Rela Berkendara 17 Jam ke Banyuwangi, Demi Apa?

Rela Berkendara 17 Jam ke Banyuwangi, Demi Apa?

BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 02 April 2024

 

Matahari sore mengiringi perjalanan seratus empat puluh empat siswa dari berbagai SLTAK PENABUR Jakarta menyusuri Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Rasa lelah setelah menempuh perjalanan empat belas jam di kereta api dari Stasiun Gambir ke Stasiun Jember dilanjutkan tiga jam melaju di atas roda empat terbayar ketika disuguhkan pemandangan menakjubkan. 

 

Savana yang luas membentang, pepohonan nan rindang lengkap dengan puluhan monyet yang bertengger, kumpulan kerbau membersihkan diri di kubangan, merak yang mengintip malu-malu dari balik pohon, dan kawanan kijang berjalan beriringan dengan latar belakang Gunung Baluran yang megah.

 

Pemandangan tersebut dinikmati para siswa dari atap hardtop yang melaju tenang. Sambil berkenalan dengan udara disana, para siswa juga saling berkenalan dan menyapa teman-teman baru dari sekolah yang berbeda. 

 

Tak lama, hardtop berhenti di Pantai Bama Baluran. Pemandangan laut nan biru dengan pasir putih yang memikat mata membuat para siswa tersenyum ceria. Mereka menghabiskan waktu dengan menikmati air laut yang tenang sambil berlarian, mengabadikan momen bersama, ada pula yang tergerak untuk membersihkan sampah berceceran di sepanjang pantai.  

 

Ketika hari mulai gelap mereka pun beranjak menuju homestay di Kecamatan Licin, Banyuwangi dan bermalam bersama dengan teman-teman yang baru mereka jumpai. Meskipun badan terasa lelah, mereka tampak antusias dan saling berbincang hingga tak terasa sudah larut malam.

 

“Saya juga berkunjung ke homestay yang lainnya, selain mengunjungi teman satu sekolah, saya pun berkenalan dengan teman-teman baru disana.” ujar Ingwer Arief Budiman Gulo, siswa SMAK 1 PENABUR.



Belajar yang tidak dibatasi tembok kelas

Keesokan harinya para siswa melanjutkan perjalanan menuju Desa Wisata Gombengsari untuk belajar tentang kopi dan cara mengolah biji kopi dengan teknik tradisional.

 

Para pemandu mengajak siswa berkeliling dan dikenalkan dengan jenis-jenis kopi yang ada disana. “Jadi, di Indonesia terkhususnya di Desa Gombengsari ini, yang ditanam adalah jenis kopi robusta, dan keunggulannya karena ditanam dengan teknik campur sari bersama pohon buah-buahan lain, sehingga kopi yang dihasilkan memiliki citarasa yang unik.” jelas salah seorang pemandu sambil menunjukkan tanaman kopi.

 

Usai wisata edukasi, para siswa kembali dibagi jadi kelompok-kelompok kecil dan belajar dari para ibu pembuat kopi di desa tersebut. Mulai dari menyangrai biji kopi sampai matang di atas tungku kayu yang panas, mendinginkannya, lalu menumbuk hingga halus dengan alu dan lesung kayu. Setelah biji kopi dirasa cukup halus, bubuk tersebut kemudian diayak, dan hasil ayakannya dimasukkan dalam kemasan yang sudah tersedia. 

 

“Menurut aku proses pembuatan kopinya tidak terlalu susah, tetapi prosesnya saja yang cukup lama. Hal yang berkesan dari proses ini kita bisa belajar dan saling berbagi dengan ibu pembuat kopi serta teman satu kelompok.” ungkap Maria, siswa SMAK PENABUR Kota Wisata.

 

Tidak hanya belajar membuat kopi, para siswa juga berkesempatan belajar seni tari dan alat musik tradisional khas Banyuwangi di Taman Gandrung Terakota. Ada juga yang belajar membuat anyaman bambu dan yang lain belajar memasak kue tradisional yaitu kue kucur dan klemben gula aren bersama warga desa Tamansari.

 

“Rasa kuenya enak sekali, saya belum pernah makan yang seperti ini di Jakarta.” tutur Estefania, siswa SMAK 3 PENABUR menikmati kue cucur hasil masakannya.

 

 

Malam harinya seluruh siswa berkumpul di Taman Gandrung Terakota. Setiap peserta menampilkan hasil belajarnya. Mereka yang memasak menyajikan hasil masakannya dengan menggunakan alas saji hasil anyaman yang dibuat oleh siswa kelompok anyam.  Sembari menikmati sajian nikmat itu, mereka menyaksikan penampilan tari gandrung dengan iringan gamelan, hasil belajar teman-teman mereka. Sungguh sebuah kolaborasi yang dahsyat jika mengingat persiapan mereka yang hanya tiga jam.

 

Kebersamaan malam itu semakin hangat bersama Tiffany, siswa SMAK 1 PENABUR dan Rebecca, siswa SMAK 7 PENABUR yang didaulat menjadi MC.

 

“Mari teman-teman kita maju dan menari Maumere bersama.” ajak kedua MC kepada para siswa yang duduk. Satu per satu siswa maju ke tengah panggung bersama Tiffany dan Rebecca.

 

 

Taman Gandrung Terakota ikut berdendang ketika lagu Maumere diputar dan para siswa bernyanyi serta berjoget bersama mengikuti arahan MC, “Putar ke kiri e. Nona manis putarlah ke kiri. Ke kiri ke kiri ke kiri dan ke kiri ke kiri ke kiri ke kiri manis e.”



Berbagi untuk para buta aksara

Banyuwangi juga menawarkan kesempatan bagi para siswa untuk mengenal dan membangun relasi dengan warga lokal.

 

 

“Selamat datang di Kampung Batara Dusun Papring (Rumah Baca Taman Rimba). Disini ada sekitar dua ratusan siswa dari usia 20-60 buta aksara dan kami mulai mengajari mereka sejak tahun 2015. Tujuannya adalah untuk mengurangi tingkat buta aksara dan mencegah pernikahan dini.” ujar Widie Nurmahmudy, pendiri Rumah Budaya Kampung Batara, sembari mengenang perjuangannya dulu hingga ke tengah hutan untuk memperkenalkan baca tulis kepada warga setempat.

 

 

Kenny Lim, Ketua BPK PENABUR Jakarta merasa gembira mendapatkan sambutan hangat dari Kampung Batara. “Kami bersyukur diberi kesempatan untuk belajar dari Bapak Ibu semua. Semoga anak-anak kami dapat membantu para penduduk disini.” harap Kenny dihadapan siswa dan warga. Setelahnya, para siswa berbagi ilmu dengan warga belajar disana. Ada yang belajar membaca, menulis, ataupun menghitung disesuaikan dengan kondisi warga belajar.  Mereka memanfaatkan buku tulis, buku bacaan, alat peraga hingga gadget untuk membantu proses transfer ilmu tersebut.

 

 

“Ibu yang saya ajar usianya 52 tahun. Saya tanyakan apa yang belum bisa. Katanya pembagian, jadi diperdalam disitu dulu, baru dilanjutkan dengan yang lain.” tutur Elvio, siswa SMAK PENABUR Kota Jababeka yang mengaku senang karena bisa berbagi ilmu dan juga berbagi kasih melalui paket sembako. 

 

“Saya tadi belajar sama anak-anak dari BPK PENABUR Jakarta, ada perkalian, pembagian, tambahan, dan membaca. Mereka baik-baik sekali dan mau mengajar kami dengan sabar.” tutur Ibu Subiah. Ia berpesan kepada para siswa agar terus menimba ilmu setinggi-tingginya dan mau kembali untuk mengajar warga disana.

 

 

 

Menyelesaikan tantangan

 

Usai melaksanakan beragam tantangan dan mendapatkan banyak pengalaman, mereka pun lanjut menikmati keindahan wisata Banyuwangi.  De Djawatan yang menyuguhkan keanggunan dari pohon-pohon ratusan tahun hingga menyaksikan sunset di Pulau Merah menjadi penutup yang indah untuk dibawa pulang kembali ke Jakarta.

 

Perjalanan ratusan siswa SLTAK PENABUR Jakarta ini adalah ajang wisata edukatif tahunan yang diselenggarakan BPK PENABUR Jakarta. Berlangsung dari 22-27 Maret 2024, “Spirit of Challenge” memilih “The Sunrise of Java” alias Banyuwangi, Jawa Timur sebagai lokasi kegiatan.

Bergabunglah dengan BPK PENABUR Jakarta dan nikmati keseruan “Spirit of Challenge” selanjutnya!







Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 13 May 2021
HARI KENAIKAN TUHAN YESUS
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 13 May 2021
SELAMAT IDUL FITRI
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H, Minal Aidzin...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 27 April 2021
DUKA KAPAL NANGGALA
Keluarga besar @bpkpenaburjakarta turut berdukaci...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 04 April 2021
UCAPAN SELAMAT PASKAH
SDK 4 PENABUR MENGUCAPKAN SELAMAT PASKAH 2021 K...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 21 April 2021
HARI KARTINI
SDK 4 PENABUR Jakarta Mengucapkan "SELAMAT MEMPE...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 31 October 2023
Caregiver Training : Pentingnya Mengedukasi Anak ...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 01 November 2023
Saatnya Ciptakan Komikmu Sendiri!
Saatnya Ciptakan Komikmu Sendiri!
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 02 November 2023
Artificial Intelligence (AI) dalam Pembelajaran: ...
Artificial Intelligence (AI) dalam Pembelajaran: ...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 06 November 2023
Jangan Skip!! Tips Gaya Hidup Sehat untuk Remaja
Jangan Skip!! Tips Gaya Hidup Sehat untuk Remaja
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 07 November 2023
Wieke Yunita: Menambatkan Hati pada PENABUR, Sete...
Wieke Yunita: Menambatkan Hati pada PENABUR, Sete...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 07 February 2024
Sambut Imlek 2024, Lakukan 3 Kegiatan Seru Ini! D...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 13 February 2024
Jelang Pemilu 2024, Bagaimana Siswa BPK PENABUR J...
Jelang Pemilu 2024, Bagaimana Siswa BPK PENABUR J...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 15 February 2024
Perpaduan Sains dan Fesyen demi Keseimbangan Alam...
Perpaduan Sains dan Fesyen demi Keseimbangan Alam...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 15 February 2024
Artnovum 2024: Pergi untuk Kembali, Menyajikan Ke...
Artnovum 2024: Pergi untuk Kembali, Menyajikan Ke...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 16 February 2024
Akuaponik : Sistem Budidaya Akuakultur dan Hidrop...
Akuaponik : Sistem Budidaya Akuakultur dan Hidrop...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 04 April 2024
Clara Chevalier Iga Santoso, Pendidik Muda yang M...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 16 April 2024
Atlet Roller Sport SDK 10 PENABUR : Berawal dari ...
Atlet Roller Sport SDK 10 PENABUR : Berawal dari ...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 19 April 2024
Perayaan Paskah SMAK 3 PENABUR 2024: "Berkarya da...
Perayaan Paskah SMAK 3 PENABUR 2024: "Berkarya da...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 23 April 2024
Kultur Jati Diri Bangsa
Kultur Jati Diri Bangsa
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 30 April 2024
Melatih Paduan Suara untuk Anak Usia Dini? Simak ...
Melatih Paduan Suara untuk Anak Usia Dini? Simak ...
Berita Lainnya - 15 December 2020
TESTIMONI SETELAH BELAJAR IPS
Berita Lainnya - 15 December 2020
HASIL KARYA IPS
Berita Lainnya - 19 January 2021
Asyiknya Belajar Matematika di Kelas 2
Berita Lainnya - 19 January 2021
Cerita dalam Bahasa Mandarin
Berita Lainnya - 25 January 2021
Fun Science di Kelas 1

Choose Your School

GO