IMLEK DARING 2022
Berita Lainnya - 10 February 2022
IMLEK DARING 2022
Penulis : Angel Christyne - XA3
Perayaan Imlek di Indonesia baru saja selesai dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Februari 2022. Tahun 2022 ini adalah tahun baru ke 2573 Kongzili menurut kalender Cina. Meski perayaan Tahun Baru Imlek ini dilaksanakan ditengah situasi pandemi yang mengharuskan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat, perayaan hari besar yang juga akrab disebut Sincia ini tetap berjalan dengan baik tanpa kehilangan semaraknya. Tahun Baru Imlek sendiri dirayakan untuk memperingati pergantian tahun berdasarkan sistem lunisolar. Kata Imlek berasal dari dialek Hokkian, sedangkan pada aksara sederhana bahasa Mandarinnya Imlek disebut juga dengan 春节 (Chunjie) yang berarti Festival Musim Semi. Setiap tahunnya, Imlek dirayakan dengan shio andalan yang berbeda-beda. Pada tahun ini, shio yang menjadi andalan adalah Macan Air. Shio ini dipercaya mendatangkan kekuatan, keberanian, dan ketangguhan dalam mengatasi kesulitan.
Bagi orang-orang yang mempercayai astrologi China, shio dipercaya membawa peruntungan bagi karir, keuangan, kesehatan, dan sebagainya. Pada tahun Macan Air ini, ada beberapa shio yang diprediksi akan makmur dan memperoleh banyak rezeki. Sedangkan beberapa shio lain harus bekerja keras agar bisa bertahan di tengah kerasnya tahun Macan Air. Pada tahun Macan air ini, warna hijau dan biru diyakini akan membawa keberuntungan selaras dengan angka 1, 3, dan 7. Sedangkan pada tahun ini kita perlu menghindari warna putih serta angka 4 dan juga 9. Penggambaran shio sendiri menurut astrologi China dilambangkan dengan 12 hewan. Dikisahkan, untuk menentukan hewan dalam shio, Kaisar Giok menggelar perlombaan menyeberang sungai bagi hewan. Kucing dan tikus dalam perlombaan ini melompat ke punggung kerbau. Saat mencapai sisi lain sungai, tikus mendorong kucing ke dalam air dan kemudian menjadi hewan pertama dalam shio. Kemudian disusul dengan kerbau, harimau, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan babi.
Orang-orang Tionghoa biasanya berkumpul bersama keluarga saat Imlek, makan bersama dan bercengkrama, juga melakukan banyak acara-acara seru lainnya. Untuk makanan sendiri, setiap keluarga memiliki menu pokok yang berbeda-beda. Paling sering ditemui adalah haisom atau yang disebut juga dengan teripang. Cara setiap keluarga memasak dan menyajikan haisom sendiri juga berbeda-beda. Beberapa makanan yang identik saat Imlek juga memiliki arti sendiri-sendiri. Pertama ada Yusheng. Yusheng ini merupakan salad berisi irisan halus wortel, lobak, potongan ikan tuna atau salmon mentah segar yang direndam dan dicampur dengan minyak wijen. Untuk sausnya sendiri, yusheng menggunakan campuran minyak goreng dan minyak wijen dengan tambahan saus buah plum, bubuk kayu manis, dan gula pasir. Setiap anggota keluarga di rumah akan duduk bersama di meja makan dan mengaduk yusheng dengan sumpit sembari mengucapkan selamat tahun baru. Yusheng juga akan diangkat tinggi-tinggi yang kemudian menjadi simbol di mana harapan akan terkabul, serta memperoleh peruntungan yang baik di tahun yang baru. Ikan bandeng juga kerap menghiasi meja makan di rumah saat Imlek. Ikan bandeng dianggap melambangkan rezeki dan bisnis yang lancar, karena itulah bandeng harus disajikan utuh. Kue keranjang sendiri selalu hadir dalam setiap perayaan Imlek. Kue ini melambangkan harapan keluarga yang selalu bersatu dan rukun dari bentuknya yang bulat. Juga jiaozi atau kuotie yang dimaknai sebagai simbol kemakmuran dan kesejahteraan, karena bentuknya yang mirip dengan uang kuno zaman dulu di daratan China.
Selain kuliner Imlek yang begitu khas, juga ada banyak perayaan atau kegiatan yang biasanya dilakukan selama Imlek. Untuk keluarga Tionghoa yang beragama Buddha atau Konghucu, biasanya mereka melakukan sembahyang kepada orang tua atau leluhur yang sudah meninggal sehari sebelum Sincia. Mereka juga memiliki tradisi sendiri mengenai makanan yang disediakan untuk dijadikan persembahan. Misalnya, ada keluarga yang mengharuskan terdapat dua belas macam menu makanan sebagai persembahan, juga ada yang menyesuaikan sesuai dengan ekonomi keluarga. Tetapi yang pasti, mereka selalu menyediakan beberapa makanan dan kue-kue untuk persembahan. Sementara untuk keluarga yang sudah bukan beragama Buddha atau Konghucu, biasa mereka hanya akan kumpul bersama keluarga dan melakukan beberapa kepercayaan akan mitos-mitos yang tersisa. Perayaan Imlek yang dilakukan tetap sama, hanya saja berbeda di adanya kegiatan sembahyang dan persembahan.
Ada sebuah legenda yang menjadi akar tradisi-tradisi Imlek yang masih dilakukan hingga sekarang. Legenda tersebut disebut dengan legenda Nian. Menurut cerita masyarakat kuno, Nian adalah seekor makhluk mitologi seram yang mengerikan. Nian memiliki kepala seperti singa dengan tanduk tajam yang besar. Tanduk ini kemudian digunakan untuk menyerang mangsa. Pada malam sebelum Imlek, Nian akan datang ke kampung-kampung untuk menculik dan memangsa orang-orang, terutama anak-anak. Semua orang menjadi takut akan Nian dan bersembunyi setiap malam Tahun Baru Imlek. Tetapi, ada seorang kakek berambut abu-abu yang kemudian memberitahu kepada orang-orang kalau ia tahu bagaimana cara mengusir Nian dan berjanji bahwa Nian tidak akan datang lagi selamanya. Kakek tersebut kemudian menyalakan lilin, memakai pakaian merah, dan menembakkan bambu-bambu yang kemudian merupakan asal-usul dari petasan. Nian tak pernah muncul di hadapan kakek itu dan seluruh desa kemudian menjadi tahu bahwa rahasia untuk mengalahkan Nian adalah dengan menghias rumah mereka dengan pernak-pernik merah, mengenakan pakaian merah, juga menyalakan petasan dan membuat suara keras. Oleh karena itu pula, hingga sekarang Imlek identik dengan segala hal yang berwarna merah, petasan, cahaya, dan musik-musik.
Bunga ekor kucing atau yang biasa disebut sebagai pussy willow juga identik dengan imlek. Warnanya yang merah senada dengan angpao menjadi ciri khas dari bunga ini. Bunga ini akan dipasang di sudut-sudut ruangan dan di tengah meja makan keluarga chinese. Bunga ini mempunyai tangkai yang berbentuk melengkung dan diselimuti oleh bulu-bulu beludru. Tangkai bunga pussy willow yang panjang melambangkan umur panjang, sehingga semakin panjang tangkai bunga akan semakin baik. Banyak juga orang-orang yang menggabungkan bunga pussy willow ini dengan bunga lain seperti anggrek bulan, lili, mawar, hortensia dan krisan. Saat dikombinasi dengan bunga-bunga lain, pussy willow ini akan bertindak sebagai aksesoris pemanis dalam rangkaian bunga.
Ada juga legenda Sui. Menurut legenda, ada seorang iblis jahat bernama Sui datang pada malam Imlek untuk menakuti anak-anak. Sui dipercaya akan menyentuh kepala anak-anak sebanyak tiga kali saat tidur, sehingga mereka mengalami demam dan halusinasi. Orang tua mereka kemudian mencoba melindungi anak-anak dari Sui dengan cara menyalakan lilin dan tinggal di samping mereka sepanjang malam untuk menjaganya. Pada suatu malam tahun lunar, orang tua memberi anak mereka koin untuk dimainkan agar ia tetap terjaga. Anak itu kemudian membungkus koin itu dengan kertas dan membukanya sepanjang malam. Orang tua anak tersebut kemudian meletakkan kertas merah dengan koin di bawah bantal si anak. Malam itu ketika Sui datang untuk menyentuh kepala si anak, koin-koin berkelebat dalam kegelapan dan menakuti Sui. Dari sinilah pemberian amplop merah berisi uang yang sering disebut dengan angpao dipercaya menjaga keselamatan anak-anak sekaligus membawa keberuntungan ketika Imlek.
Salah satu pantangan ketika Imlek yang paling terkenal adalah larangan untuk bersih-bersih pada hari Sincia. Biasanya, bersih-bersih akan dilakukan sebelum Imlek karena orang Chinese percaya tradisi ini dapat menghapus nasib buruk dan membawa keberuntungan. Tetapi lain dengan bersih-bersih saat hari Imlek, bersih-bersih justru dianggap mengurangi keberuntungan karena nasib baik dan keberuntungan ikut tersapu dari rumah saat kita menyapu lantai.
Dekorasi di pintu juga banyak dilakukan dengan banyak kertas merah. Pada rumah orang-orang yang beragama Buddha dan Konghucu, biasanya yang ditempel adalah gambar Dewa Pintu sebagai penjaga yang datang melindungi rumah. Dekorasi serba merah juga dipakai untuk mengusir Nian dan binatang buas lainnya. Biasanya pada kertas tersebut juga diberikan kaligrafi dan bait puisi tentang nasib baik, kebahagiaan, kesehatan, dan kekayaan.
Ada sejumlah larangan lain yang harus dihindari menjelang atau saat Imlek. Misalnya, sumpah dan kata-kata berkonotasi negatif seperti kematian, sakit, hantu dan membunuh. Memecahkan keramik, peralatan makan, dan gelas juga dilarang karena dipercaya akan memutuskan hubungan seseorang dengan kemakmuran. Menggunakan sapu setelah imlek atau menggunakan gunting, pisau atau benda tajam lainnya juga menjadi larangan pada saat Imlek.
Pada tahun 2022 ini, Indonesia merayakan Imlek di tengah situasi pandemi. Perayaan Imlek tetap dilaksanakan hanya saja dengan mengurangi berkumpul dan berkerumun. Biasanya, perkumpulan keluarga dilaksanakan secara online melalui platform-platform seperti Zoom, Google Meets, dan sebagainya. Biasanya para anggota keluarga akan saling mengobrol, bertukar cerita atau mungkin bergurau dengan satu sama lain demi berlangsungnya tali silaturahmi antar seluruh anggota keluarga besar. Angpao yang juga menjadi suatu unsur paling khas dari perayaan Imlek turut diberikan secara digital, yaitu dengan cara transfer melalui e-wallet atau dompet elektronik. Makanan yang biasa disuguhkan bagi para tamu juga kini dikirimkan melalui ojek online. Walaupun online, suasana imlek yang selalu hadir setiap tahun tidak memudar.
Beberapa keluarga pun sebenarnya masih tetap bertemu, tetapi sebelum saling bertatap muka, tidak jarang mereka akan test PCR ataupun antigen terlebih dahulu. Jika hasilnya menandakan negatif, maka tiap keluarga pun menjadi lebih lega karena resiko tertular virus akan menurun.
Sejak bulan Desember juga ada beberapa permainan yang viral di sosial media. Dimana permainan itu kita akan diberikan penutup mata, dan kita akan berusaha mengambil uang dengan spatula. Setiap anggota keluarga akan bergantian dan 1 orang
mendapatkan waktu 30 detik untuk mencoba mengambil uang dengan spatula tersebut. Imlek menjadi salah satu peringatan hari besar yang paling bermakna bagi orang chinese, karena pada hari tersebut, semua keluarga akan meluangkan waktu untuk saling bertemu dan memberikan kabar.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur