Ring The Bell

Berita Lainnya - 20 March 2023

Ring The Bell

Oleh: Jesslyn Theodora / XIIS2 ; Chyntia Angelina / XIIA4

 

Pernahkah kamu mendengar tentang kontes membunyikan lonceng besar di atas menara jam yang tinggi? Hal yang sangat terkenal namun sulit. Kontes “Ring The Bell” yang selalu menjadi highlight dari harvest festival atau festival panen Kota Ardana di musim gugur setiap tahunnya.

Sebagai wujud syukur atas suksesnya panen milik masyarakat, perayaan besar selalu diselenggarakan untuk saling berbagi kebahagiaan. Berbagai kegiatan seperti pentas seni, bazar makanan, penampilan musik, dan lomba-lomba kecil yang ditutup dengan tarian dansa yang diiringi alunan melodi indah dijalankan dengan santai dan riang, kecuali perlombaan lonceng satu ini. Hal itu dikarenakan setiap tahunnya secara turun-temurun, pemenang dari lomba membunyikan lonceng ini akan diarak keliling kota dan mendapatkan ketenaran beserta dengan sejumlah uang yang sangat besar. 

Malam ini bulan dan bintang berpendar terang, seolah menekankan hari bahagia ini lebih lagi. Ditengah cahaya lampu-lampu berenten yang menghiasi setiap sisi lokasi festival, suara bising keramaian ditambah iringan musik, Frea berjalan mondar-mandir di dekat gudang alat persiapan. Gadis dengan pakaian sport berwarna hijau toska itu berusaha menenangkan dirinya sebelum memulai kontes dalam 15 menit lagi. Di sebelahnya, Antonio si pendiam hanya mempersiapkan peralatan tanpa berkata-kata. Nemia dan si kembar, Alexion namun tak mirip itu juga hadir disana, begitu pula Giyo

Bunyi sirine panjang terdengar setelahnya, menandakan kontes akan dimulai sehingga kelima kontestan muda itu beranjak dari tempatnya menuju ke tengah tempat festival yang telah diubah para panitia menjadi sebuah lapangan luas. Para hadirin telah berdiri patuh di belakang tali merah—menjadi penonton. 

Kelima peserta ini diwajibkan membunyikan lonceng di atas menara setinggi 50 meter di pusat Kota Ardana, sekitar 200 meter dari titik tengah festival. Tetapi terdapat beberapa rintangan sulit yang harus mereka hadapi sebelum mencapai menara itu. Rintangan pertama, 150 lompatan tali karet tanpa tersangkut. Mempersiapkan 50 gelas hidangan penutup khas Ardana bersama nenek tua untuk rintangan kedua. Selanjutnya, rintangan ketiga adalah meneriakan dengan lantang lagu wajib negara sambil menyeberangi sungai yang pijakan-pijakan kayunya telah dilumuri minyak khusus. Setelahnya rintangan tersulit adalah menaiki menara jam itu sendiri. Meski dibantu tali keamanan untuk menjamin keselamatan kontestan, memanjat dengan tangan kosong menara itu tidaklah mudah, dan membunyikan lonceng besar itu lebih sulit lagi.

“Tahun ini aku yang akan menjadi pemenangnya.” ucap Alexion dengan sombong sambil berkacak pinggang dan tersenyum miring. Di sebelahnya, Frea mencibir setengah bercanda, “Kata orang yang hampir selalu menjadi urutan kedua terakhir.”

Nemia tertawa ringan mendengar ucapan kembarannya, “Yah, kita lihat saja siapa yang akan diarak tengah malam nanti.” Giyo yang sedang mengencangkan ikatan tali keamanan di pinggangnya terkekeh, “Kalau begitu ayo bersenang-senang dan pura-pura lupa akan pertemanan kita, ayo bertanding sesengit mungkin karena aku harus menjadi kaya dan memiliki banyak emas!” Semua saling menatap satu sama lain dan mengangguk mantap, sebelum Antonio berkata “Semoga beruntung semua.” dan bunyi tembakan ke langit terdengar. Kontes “Ring The Bell” telah resmi dimulai.

Kelimanya segera berlari menuju pos pertama di depan mereka, masing-masing bersiap untuk melompati tali karet panjang yang dipegang dan diputar oleh dua orang. Suara sorakan penonton terus terdengar, menyemangati mereka. Lima puluh, seratus, hingga seratus lima puluh lompatan telah berlangsung, jalannya pertandingan sementara dipimpin oleh Giyo yang kini telah berlari memutar menuju pos kedua.

Dengan cekatan, Giyo yang kini telah disusul oleh Frea dan Antonio mempersiapkan hidangan penutup khas Ardana yang terkenal. Bahan demi bahan segera diracik dengan cepat seolah mereka pemilik kedai hidangan pencuci mulut ternama. Meski tentu tidak semua berjalan mulus, rasa grogi yang menggerogoti hati terkadang membuat sedikit bahan tumpah di nampan. Tanpa terasa, dua puluh menit telah berlangsung sengit. Gelas-gelas hidangan lezat mulai selesai. 

Nemia yang memang terbiasa dalam urusan dapur menjadi yang pertama melaju menuju pos tiga, meski dia cukup terlambat tiba tadi. “Gerakan tangan yang luar biasa tadi, Nem!” puji Frea yang menyusul sambil berlari mendekati tepi Sungai Uru. Mulai dari sini, tali pengaman digunakan. Panitia yang bertugas membantu menghubungkan kait pengaman milik masing-masing kontestan dengan tali kokoh yang telah disiapkan di atas sungai. 

Arus sungai yang cukup deras, disertai dengan licinnya pijakan membuat mereka terpeleset beberapa kali, hal serupa yang dengan yang dialami para pemuda di belakang. “Ugh! Seandainya bukan karena emas, aku tak akan mengikuti kontes ini!” teriak Alexion dengan geram sambil berpegangan pada talinya. Dengan fleksibilitas yang tinggi, Antonio bergerak cepat hampir menyusul kedua gadis di depannya. 

Setelah berhasil menyalip Frea dan Nemia, Antonio berlari cepat menuju rintangan terakhirnya. Menara jam setinggi 50 meter itu. Tali pengaman dikaitkan kembali pada tali pusat, sebagai perlindungan apabila seandainya para kontestan terjatuh saat memanjat. Pada rintangan terakhir ini, tidak ada kata ulang dan susul menyusul. Sekali terjatuh akan langsung dianggap gagal.

  Seolah sedang memanjat tebing, Antonio yang kini sudah bersama Giyo dan Nemia mulai memanjat denagn memegang pegangan-pegangan yang telah tersedia. Licin memang, Giyo terpeleset dan jatuh ke bawah. Dia gagal. Kini hanya tersisa empat orang peserta. “Sampai jumpa Giyo! Emas akan jadi milikku!” teriak Alexion sambil menoleh ke bawah dan memanjat lebih cepat. Akan tetapi Antonio di atas telah berhasil memanjat menara hingga puncak dan tanpa diduga-duga, dia berhenti dan jongkok sebentar, menatap teman-temannya yang sedang memanjat.

“Hei teman-teman, kalian ingin mendengar bunyi lonceng detik ini juga, atau ku tunggu kalian sampai di atas?” tanyanya dengan tengil. Membuat mereka yang sedang memanjat ternganga, kaget melihat teman pendiam mereka itu ternyata bisa berbuat demikian. Frea mengerutkan kening dan berteriak, “Kalau mau bunyikan ya bunyikan saja! Jangan menggoda kami!” Antonio terkekeh di atas, lagi-lagi tanpa diduga berkata, “Oke kalau begitu.” Pemuda itu menarik tali lonceng ke ujung menara dan langsung berlari sekencang mungkin ke sudut lainnya agar memberikan sentakkan bagi lonceng. 

Seketika itu juga, bunyi dentingan lonceng terdengar kencang, hingga tempat festival berlangsung. Suara sorakan penonton dari jauh pun terdengar hingga menara jam, merayakan telah munculnya pemenang baru tahun ini.

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita Lainnya - 03 April 2024
Kegiatan Seminar "Family Business" SMAK 1 PENABUR...
Berita Lainnya - 03 April 2024
Kegiatan Spirit Of Challenge BPK PENABUR Jenjang ...
Kegiatan Spirit Of Challenge BPK PENABUR Jenjang ...
Berita Lainnya - 01 April 2024
Kegiatan Sidak Napza SMAK 1 PENABUR Jakarta 2024
Kegiatan Sidak Napza SMAK 1 PENABUR Jakarta 2024
Berita Lainnya - 19 April 2024
Bazar Murah 2024 (Pengalaman Siswa)
Bazar Murah 2024 (Pengalaman Siswa)
Berita Lainnya - 06 March 2024
Kegiatan Seminar Pembinaan Remaja SMAK 1 PENABUR ...
Kegiatan Seminar Pembinaan Remaja SMAK 1 PENABUR ...
Berita Lainnya - 30 August 2023
Art Class
Berita Lainnya - 30 August 2023
Worth the Shot
Worth the Shot
Berita Lainnya - 30 August 2023
Report Day
Report Day
Berita Lainnya - 29 August 2023
Keseruan Smukiez Run Bersama SMAK 1 2023
Keseruan Smukiez Run Bersama SMAK 1 2023
Berita Lainnya - 21 August 2023
Serunya Perayaan HUT RI Ke-78 Di SMAK 1 PENABUR J...
Serunya Perayaan HUT RI Ke-78 Di SMAK 1 PENABUR J...
Berita Lainnya - 10 February 2022
MERAYAKAN IMLEK DI TENGAH PANDEMI
Berita Lainnya - 10 February 2022
Makna Harimau pada Imlek 2022
Makna Harimau pada Imlek 2022
Berita Lainnya - 10 February 2022
IMLEK DARING 2022
IMLEK DARING 2022
Berita Lainnya - 10 February 2022
Perubahan Perayaan Imlek di Keluargaku
Perubahan Perayaan Imlek di Keluargaku
Berita Lainnya - 10 February 2022
Upacara Pelantikan OSIS 2022
Upacara Pelantikan OSIS 2022
Berita Lainnya - 14 February 2021
Valentine's Day, Tapi Masih Jomblo?
Berita Lainnya - 13 February 2021
Cara Mengungkapkan Perasaan di Hari Valentine
Berita Lainnya - 12 February 2021
Ayat Alkitab 12 Februari 2021 (English Day)
Berita Lainnya - 10 February 2021
Memaknai Valentine di 2021
Berita Lainnya - 09 February 2021
Angpao merah, tradisi saat Imlek
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 15 September 2021
Ceremonial Pekan I-project SMAK 1 PENABUR JAKARTA
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 14 September 2021
PENGUMUMAN PSB SMAK 1 PENABUR JAKARTA 2022-2023
PENGUMUMAN PSB SMAK 1 PENABUR JAKARTA 2022-2023
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 10 September 2021
PERSIAPAN ACARA CAREER DAY - SMAK 1 PENABUR 2021
PERSIAPAN ACARA CAREER DAY - SMAK 1 PENABUR 2021
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 06 September 2021
“PENABURFair” OPEN HOUSE SMAK 1 PENABUR JAKARTA 2...
“PENABURFair” OPEN HOUSE SMAK 1 PENABUR JAKARTA 2...
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 06 September 2021
Persekutuan Doa Bulanan SMAK 1 PENABUR Jakarta
Persekutuan Doa Bulanan SMAK 1 PENABUR Jakarta

Choose Your School

GO