MERAYAKAN IMLEK DI TENGAH PANDEMI

Berita Lainnya - 10 February 2022

MERAYAKAN IMLEK DI TENGAH PANDEMI


Ditulis oleh : Brytania Valerie / XA3

 


Tahun baru Imlek merupakan hari raya yang sangat penting dan selalu dinanti oleh orang-orang Tionghoa. Hari raya ini dihitung dengan menggunakan penanggalan kalender lunar yang jatuh pada hari pertama tahun baru, sehingga Imlek merupakan hari raya tahun baru bagi orang Tionghoa. Pada perayaan hari Imlek, biasanya mereka akan saling bersilaturahmi dengan keluarga, kerabat, dan teman-teman.

 

          Selain itu, banyak pula tradisi-tradisi kuno China yang dipercaya wajib dilakukan pada saat perayaan malam Imlek dan hari raya Imlek untuk mendatangkan keberuntungan selama satu tahun tersebut. Tidak sedikit juga orang-orang Tionghoa yang masih percaya dan terus melakukan tradisi ini setiap tahunnya dalam rangka menyambut hari raya Imlek. Apabila sudah menjelang hari raya Imlek, dekorasi warna merah akan menyebar dimana-mana, sebab hari raya Imlek sangat identik dengan warna merah. Menjelang Imlek, rumah-rumah, pusat perbelanjaan, dan tempat-tempat umum lainnya pasti akan dipenuhi oleh pakaian merah, pernak-pernik, serta dekorasi Imlek bernuansa merah. Warna merah menjadi identitas hari raya Imlek bukan tanpa sebab. Menurut sejarah dari Tionghoa, terdapat monster bernama "Nian" yang selalu menyerang penduduk di desa pada hari pertama setiap tahun baru lunar (hari Imlek). Penduduk di desa tersebut kemudian percaya bahwa monster tersebut sangat takut dengan warna merah, suara keras, dan cahaya yang terang. Oleh karena itu, penduduk desa memasang banyak lentera merah dan gulungan merah di jendela dan pintu rumah mereka masing-masing untuk mencegah monster "Nian" masuk ke dalam rumah.

 

          Sejak adanya peristiwa itu, Nian tidak pernah datang lagi ke desa tersebut. Itulah sebabnya sampai sekarang hari raya Imlek selalu dirayakan dengan kembang api, petasan, pakaian, pernak-pernik, dan dekorasi bernuansa merah. Selain nuansa serba merah dalam hari raya Imlek, terdapat tradisi-tradisi lainnya yang dianggap wajib dilakukan oleh orang-orang Tionghoa ketika Imlek. Salah satu hal yang paling ditunggu-tunggu adalah pembagian angpao, khususnya anak-anak, remaja, serta bagi mereka yang belum menikah. Mereka berkesempatan mendapatkan angpao dari orang yang lebih tua dan sudah menikah. Angpao dipercaya sebagai simbol pemberian rezeki kepada anak-anak dan juga orang tua. Hal lain yang tidak pernah terlewatkan dalam perayaan hari Imlek adalah membersihkan rumah. Kegiatan ini dipercaya masyarakat Tionghoa dapat digunakan untuk membuang segala keburukan atau "kesialan" yang menghalangi datangnya keberuntungan pada tahun tersebut. Namun, uniknya, pada tiga hari pertama perayaan Imlek, kegiatan membersihkan rumah ini dianggap sangat pantang karena dipercaya dapat menghalangi keberuntungan yang akan masuk. Oleh karena itu, kegiatan membersihkan rumah dilakukan pada hari-hari menjelang perayaan Imlek.

 

          Seperti layaknya perayaan hari-hari keagamaan, hari raya Imlek juga selalu diisi dengan silaturahmi dan kumpul bersama keluarga besar. Hal ini biasanya dilakukan pada malam Imlek dengan makan bersama keluarga dan dilanjutkan dengan bersembahyang di kelenteng. Selain itu, sebagian besar rumah juga akan menyediakan kue keranjang yang berbentuk bulat dengan cita rasa yang manis. Tradisi makan kue keranjang ini dianggap oleh orang Tionghoa sebagai lambang rezeki di tahun yang baru.

 

        Pada hari raya Imlek, tidak heran jika orang-orang Tionghoa selalu mengharapkan hujan turun. Hujan ini dianggap sebagai pembawa rezeki pada tahun yang baru. Kemudian, ada beberapa tradisi lain yang sudah tidak asing lagi dalam perayaan Imlek, seperti menyalakan kembang api, bermain petasan, pertunjukan barongsai, dan juga atraksi yang mengeluarkan suara bising. Kegiatan-kegiatan tersebut dipercaya dapat menakut-nakuti roh jahat serta mengusir monster "Nian" yang kala itu menyerang penduduk desa di Tiongkok.

 

          Dalam kepercayaan tradisi Tionghoa, setiap tahun baru terdapat shio yang berupa satu dari dua belas hewan yang menjadi lambang dalam tahun tersebut. Hewan-hewan yang merupakan shio dalam tradisi Tionghoa adalah anjing, monyet, kerbau, naga, tikus, ayam, kambing, ular, kuda, kelinci, macan, dan babi. Hewan-hewan tersebut memiliki makna tersendiri yang dipercayai oleh orang-orang Tionghoa. Setiap tahun akan terdapat satu shio yang akan terus berganti pada tahun-tahun berikutnya sesuai urutan yang ada.


          Pada tahun 2022 ini, hari raya Imlek jatuh pada hari Selasa tanggal 1 Februari dengan shio macan. Shio tahun ini dianggap sebagai lambang ekspansi, agresivitas, dan adanya konflik. Shio ini juga dianggap bagi mereka yang memiliki kepercayaan diri tinggi, akan berani keluar dari zona nyaman dan mengambil risiko yang dapat mendatangkan keuntungan besar. Tentunya hal ini akan membangkitkan semangat orang-orang Tionghoa untuk berani keluar dari zona nyaman dan menjelajah hal baru. Maka sebenarnya dapat disimpulkan, Imlek setiap tahun memiliki maknanya tersendiri dan dapat menggugah semangat orang-orang Tionghoa.

 

          Pada umumnya, hari raya Imlek akan diisi dengan sembahyang dan juga kunjungan ke kuil-kuil. Kegiatan kunjungan ini bertujuan untuk menyalakan dupa dan berdoa kepada dewa. Hal ini dilakukan untuk meminta rezeki dan mengharapkan datangnya keberuntungan di tahun ini. Dalam kuil-kuil besar, biasanya akan menampilkan tarian naga dan singa atau yang dikenal sebagai barongsai yang sangat meriah di halaman kuil. Namun, 2 tahun terakhir ini Imlek harus diberlangsungkan secara terbatas mengingat masih adanya pandemi COVID - 19 yang merajalela. Hal ini tentu sangat disayangkan bagi orang-orang Tionghoa yang selalu menunggu-nunggu tibanya hari raya Imlek. Di satu sisi, kita semua pastinya ingin merayakan Imlek dengan kemeriahan, berkumpul bersama keluarga besar, makan bersama, dan melakukan tradisi Imlek yang sangat seru lainnya bersama keluarga dan teman. Di sisi lain, kita juga harus tetap ingat bahwa kita sedang menghadapi suatu pandemi global (pandemi COVID - 19) yang memaksa kita untuk mengurangi mobilitas, mengurangi atau bahkan menghindari perkumpulan, dan menerapkan protokol kesehatan dengan sangat ketat demi menjaga kesehatan diri sendiri serta keluarga.

 


           Walaupun Imlek harus dirayakan secara terbatas karena adanya pandemi, tetapi tidak akan mengurangi semangat dan esensi dari hari raya Imlek itu sendiri. Imlek tetap bisa dirayakan dengan adaptasi terhadap situasi dan kondisi yang ada. Beberapa hal yang tetap bisa dilakukan pada hari raya Imlek saat pandemi:


1. Bertukar angpao secara digital
Hal yang paling ditunggu-tunggu saat datangnya hari raya Imlek adalah pembagian angpao, khususnya oleh anak-anak. Namun, pandemi menyebabkan antar anggota keluarga sulit bertemu secara langsung, apalagi anggota keluarga yang tinggal di lain kota. Mengirimkan angpao secara digital dengan transfer melalui bank dapat menjadi alternatif yang paling baik untuk merayakan Imlek saat pandemi. Namun, apabila angpao fisik memang ingin dikirimkan agar lebih terlihat sakral, angpao dapat dikirimkan melalui layanan dan jasa kurir.


2. Berkumpul bersama keluarga inti
Seharusnya Imlek menjadi hari untuk berkumpul dengan keluarga besar, khususnya untuk bertemu sapa dengan kerabat yang tinggal cukup jauh dari kita sehingga sulit untuk bertemu di hari biasanya. Namun, saat pandemi, Imlek harus dirayakan dengan hanya berkumpul bersama keluarga inti saja. Kita bisa bersilaturahmi dan bertegur sapa dengan kerabat lainnya melalui ruang virtual seperti video call, zoom, maupun platform lainnya. Dengan cara ini, esensi berkumpul pada saat hari raya Imlek akan tetap ada dan sekaligus mengurangi perkumpulan saat pandemi. 


3. Makan malam bersama keluarga di rumah
Sebelum pandemi, pada malam Imlek biasanya restoran akan dipenuhi oleh keluarga-keluarga yang sedang makan bersama. Namun, dengan adanya pandemi, alangkah baiknya makan malam bersama keluarga dilakukan di rumah saja. Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko terpapar COVID - 19. Dengan begitu, kita tetap bisa berkumpul bersama dan makan malam bersama keluarga walaupun hanya di rumah. Tempat makan tidak menjadi masalah, yang terpenting adalah esensi dari berkumpul bersama keluarga.


4. Menonton atraksi barongsai secara virtual
Barongsai menjadi atraksi utama pada hari raya Imlek yang biasanya dapat ditonton di pusat-pusat perbelanjaan (mall) dan tempat-tempat ibadah atau sembahyang orang-orang Tionghoa. Namun, saat pandemi seperti ini, ada baiknya atraksi barongsai ditonton secara virtual, misalnya di televisi dan sosial media, seperti instagram, facebook, twitter, dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk mengurangi mobilitas ke luar rumah dan juga menghindari perkumpulan atau kerumunan yang ramai di pusat-pusat atraksi barongsai. Walaupun menonton secara virtual, makna atraksi barongsai pada hari raya Imlek akan tetap sama.


5. Membersihkan dan mendekorasi rumah bersama keluarga
Kegiatan membersihkan dan mendekorasi rumah dalam rangka Imlek mungkin tidak terlalu berbeda antara sebelum pandemi dan saat pandemi. Kegiatan membersihkan rumah tetap bisa dilakukan menjelang penyambutan hari raya Imlek. Selain itu, kegiatan mendekorasi rumah dengan nuansa berwarna merah juga tetap bisa dilakukan yang dipercaya bertujuan untuk mengusir roh jahat dan monster Nian yang akan datang. Kegiatan-kegiatan ini tentunya akan lebih seru apabila dilakukan bersama dengan keluarga inti.


6. Menonton film bersama keluarga
Apabila saat pandemi tidak bisa berkunjung ke rumah kerabat dan teman, maka pastinya kita dan keluarga inti akan lebih banyak menghabiskan waktu saat hari Imlek di rumah. Waktu luang bisa diisi dengan menonton film yang menarik bersama keluarga. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan waktu bersama keluarga atau istilahnya quality time with family. Sebab pada hari lain, setiap anggota keluarga pasti akan sibuk dengan kesibukannya masing-masing. Oleh karena itu, waktu luang saat hari raya Imlek dapat sangat dimanfaatkan untuk menciptakan momen indah bersama keluarga.

 

          Selain kegiatan-kegiatan tersebut, masih ada banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan untuk menciptakan keseruan dengan keluarga pada hari raya Imlek. Kegiatan-kegiatan yang menjadi kebiasaan pada hari raya Imlek sebelum pandemi, seperti bersembahyang di kuil, juga masih bisa dilakukan walaupun sangat terbatas dan sangat berisiko bagi kesehatan diri sendiri dan keluarga. Kegiatan-kegiatan yang terpaksa harus berubah saat pandemi sebenarnya tidak masalah, tergantung bagaimana setiap keluarga memaknai hari raya Imlek tersebut.

 

          Hari raya Imlek 2022 harus dilaksanakan secara sangat terbatas mengingat sedang terjadinya kenaikan kasus COVID - 19 di Indonesia. Namun, sukacita dan keberuntungan Imlek pastinya akan tetap ada dan sama. Oleh karena itu, ada baiknya kita mengikuti anjuran pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan 6M agar pandemi dapat segera berlalu. Semoga hari raya Imlek tahun-tahun berikutnya dapat dilaksanakan secara bebas dan terbuka tanpa khawatir adanya pandemi.

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita Lainnya - 04 October 2024
Program OSIS Smukiez Night Market 2024
Berita Lainnya - 14 October 2024
Trailer Short Movie - SMAK ONE CUP is out!
Trailer Short Movie - SMAK ONE CUP is out!
Berita Lainnya - 11 October 2024
Prestasi Tim Basket SMAK 1 PENABUR Jakarta dalam ...
Prestasi Tim Basket SMAK 1 PENABUR Jakarta dalam ...
Berita Lainnya - 08 October 2024
SMAK 1 PENABUR Jakarta's E-Magazine: Crimson Chro...
SMAK 1 PENABUR Jakarta's E-Magazine: Crimson Chro...
Berita Lainnya - 03 October 2024
Bruno Mars’ Jakarta Concert
Bruno Mars’ Jakarta Concert
Berita Lainnya - 04 September 2023
Artikel Tentang PKBN2K oleh Keanu Naim – Andromeda
Berita Lainnya - 04 September 2023
Its about a presentation at school, about our fee...
Its about a presentation at school, about our fee...
Berita Lainnya - 04 September 2023
A Place to Learn
A Place to Learn
Berita Lainnya - 01 September 2023
SMAK One Cup The Event
SMAK One Cup The Event
Berita Lainnya - 01 September 2023
The Ring of the Bell
The Ring of the Bell
Berita Lainnya - 10 February 2022
i-Project Proposal “Frugie-Late”
Berita Lainnya - 10 February 2022
i-Project Proposal -'“Boedaya”
i-Project Proposal -'“Boedaya”
Berita Lainnya - 10 February 2022
i-Project Proposal 'MERAYAKAN BUDAYA DENGAN MODIS...
i-Project Proposal 'MERAYAKAN BUDAYA DENGAN MODIS...
Berita Lainnya - 10 February 2022
i-project proposal '“U-PILLOW”'
i-project proposal '“U-PILLOW”'
Berita Lainnya - 10 February 2022
i-project proposal “Minidine”
i-project proposal “Minidine”
Berita Lainnya - 12 February 2021
Ayat Alkitab 12 Februari 2021 (English Day)
Berita Lainnya - 10 February 2021
Memaknai Valentine di 2021
Berita Lainnya - 09 February 2021
Angpao merah, tradisi saat Imlek
Berita Lainnya - 08 February 2021
8 makanan khas Chinese New Year
Berita Lainnya - 08 February 2021
Ayat Alkitab Minggu Ini 8 Feb 2021
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 10 September 2021
PERSIAPAN ACARA CAREER DAY - SMAK 1 PENABUR 2021
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 06 September 2021
“PENABURFair” OPEN HOUSE SMAK 1 PENABUR JAKARTA 2...
“PENABURFair” OPEN HOUSE SMAK 1 PENABUR JAKARTA 2...
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 06 September 2021
Persekutuan Doa Bulanan SMAK 1 PENABUR Jakarta
Persekutuan Doa Bulanan SMAK 1 PENABUR Jakarta
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 02 September 2021
Kebaktian Online SMAK 1 PENABUR: "Walking Togethe...
Kebaktian Online SMAK 1 PENABUR: "Walking Togethe...
Berita BPK PENABUR JAKARTA - 01 September 2021
I-PROJECT SMAK 1
I-PROJECT SMAK 1

Choose Your School

GO