DAUN POHON ARA ATAU KULIT BINATANG
Berita Lainnya - 24 July 2021
Waktu kecil saat sekolah minggu saya sering disuguhi tonil atau drama kejatuhan Adam dan Hawa di Taman Eden akibat tipu daya Luci (fer) alias Iblis yang dipentaskan oleh kakak-kakak remaja di gereja saat memperingati hari Natal. Saya selalu memilih duduk paling depan dekat pohon Natal yang biasanya ditebang dari hutan pohon Pinus (pinus merkussi) yang banyak deket Danau Toba, diterangi cahaya lilin yang membuat peristiwa masa kecil tersebut selalu membekas dalam memori saya bahwa Adam dan Hawalah yang berusaha menutupi tubuh mereka dengan menyemat daun pohon ara dan membuat cawat sehingga menjadi tidak malu di hadapan Allah.Tindakan Adam yang menutupi dosa dan kemaluan di hadapan Allah juga merupakan proto type bagi hampir semua keyakinan di dunia saat ini, yakni mengharapkan Allah mengampuni dosa manusia berdasarkan upaya dan tindakan manusia melalui berbagai tindakan religious (sin remission by personnel works) seperti melakukan hukum-hukum agama, melakukan ritual-ritual, melakukan kebaikan-kebaikan bagi sesama manusia dengan demikian Allah yang marah karena firman-Nya dilanggar dapat dibujuk menjadi tidak marah dan pola hubungan itu dapat dipulihkan kembali. Sungguh inilah agama tertua di muka bumi yang kini bermetamorfosis dengan berbagai bentuk nama tetapi pada intinya sama yakni mendapat pengampunan dan pembenaran dari Allah atas usaha manusia sendiri (self righteousness).
Sesungguhnya dapat disimpulkan bahwa tindakan Adam dan Hawa untuk menutupi dosa dan pelanggarannya itu tidak berhasil, alias tidak mendapat pengampunan dari Allah. Kesimpulan ini kita ambil dari kronologis pada ayat berikutnya setelah mereka memakai cawat made by themselves dan berhadapan dengan Allah, maka mereka bersembunyi dari Allah( Kej 2 ay 3 ),mereka takut, tetep merasa telanjang (Kej 3 ayat 10 ). Ketika Adam dan Hawa belum mendengar dan mengikuti perintah Luci (fer) atau ketika mereka masih dalam lingkaran ikatan kehidupan (life covenant ) dengan Allah, tidak ada problem ketakutan, apalagi bersembunyi dari Allah Yang Maha Kudus, tetapi begitu mereka mendengar perintah tuan yang baru Mr.Lucy (fer) , Hawa membangun perjanjian baru yakni ikatan kematian (death covenant) dan Adam dengan sengaja mengambil bagian dalam ikatan itu secara tak langsung dengan turut memakan buah tentang pengetahuan yang baik dan yang jahat. Sejak saat itu standart kehidupan Adam-Hawa tentang apa yang baik dan apa yang jahat tidak lagi menurut standar Allah tetapi standar yang ditetapkan tuan baru yakni Mr.Lucy (fer) dan menggiring kepada kematian rohani dan kematian jasmani. Nabi Yesaya oleh ilham Roh Kudus menuliskan keterpisahan dengan Allah seperti yang dialami Adam-Hawa dalam Yes 59 ay 2 : tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu ,dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. Kemahakudusan Allah bukan saja membuat kita yang berdosa lari dari hadapan Allah tetapi Allah juga tidak mau mendekat pada kita. Ketika Raja Uzia mangkat, Nabi Yesaya mendapat visi dan melihat Tuhan Allah Yang Maha Kudus duduk di atas tahta yang tinggi dan menjulang dan ujung jubahnya memenuhi Bait Suci, dan para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya : Kudus,Kudus,Kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya. Selain kekudusan-Nya dalam Kejadian 3 ay 21, terungkap karakter Allah yang sangat mengagumkan yaitu Allah yang bukan saja bersimpati, bahkan berempati dengan melakukan sebuah tindakan konkrit untuk menutupi ketelanjangan Adam-Hawa, untuk membuat mereka tidak ketakutan berhadapan dengan Allah Yang Maha Kudus karena dosa mereka, dalam bayangan saya Allah berkata:”Adam-Hawa ( dan bagi semua keturunan Adam-Hawa yang juga ingin menutup dosa dengan perbuatan sendiri) kamu tak dapat menutupi dosamu dengan cawat daun pohon itu, kamu tak dapat menutupi dosamu dengan tindakan-tindakan religiusmu itu, mari AKU akan menutupi dosa dan pelanggaranmu itu dengan cara-KU sendiri, sembari Allah membunuh seekor binatang dan mengambil kulit binatang itu untuk Adam-Hawa, seperti terekam dalam Kejadian 3 ayat 21 yang berbunyi : Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka”. Inilah proto type injil dimana Allah mengorbankan nyawa dan darah pihak yang tak berdosa ( dalam hal ini binatang ) sebagai korban penebus dosa dan salah Adam-Hawa ( substitusionary attonment ).
Benarlah apa yang tertulis dalam Ibrani 9 ay 22 Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tak ada pengampunan. Semuanya tindakan Allah dalam Kejadian ini yakni pengampunan melalui penumpahan darah, konsisten dengan hukum Taurat yang baru dinyatakan ribuan tahun berikutnya melalui Musa, dan menurut Kolose 2 ayat 17, semuanya itu adalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.
Tindakan Allah ini menunjuk kepada peristiwa ribuan tahun berikutnya di mana ALLAH yang sama mengorbankan Putera-NYA sendiri sebagai Anak-Domba Allah yang tak berdosa, seperti telah dinubuatkan dalam Yesaya 53 ay 5-7 : Tetapi Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita , Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepada-NYA, dan oleh bilur-bilur-NYA kita menjadi sembuh 53:6 Kita sekalian sesat seperti domba , masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepada-NYA kejahatan kita sekalian. 53:7 Dia dianiaya, tetapi Dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulut-NYA seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Ketika nubuatan Yesaya digenapi 800 tahun berikutnya, Yohanes Pembabtis berkata : Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah , yang menghapus dosa dunia (Yoh 1 ay 29). Saudaraku sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba." Demikianlah dosa kita sirna, jika kita beriman hanya pada tindakan Allah yang ajaib yang melalui pengorbanan Putera-Nya, bukan pada tindakan-tindakan ritual agama kita. Sungguh kita membutuhkan penutup ketelanjangan kita karena dosa dan pelanggaran kita melalui tindakan Allah yang konkrit sehingga kitapun bisa bersaksi seperti Paulus dalam Fil 3 ay 9 : dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena menaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Sehingga dengan demikian kita menjadi orang yang menang karena bersandar pada anugerah Allah semata, seperti Kristus berjanji pada jemaat di Sardis yang juga janji itu berlaku bagi saudara dan saya : Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan malaikat-Nya (Wahyu 3 ay 5 ). Betapa agung dan mulia saudara janji Tuhan Yesus mengenakan pada kita kain putih sehingga kita tidak takut menghadap Kekudusan Allah, nama kita tercatat dalam kitab kehidupan serta Kristus Sang Pembela itu mengaku nama kita di hadapan Allah dan di hadapan Malaikat-Nya. Kain putih ialah symbol spiritual kebenaran Kristus yang dikenakan pada kita (transferred righteousness). Saya membayangkan ketika malaikat maut yang diperintahkan Allah datang menjemput setiap orang yang namanya tercatat dalam kitab kehidupan anak domba Allah itu, pasti malaikat itu tak akan membawanya ke tempat orang kaya dalam hades itu (lihat Lukas 16 ay 23 ), tetapi ke tempat Lazarus, Abraham dan semua orang yang tercatat dalam kitab kehidupan Anak Domba Allah itu.
Saudaraku sesama manusia, tidak kah kita belajar dari Adam-Hawa bahwa membenarkan diri (self righteousness ) di hadapan Allah dengan aktifitas-aktifitas religious tidak sanggup menutupi keberdosaan kita, kita akan tetep malu, takut dan bersembunyi dari kekudusan Allah, mari kita dengan iman menerima apa yang dilakukan Allah saja, sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.(Ibrani 9, 13-14)
Kiranya Roh Kudus membukakan hati fikiran kita untuk anugerah Allah yang ajaib ini, Amin.
Sabtu, 24 Juli 2021
-MS-
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur