Pengalaman Pertama Mengikuti Lomba Karya Ilmiah
Berita Lainnya - 03 August 2021
Pengalaman Pertama Mengikuti Lomba Karya Ilmiah
Oleh : Carly Nicole Yuen XIIA2
Editor : Grace Aurelia Adithian XIIS2
“Orang yang tak pernah melakukan kesalahan adalah orang yang tak pernah mencoba sesuatu yang baru.”
- Albert Einstein
Halo semua! Perkenalkan, nama saya Carly Nicole Yuen. Tahun ini saya belajar di kelas 12 IPA 2. Kali ini, saya akan menceritakan mengenai pengalaman saya mengikuti lomba karya ilmiah yang diadakan di SMAK 1 Penabur pada tanggal 5 Februari 2021.
Pada bulan November 2020, teman seangkatan saya, Carmella Morena, mengajak saya untuk menjadi team mate-nya dalam mengikuti lomba karya ilmiah yang diadakan sekolah. Saat itu, kami masih menduduki bangku kelas 11 dan sedang mencari kegiatan untuk menambah pengalaman. Sebelumnya, saya sama sekali belum pernah membuat karya ilmiah, apalagi mengikuti lomba-lomba karya ilmiah. Jujur, awalnya saya tidak berani mendaftarkan diri untuk ikut. “Lomba karya ilmiah? Kok ribet banget kayaknya? Ah, pasti nanti capek jadinya, udah tugas menumpuk, ulangan tiap hari, masa ikut lomba lagi? Belum tentu menang juga..” pikir saya. Lomba karya ilmiah yang membutuhkan pengungkapan ide-ide orisinil yang didukung penelitian sepertinya sangat menakutkan bagi saya. Namun, setelah dipikir-pikir, kapan lagi kita bisa membagi ide-ide kita, terutama ide-ide yang dapat meningkatkan kualitas hidup sesama? Lomba ini memberikan kita kesempatan untuk menekuni bidang-bidang yang merupakan passion kita, sekaligus menemukan solusi-solusi untuk memperbaiki keadaan sekitar sesuai dengan bidang yang diteliti.
Menurutku, bagian tersulit dalam membuat karya ilmiahnya merupakan tahapan penentuan topik. Dunia ini sangat luas; Segala hal pasti bisa diteliti dan dikembangkan menjadi karya ilmiah yang bermanfaat bagi sesama. Setelah proses diskusi yang lumayan lama, kami akhirnya memilih topik kelestarian lingkungan sebagai dasar penelitian kami. Kami memilih untuk membuat alternatif kertas menggunakan bahan dasar pelepah pisang dan bakteri acetobacter xylinum. Kami pun memberikan nama “Acetopaper”. Tentu saja, proses trial dan error-nya membutuhkan waktu yang lumayan lama. Kami membuat sampel-sampel kertasnya dari bulan Desember hingga pertengahan Januari. Setelah berhasil membuat sampel yang memuaskan dan sesuai kriteria kami, kami pun mulai menyiapkan PPT yang akan disajikan ke para juri pada tanggal 5 Februari. Salah satu tantangan yang kami hadapi ketika membuat PPT tersebut adalah ketika harus membuat presentasinya singkat, padat dan jelas, namun juga menarik untuk dilihat. Kami juga harus mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kira-kira akan ditanyakan oleh juri setelah presentasi.
Pada tanggal 5 Februari, kami berdua pun merasa sangat gugup. Kami merupakan urutan pertama, jadi kami benar-benar tidak memiliki ekspektasi tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanya juri pada saat penilaian. Secara keseluruhan, presentasinya berjalan dengan mulus. Kami dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan juri, sekaligus menunjukkan kepada mereka mengapa ide kami ini patut dikembangkan menjadi sesuatu yang dipakai secara umum. Setelah penantian yang panjang, kami mendapat pengumuman bahwa kelompok kami mendapatkan juara Harapan I. Kami benar-benar tidak menyangka, karena ada banyak sekali kelompok-kelompok yang memiliki ide-ide yang inovatif, kreatif dan juga unik.
Pengalaman mengikuti lomba karya ilmiah ini memberi kesan yang mendalam bagiku. Mencoba hal baru tentu saja tidak mudah untuk dilakukan. Dibutuhkan mindset yang baru dan segar untuk dapat menerima hal-hal baru yang belum pernah dipelajari. Saya belajar untuk mengatasi ketakutan gagal dan gigih menekuni kegiatannya, apa pun itu. Dari pengalaman ini, saya benar-benar merasakan betapa telatennya para peneliti dunia dalam membentuk kehidupan masa kini. Pesan saya untuk setiap orang yang ingin mencoba hal baru, jangan takut dan tekunilah sampai tuntas!
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur