Sinopsis Buku: TETAP WARAS DI TENGAH ORANG TOKSIK
Berita Lainnya - 03 November 2023
Pengarang: DR. Tim Cantopher
Tebal: 296 halaman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2023
Penting untuk memiliki pemahaman terhadap macam-macam perilaku manusia jika kita ingin mengetahui cara menghadapi orang lain dengan lebih baik. Memahami kepribadian seseorang adalah kunci menghadapi orang tersebut. Kepribadian tidak bersifat permanen, namun bisa berubah tergantung kondisi lingkungan pengalaman-pengalaman hidup, atau seiring berjalannya waktu. Jadi butuh penilaian menyeluruh untuk menentukan kepribadian seseorang.
Ketika menghadapi lingkungan toksik, sangat penting untuk mengetahui apa yang kita butuhkan supaya bisa berkembang dan menemukan keseimbangan antara kebutuhan dan tuntutan yang kita hadapi. Tidak ada gunanya menilai ketulusan hati dan menghakimi kesalahan orang lain. Kita tetap wajib berusaha memahami orang lain, termasuk motivasi mereka dan apa yang kira-kira akan mereka perbuat. Setelah itu kita bisa menentukan strategi apa yang bisa kita gunakan untuk menghindari tindakan buruk mereka.
Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh orangtua/keluarga, pengalaman positif atau negatif, peran sosial dalam kelompok. Sebab itu, hal-hal yang perlu diajarkan dalam masa kecil yang ideal adalah membentuk dan menghargai batasan. Jika tidak diajarkan pentingnya batasan, mereka akan menjadi orang yang tak akan peduli pada batasan perasaan dan kebutuhan orang lain, serta enggan menghormati pilihan orang lain. Bagi mereka orang lain hanyalah alat untuk mendapatkan yang mereka mau.
Ada beberapa orang yang tampak menawan, cerdas, sukses, tapi juga sekaligus toksik. Orang-orang seperti ini memiliki kapasitas yang sangat besar untuk membahayakan orang di sekitarnya. Untuk mencegah diri kita dilukai oleh orang-orang toksik, kita perlu memahami kerentanan kita sendiri serta mengenali bagaimana dan dalam situasi apa orang-orang seperti itu dapat membahayakan kita. Orang yag paling berisiko dirugikan oleh orang-orang toksik adalah si murah hati yang baik dan jujur. Berikut adalah daftar sifat-sifat yang paling rentan dimanfaatkan oleh orang toksik: baik, perhatian, mudah percaya, dermawan, mudah memaafkan, sering mengorbankan kepentingan diri sendiri, sensitif, tidak tegas, sering mengkritik diri sendiri, kurang percaya diri, perlu pengakuan, sering menghindari konflik, mudah cemas, depresif.
Sebuah organisasi cenderung menjalankan budaya yang dibentuk oleh beberapa tokoh penting. Masalahnya, tokoh-tokoh penting itu adalah orang-orang toksik yang menularkan ketoksikannya ke organisasi yang mereka pimpin. Pemimpin toksik dapat menciptakan lingkungan kerja yang toksik pula.
Perasaan dihargai membuat seseorang senang dan memungkinkannya untuk berkembang. Sayangnya, tempat-tempat toksik tidak menawarkan imbalan dan apresiasi dalam bentuk apapun. Yang ada di lingkungan kerja toksik hanyalah ancaman, rasa takut dan hukuman. Jika kita bekerja di lingkungan yang penuh tekanan dan kita tidak pernah menerima pujian atas kinerja baik kita, atau kita tidak pernah dilibatkan dan dipercaya, bisa dipastikan kita ada di tempat yang toksik.
Keluarga juga dapat menjadi tempat toksik bagi para penghuninya. Keluarga merupakan unit yang bertanggung jawab atas ketidakbahagiaan dan penderitaan yang menimpa banyak orang. Permainan perasaan dan perundungan merupakan bentuk toksik dalam keluarga.
Dalam menghindari toksik yang ada dalam lingkungan kita beberapa prinsip dasar yang harus kita lakukan adalah: punya ketegasan, menetapkan batasan perlakuan orang terhadap kita dan sebaliknya, meminimalkan konflik, berdamai dengan perasaan, berbagi cerita dan keresahan, membantu orang lain,bertanggungjawab atas perbuatan, perilaku dan perasaan sendiri saja.
Trik khusus yang perlu kita lakukan bila kita sering bertemu orang dan situasi toksik adalah: bersikap tenang, memahami dan menerima diri sendiri, memahami orang toksik, menahan amarah dan bertindak dengan strategis, focus pada hal-hal baik, meningkatkan kejujuran dan objektivitas, berupaya selalu menemukan makna hidup kita, hindari prasangka, mengurangi ketidak berdayaan yang tertanam sejak kecil, melibatkan pihak eksternal, memupuk jiwa kepemimpinan, saling mendukung di tempat-tempat toksik.
Mengatasi hal toksik itu sulit dan membutuhkan banyak energi, tekad, serta ketekunan. Untuk bisa bertahan, kita harus tetap tenang, hindari pertikaian yang tidak perlu, dan jangan sampai perasaan kita dipermainkan. Cara mengatasi orang dan situasi toksik adalah dengan prinsip relaksasi, perhatian, dan analisis transaksional.
Penulis Sinopsis: Jus Insan Berlianta S.Th. Guru Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di SMA Kristen 1 Penabur Jakarta.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur