Membuat Konten tanpa Flexing dan Humblebragging, Memangnya Bisa?
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 19 February 2024
BEST Teens, media sosial terus berkembang pesat seiring jumlah content creator yang terus bermunculan. Sedemikian kerasnya persaingan, hingga terkadang mereka merasa perlu menggunakan strategi flexing dan humblebragging sebagai bumbu pemanisnya, untuk membuat konten itu viral.
Nah, tahukah kalian tentang istilah flexing dan humblebragging?
Flexing dikenal sebagai perilaku content creator yang senang membagikan kelebihannya dengan ekspresi mencolok dan menyebalkan. Pamer saldo ATM, uang, mobil, dan harta kerap kali dijumpai saat kita berselancar di media sosial.
Berbeda dengan flexing, humblebragging merupakan jenis pamer secara terselubung. Biasa dikenal dengan istilah 'merendah untuk meroket'. Misalkan content creator membagikan kisah perjuangannya hingga berhasil meraih kekayaannya saat ini.
Flexing dan humblebragging acap kali dilakukan oleh para content creator untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain atas apa yang mereka capai. Setiap kita manusia tentu butuh pengakuan, tetapi cara tersebut dinilai kurang bijak, dan menyebabkan relasi sosial yang dibangun menjadi semu ketika tidak jujur.
Untuk itu, bagi BEST Teens yang ingin menjadi content creator berikut beberapa tips bagi kalian untuk sukses tanpa pamer!
1. Jago komunikasi
Melatih kemampuan berkomunikasi penting dilakukan, sehingga mengetahui apa yang akan dibicarakan ketika membuat konten, berinteraksi, dan memberikan saran kepada audiens.
2. Ciptakan ciri khas
Menciptakan ciri khas pada konten akan membuat audiens mengingat kita. Mulai dari editing video atau foto, cara kita berbicara, apa yang kita kenakan, dan seterusnya.
3. Analisis audiens
Menganalisa performa konten yang telah diunggah sangat penting, sehingga mengetahui apa yang disukai audiens dari kita. Ini juga menentukan langkah dalam membuat konten selanjutnya.
4. Percaya diri
Percaya diri penting dimiliki seorang content creator, mulai dari membuat konten, berbicara, hingga membagikan pengetahuan yang dimiliki. Tentunya dalam hal pengetahuan harus sejalan dengan keterampilan kita, sehingga ketika audiens bertanya bisa menjawab dengan lugas.
5. Viral bukan tujuan utama
Memiliki followers dan mendapatkan likes serta comment yang banyak bukanlah tujuan utama seorang content creator. Peluang menjadi viral itu satu dari jutaan orang. Konsisten membagikan konten sesuai dengan minat dan keterampilan yang dimiliki menjadi langkah tepat dibandingkan mengejar viral.
Untuk mendukung minat kreatif & perkembangan media sosial, BPK PENABUR Jakarta memiliki beragam kegiatan dan program yang bisa mengasah kemampuan teman-teman, salah satunya ekstrakurikuler content creator, seperti di SMAK 4 PENABUR.
“Seru banget! Kita saling berbagi tentang cara membuat konten yang menarik. Kemudian, diajarkan membangun rasa percaya diri, bicara tanpa belibet, serta trik mempromosikan konten yang telah diproduksi.” kesan Nicholas Dustin, peserta didik SMAK 4 PENABUR yang tergabung dalam ekstrakurikuler content creator di sekolah.
Yuk, cek link berikut ini https://psbjakarta.bpkpenabur.or.id/ ! Siapa tahu menemukan sekolah yang sesuai dengan bakat dan minat mu. Jangan lupa informasikan orang tua di rumah ya.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur