kebutuhan tetapi sebuah kebiasaan dan berdoa juga sebuah kebiasaan …seperti Kristen Kebudayaan yang saya sebutkan di atas) , namun walaupun roh saya sudah diubah tetapi sepertinya pembaharuan akal budi saya tidak sepenuhnya mengikuti, atau lambat mengikuti arahan Roh Kudus, seperti yang dikehendaki Roma 12 ayat 2 yang berbunyi :” Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”.


Dan sayapun belum mengerti sepenuhnya apa kehendak Tuhan buat saya, khususnya untuk pekerjaan yang saya lakukan, dan saya dilanda kebingungan bahkan nyaris putus asa, di sela-sela menjalankan tugas saya sebagai pengajar di bimbingan belajar serta guru privat beberapa anak di Jakarta Selatan.
Hingga suatu saat saya berdoa dengan penuh pasrah yang pada intinya doa saya berisi : “Saya tak mengerti apa yang terbaik bagi saya, tetapi Engkau Tuhan-ku yang mendisainku, mengenal diriku, melebihi diriku mengenal diriku sendiri, tuntunlah aku kiranya apa yang harus kukerjakan yang akan saya jadikan sebagai profesi”.
Hari terus berlalu, dan saya menjalani kebiasaan baru yang sangat mengasyikkan yakni membaca Alkitab. Alkitab menjadi sebuah kitab yang seperti surat khusus yang ditujukan khusus oleh seseorang pada saya.


Hari yang sangat menentukan akhirnya tiba, pada tanggal 12 November 1996, jam 04.30 WIB kalau tidak salah hari Selasa, ketika saya bangkit dari peraduan untuk berdoa, sebuah suara saya dengar dengan penuh wibawa dan tegas hanya dua kata “: SMA KRISTEN”. Saya bingung mendengar suara tersebut, suara siapakah itu, sebab saya sendirian tidur di kamar saya, namun saya tidak ketakutan. Saya melanjutkan doa dan baca renungan, namun suara itu terus saya bayangkan dan masih fresh di telinga saya dan tetap dalam keheranan. Sampai saya membaca iklan harian Kompas 12 November 1996, dan mata saya langsung tertuju ke iklan lowongan kerja guru dari SMA Kristen BPK Penabur , yang membutuhkan guru PKn saat itu, dengan syarat harus alumni IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan).


Saya jadi teringat suara tadi jam 04.30 yang saya dengar, apakah Tuhan menginginkan saya jadi guru, tetapi sepertinya tidak memenuhi syarat. Hati saya dikuatkan untuk menulis lamaran, dan lamaran-nya aneh, sebab didahului dengan kalimat yang tidak lazim yakni : Saya bukan alumni IKIP, namun hobby saya mengajar …dan seterusnya. ( saya justru mengaku tidak memenuhi kualifikasi mereka, selama ini semua orang yang membuat lamaran pasti menjelaskan keunggulan masing-masing agar mereka diterima ).Lamaran saya bawa ke-kamar dan doakan : Bila emang Engkau menginginkan saya jadi guru, berkatilah lamaran ini, di sana saya akan menyampaikan kebenaran-Mu, itulah inti doa saya.


Singkat kata lamaran saya diproses dan diundang wawancara sama Personalia, dan berkata : Maaf pak, kami butuh alumni IKIP, dan saya menjawab : lha itu kan kalimat pertama saya dalam lamaran bu, bahwa saya bukan alumni IKIP, namun saya diundang wawancara sama ibu, makanya saya datang. Ah ..betapa ajaib cara Tuhan, apa yang tidak memenuhi syarat menurut manusia, namun jika Tuhan sudah menyatakan memenuhi syarat, gak ada yang dapat menghalanginya. Atau mungkin Tuhan menegaskan pada saya, agar saya tidak mengandalkan hikmat dan pengalaman saya mengajar, tetapi hanya mengandalkan DIA semata. Usai wawancara saya pulang dengan rasa terharu, betapa Tuhan kita bukan saja menyelamatkan kita dari api neraka, namun juga Dia peduli dengan hal-hal kehidupan kita, Dia punya rencana tentang profesi kita, punya rencana tentang tempat tinggal kita, punya rencana bagaimana cara kita memenuhi keuangan kita, Dia punya rencana menjadi apa kelak anak-anak kita, sungguh Dia peduli dengan semua aspek kehidupan anak-anak-Nya, benarlah kata Tuhan Yesus dalam Matius 7 ayat 11 :”Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."


Kemaren, Jumat 12 November 2021, saya bernostalgia pengalaman 25 tahun yang lalu, dengan Pribadi Yang Saya Kagumi dan Agungkan tersebut ( berharap ada hal lain yang diungkapkan lagi melalui suara tegas dan berwibawa itu), meskipun saya tidak tahu apakah suara itu suara malaikat atau suara langsung Roh Kudus yang saya dengar, namun saya tahu pasti Allah Bapa mendengar dan menjawab doa saya agar Dia menuntun-ku memilih profesi apa yang akan kupilih.
Saya tidak pernah tahu bahwa mengejar kekayaan agar kita terpandang dan terhormat dipuji banyak orang seperti yang diajarkan allah sembahan nenek moyang saya sebagai sebuah dosa menurut firman Tuhan yakni “sebagai sebuah dosa karena tindakan memegahkan diri dalam congkak” hingga saya membaca Kitab Yakobus yang juga parallel dengan 1 Yoh 2 ayat 16 :” Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia”. Dan betapa siapapun yang mau bermegah, biarlah orang tersebut bermegah karena mengenal Tuhan, seperti yang disaksikan Tuhan melalui Nabi Yeremia :” Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."


Perlu kita renungkan secara pribadi hal apakah yang menjadi episentrum kebanggan kita saat ini, apakah rumah, mobil, skill, anak-anak, tempat kerja kita, jabatan atau etnik dari mana kita berasal dengan segala kebiasaan-kebiasaan-Nya? Atau mungkin hal lain yang sangat dibangga-banggakan dunia yang tinggal menunggu nasibnya ini? Oh …no…no…no, ternyata kebanggan akan semuanya itu tidak disukai-Nya, sebaliknya pengenalan akan Dia, itulah yang menyukakan-Nya. Saya jadi teringat pengalaman spiritual Paulus sebelum bertobat, ketika dia melayani Hantu yang dikiranya Tuhan, betapa bangganya Dia dengan segala adat-istiadat kejahudiannya, serta ketaatan dia terhadap semua tradisi dan ritualnya, hingga dia bertemu Tuhan yang sesungguhnya yaitu Tuhan Yesus Kristus yang sudah dipermuliakan itu. Paulus bersaksi dalam Fil 3 ayat 8: “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus”. Saya sangat yakin semua manusia jika bertemu secara pribadi dengan Tuhan Yesus yang telah dipermuliakan itu,seperti pengalaman Paulus dan menanggapi panggilan-Nya, maka semua yang dibanggakan dunia ini hanya menjadi sampah … sampah … sampah …pah ...pah…pahhh yang tak ada nilainya jika dibandingkan dengan pengharapan dan kemuliaan yang diberikan Tuhan Yesus Kristus, persis seperti manusia yang membangga-banggakan emas sepuhan, emas imitasi yang terlihat berkilau, tiba-tiba dihadapkan dan diberi emas 24 karat yang sangat kinclong …siapa juga yang mau menyimpan dan membanggakan emas sepuhan tersebut.


Belajar dari hal tersebut maka sayapun tidak pernah mengarahkan putri-putra saya mencari profesi yang gajinya besar, tetapi profesi apa yang dikehendaki oleh Tuhan dalam hidup mereka, dan ternyata Tuhan bermurah hati menunjukkan bagi orang yang dengan tekun memintanya.
Kini hampir 25 tahun saya menjalankan profesi yang Tuhan arahkan dalam hidup saya, saya merasakan benar sebagai orang yang dicukupkan dalam pemeliharaan Tuhan dalam segala keadaan. Bahkan saya benar-benar menjadi seperti orang kaya dalam pemeliharaan Tuhan, sungguh keajaiban firman Tuhan dalam 2 Kor 8 ayat 9 dapat saya nikmati :”Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin , sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.”


Kiranya kesaksian ini menjadi alat di tangan Roh Kudus untuk memberkati saudara atau merubah cara pandang kita tentang apa harus kita banggakan dan apa yang tidak patut kita banggakan, apa yang bernilai kekal dan apa yang bernilai sementara, Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur ( 1 Petrus 1 ay 24 ).
Tetapi Firman Tuhan itu ya dan amin serta kekal selama-lamanya.Amin !

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita Lainnya - 29 November 2021
Merdeka Hampa (Puisi)
Berita Lainnya - 29 November 2021
MERAH PUTIH KEBANGGAANKU (Puisi)
MERAH PUTIH KEBANGGAANKU Oleh Caitlin Filia
Berita Lainnya - 29 November 2021
Untuk 76 Tahun Indonesiaku (Puisi)
Untuk 76 Tahun Indonesiaku Karya : Natasha Seraf...
Berita Lainnya - 29 November 2021
Merah Putih Harga Mati (Puisi)
Merah Putih Harga Mati Oleh: Jesslyn Theodora Mu...
Berita Lainnya - 29 November 2021
Karya Penelitian I-Project Siswa Terbaik 2021
Karya Penelitian I-Project Siswa Terbaik 2021
Berita Lainnya - 22 February 2021
Ayat Alkitab Minggu ini 22 Februari 2021
Berita Lainnya - 19 February 2021
Ayat Alkitab 19 Februari 2021 (English Day)
Berita Lainnya - 15 February 2021
Ayat Alkitab Minggu ini 15 Februari 2021
Berita Lainnya - 14 February 2021
Valentine's Day, Tapi Masih Jomblo?
Berita Lainnya - 13 February 2021
Cara Mengungkapkan Perasaan di Hari Valentine
Berita Lainnya - 31 July 2020
Ayat Alkitab 31 Juli 2020
Berita Lainnya - 31 July 2020
PLS SPECTRUM: Semangat Kolaborasi di Tengah Pande...
Berita Lainnya - 28 July 2020
Ruang Kelas "New Normal": Flipped Classroom
Berita Lainnya - 27 July 2020
Ayat Alkitab 27 Juli 2020
Berita Lainnya - 24 July 2020
Ayat Alkitab 24 Juli 2020
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 15 September 2021
Ceremonial Pekan I-project SMAK 1 PENABUR JAKARTA
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 14 September 2021
PENGUMUMAN PSB SMAK 1 PENABUR JAKARTA 2022-2023
PENGUMUMAN PSB SMAK 1 PENABUR JAKARTA 2022-2023
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 10 September 2021
PERSIAPAN ACARA CAREER DAY - SMAK 1 PENABUR 2021
PERSIAPAN ACARA CAREER DAY - SMAK 1 PENABUR 2021
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 06 September 2021
“PENABURFair” OPEN HOUSE SMAK 1 PENABUR JAKARTA 2...
“PENABURFair” OPEN HOUSE SMAK 1 PENABUR JAKARTA 2...
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 06 September 2021
Persekutuan Doa Bulanan SMAK 1 PENABUR Jakarta
Persekutuan Doa Bulanan SMAK 1 PENABUR Jakarta
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 26 September 2020
Webinar "Masa Remaja: Masa Penuh Kesempatan"
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 26 September 2020
Webinar membaca hasil Psikotest
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 11 September 2020
Trial Class SMAK 1 PENABUR Jakarta
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 11 September 2020
Informasi Penerimaan Siswa Baru SMAK 1 PENABUR Ja...
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 08 September 2020
Penerimaan Siswa Baru SMAK 1 PENABUR Jakarta Tahu...

Choose Your School

GO