Mengenang Ir. Tan Kiem Liong, Guru Legendaris SMAK 1

Berita Lainnya - 15 July 2021

Oleh: Grace Aurelia Adithian XIIS2 dan Karen Lie XIS1

Editor: Carly Nicole Yuen XIIA2

Belum genap satu bulan sejak kepergian Bapak Ir. Tan Kiem Liong, guru matematika SMAK 1, yang tutup usia pada 8 Juli 2021 di usia 55 tahun. Bagi warga SMAK 1, beliau dikenal sebagai guru yang berdedikasi tinggi dalam mengajar. Kebiasaan mengajarnya yang khas dan sifatnya yang hangat juga meninggalkan kesan mendalam bagi alumni, dan seluruh warga SMAK 1.

Bapak Ir. Tan Kiem Liong, atau yang akrab disapa Pak KL, dikenal sebagai guru yang sangat seru dalam mengajar. Tulisan tangannya yang rapi serta kebiasaan uniknya menyetel berbagai jenis lagu selama jam pelajaran untuk mengurangi ketegangan di ruang kelas, masih melekat erat dalam ingatan para siswa. “Di kelas, selalu bawa portable music player dan dijinjing. Lagu Raisa, Connie Talbot, lagu2 hits, semua pasti pernah dipasang.” ujar @kennardedbert, seorang alumni SMAK 1 PENABUR di kolom komentar unggahan Instagram @smak1penabur tentang sang guru.

Kesabarannya dalam mengulang materi pembelajaran di kelas, memberikan jam pelajaran tambahan, hingga menuliskan pembahasan soal latihan secara manual di kertas, ia lakukan agar murid-muridnya dapat memahami materi pembelajaran secara maksimal. Selain itu, soal-soal menantang yang ia berikan juga membekas di ingatan para siswa. Kendati begitu, mereka mengaku bahwa solusi yang ia berikan selalu dijelaskan serinci mungkin. Saat para siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal, ia tak pernah marah dan selalu memberi dukungan bagi mereka dengan suara lembutnya. “Dulu selalu ngerasa kesusahan [saat mengerjakan soal] tapi Pak KL selalu ajarin bilang “Gitu aja kok susah” terus dilanjutin “Ayo dong, saya tau kamu bisa”. I was younger and didn’t think much of it back then but thinking back to it now bring[s] tears to my eyes.” kenang @valensia_s, salah satu alumni SMAK 1.

Tidak hanya di dalam kelas, kasih dan dukungan Pak KL bagi muridnya juga masih dirasakan hingga mereka lulus. Tidak sedikit alumni SMAK 1 yang mengenang waktu-waktu di mana beliau tetap mengingat dan membantu mereka walaupun telah bertahun-tahun lulus dari bangku SMA. Salah satunya, membantu para alumni dalam pelajaran Matematika saat mereka hendak memasuki perguruan tinggi, terutama untuk persiapan tes masuk NTU dan NUS, seperti yang dialami oleh @michellekeziia, salah seorang mantan murid Pak KL. “Masih inget juga dulu pas daftar kuliah Singapore, mohon-mohon Pak KL buat ajarin materinya. Eh malah bapak yg lebih niat dari anak muridnya,” tulisnya.

Kerendahan hati Pak KL juga turut dirasakan oleh sesama guru SMAK 1. Miss Pramesthi, guru Bahasa Inggris SMAK 1, menceritakan salah satu pengalaman yang sangat berkesan baginya. Pada hari pertama ia bekerja di SMAK 1, Pak KL merupakan orang pertama yang menyapanya di ruang guru. Sapaan hangat dari Pak KL membuatnya merasa telah diterima sebagai bagian dari keluarga SMAK 1. Semangat beliau dalam mengajar juga telah mendarah daging, sekalipun saat ia dirawat di rumah sakit beberapa tahun yang lalu. Sesaat setelah menjalani operasi, dalam keadaan setengah sadar, ia meminta tolong kepada perawat setempat untuk membangunkannya esok pagi, dengan alasan bahwa ia ingin mengajar. “Sus, besok tolong bangunkan saya pagi-pagi, saya mau ngajar,” ucapnya. Bahkan, sebelum menghembuskan napas terakhirnya, beliau masih berusaha untuk tetap mengikuti rapat kerja guru dan karyawan dengan keyakinan bahwa ia akan segera kembali pulih dan mengajar, meskipun saat itu ia dalam kondisi yang kurang sehat.

Meski raganya telah tiada, dedikasi tinggi dan semangatnya dalam mengajar telah menjadi inspirasi bagi tenaga pendidik lainnya. Kiranya semua pelajaran dan nilai-nilai kehidupan yang pernah ia berikan dapat menjadi pembelajaran berharga yang bermanfaat bagi kehidupan seluruh siswa- siswi dan alumni SMAK 1. Selamat jalan Pak KL, jasamu akan selalu dikenang dan dibanggakan oleh warga SMAK 1.