Carina Citra Dewi Joe, Pengorbanan Berbuah Penemuan Vaksin Astrazeneca
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 11 October 2023
Darius Jonathan, Peserta Didik SMAK PENABUR Gading Serpong Mewakili Pesera Didik yang Hadir Memberikan Bunga Tanda Kasih Kepada Carina Citra Dewi Joe, Alumnus SMAK 1 PENABUR yang Hadir sebagai Pembicara
Sebagian orang sudah tahu apa bakat yang dimilikinya, namun sebagian lagi belum bisa menemukannya. Karena itu, ketika diberikan kesempatan untuk belajar, lakukanlah dan jangan tutupi dengan pikiran sendiri. Kesuksesan seseorang itu 90% diraih karena mempersilakan dirinya hadir di suatu kesempatan yang positif, dan dalam perjalanan tersebut kamu akan menemukan bakatmu.
Itulah pesan Carina Citra Dewi Joe, Alumnus SMAK 1 PENABUR seorang Senior Scientist di University of Oxford, Inggris. Ia membagikan kisah perjalanan karirnya kepada para peserta didik BPK PENABUR Jakarta yang berhasil meraih medali OSN 2023 serta peserta didik Brilliant Class SMAK PENABUR Gading Serpong (11/10) di Aula SMAK PENABUR Gading Serpong.
Carina Citra Dewi Joe Bersama dengan Moderator, Adri Lazuardi, Ketua Umum Yayasan BPK PENABUR, Arif Suryanto, Pengurus BPK PENABUR, dan Kenny Lim, Ketua BPK PENABUR Jakarta
Menemukan passion berkat pengajaran guru di kelas
Pada saat bersekolah, menjadi pebisnis dan dokter merupakan karir yang umum di keluarga Carina. Namun, Carina menyadari bahwa dalam menjalankan karir seumur hidup diperlukan suatu hal yang tidak membosankan.
Ketika di SMAK 1 PENABUR, Ibu Lilik, guru Biologi Carina memperkenalkan ilmu bioteknologi, sebuah profesi yang tidak umum didengar. "Beliau mengajarkan saya bagaimana mengubah warna ikan dari monokrom menjadi berwarna, kemudian banyak hal lagi yang beliau ajarkan dan saya enjoy. Akhirnya saya memutuskan untuk meneruskan kuliah di bidang Bioteknologi." ujar Carina.
Konsisten dengan passion
Lahir dari keluarga pebisnis, tentu perjalanan karir Carina tidak semudah yang orang lain bayangkan. Ia dituntut untuk melakukan suatu bidang pekerjaan yang pasti mendapatkan keuntungan. Carina sempat mengikuti keinginan keluarga dengan belajar dan menjalani profesi sebagai koki. Hal yang sangat jauh berbeda dari perkuliahannya.
"Saya mengambil kesempatan untuk menjadi koki dan saya menguasainya. Namun, apakah saya enjoy? Jawabannya tidak. Bagi saya menjadi scientist memberikan impact yang lebih besar bagi masyarakat ketimbang koki. Ini tentu berbeda ketika seseorang memiliki passion menjadi koki. Tapi menjadi ilmuwan adalah passion saya." tutur Carina.
Akhirnya Carina pun mengejar pendidikan sampai berhasil meraih gelar Doctor of Philosophy (PhD) di Australia dan bekerja di perusahaan medis pembuat obat-obatan.
Kemudian, Carina mendapatkan panggilan untuk menjadi Senior Scientist di University of Oxford, Inggris. Awalnya, Ia diberi proyek untuk membuat vaksin rabies, namun karena di tahun 2020 pandemi merebak, penelitian Carina pun berubah untuk menemukan vaksin Covid-19.
"Pada Januari 2020 banyak kasus terjadi di Inggris. Akhirnya pemerintah memerintahkan untuk lockdown dan ilmuwan dipulangkan ke rumah. Namun, saya diminta untuk stay bekerja sendirian di dalam laboratorium selama 6 bulan. Selanjutnya, saya bekerja selama 1 tahun 11 bulan setelah vaksin disetujui oleh Menteri Kesehatan." cerita Carina yang bisa menghabiskan waktu 15-18 jam selama 7 hari di dalam laboratorium. Pada saat meneliti Ia juga tidak diberikan kesempatan untuk gagal, maka itu tekanannya jadi tinggi.
Dalam kondisi tersebut tentu Carina harus menjaga kesehatan mentalnya dengan menasehati diri sendiri, bahwa kalau sampai down maka vaksin Covid-19 tidak bisa dilanjutkan.
"Berkorban itu tidak enak, saya sebenarnya ingin ikut tinggal di rumah seperti teman-teman saya, tetapi atasan selalu menasehati bahwa keahlian yang saya punya dapat menyelamatkan 1 nyawa, karena banyak orang meninggal diluar sana tanpa sebab yang jelas. Itulah yang menjadi semangat saya untuk terus maju." ungkap Carina.
Sebagai pemegang hak paten vaksin Covid-19 Astrazeneca, Carina dan tim memutuskan regulasinya tanpa profit. "Itu dilakukan atas dasar kemanusiaan, negara dengan penghasilan yang besar dapat membeli vaksin mahal, namun tidak dengan negara-negara berkembang dan miskin. Konsep vaksin sebenarnya tidak seperti itu, seharusnya semua negara bisa dapat vaksin." ujar Carina.
Kunci menjadi ilmuwan hebat
Para peserta didik yang hadir begitu antusias dan mengajukan berbagai pertanyaan menarik kepada Carina, "Apa yang memotivasi kakak sebagai ilmuwan?" tanya Joshua, peserta didik SMPK 6 PENABUR salah satu yang hadir dalam kesempatan tersebut.
"Ilmuwan itu motivasinya adalah peri kemanusiaan dan menolong orang lain. Kemudian, jadi ilmuwan juga harus terbiasa gagal dengan begitu dapat menemukan solusi baru diluar protokol yang ada. Konsisten, ketekunan, ketahanan, tanggung jawab sampai akhir, dan bersandar kepada Tuhan merupakan kunci utama seorang ilmuwan." tutur Carina.
Carina menyadari bahwa dirinya seorang perfeksionis dan introvert. Namun, dalam bekerja, komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi diperlukan.
"Jadi seorang ilmuwan juga dilatih sabar, percaya diri, dan public speaking, sehingga dapat menyampaikan penemuan dengan baik kepada orang awam yang notabene tidak paham." ujar Carina.
Ketika pekerjaan sebagai ilmuwan semakin meningkat banyak, tentu Carina perlu berkolaborasi dengan tim lain yang ahli di bidangnya masing-masing. Kemudian, bekerja sama membuat pabrik vaksin di 5 benua, dalam hal ini diperlukan pelatihan, penyampaian protokol, dan komunikasi yang lancar, agar kualitas vaksin yang di dapat masyarakat global memiliki standar yang sama. Kini, sebanyak 3 milyar vaksin telah disebarluaskan.
Kesan siswa tentang Carina
Matthew dan Caitlyn, peserta didik Brilliant Class SMAK PENABUR Gading Serpong sangat senang dapat mendengarkan kisah seorang Carina Joe.
"Konsisten, berusaha, berbuat baik kepada orang lain, semangat, teguh, kuat secara mental, beradaptasi dengan cepat, dan jalani karir sampai akhir. Itu semua pesan-pesan yang kami dapat dari cerita Kakak Carina." ujar Matthew dan Caitlyn.
Carina turut memberikan selamat kepada peserta didik yang berhasil meraih medali di OSN 2023, sekaligus semangat pantang menyerah kepada peserta didik yang akan berjuang ke tahapan selanjutnya, yaitu pelatnas serta olimpiade internasional.
"Ini adalah kesempatan langka, tidak semua siswa punya kesempatan yang sama. Jika kalian menargetkan masuk universitas populer di luar negeri, medali menjadi salah satu syaratnya. Universitas adalah salah satu jalan untuk menggapai karir masa depan, namun yang terpenting adalah karakter dan sikap takut akan Tuhan. Teruslah eksplor diri, boleh dengarkan nasehat orang lain, tetapi dengarkanlah kata hati dan temukan passion kalian. Sukses terus dan jangan lupa berdoa." pesan Carina menutup ceritanya.
Carina Citra Dewi Joe telah menerapkan PKBN2K (Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Kristiani) di sekolah dalam perjalanan karirnya, yakni ketaatan, rendah hati, kebaikan, sabar, murah hati, ketekunan, keberanian, kesetiaan, kejujuran, kepedulian, pengorbanan, dan penguasaan diri.
Itu menjadikannya sebagai salah satu profil lulusan BPK PENABUR Jakarta yang BEST, Be Tough, memiliki jati diri, spiritualitas dan karakter kristiani yang utuh dan tangguh. Excel Worldwide, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, menguasai bahasa internasional dan memiliki jiwa kepemimpinan untuk tujuan positif. Share with Society, bisa menghargai kemajemukan dan memiliki kepedulian sosial, Trust in God, memiliki sikap mengandalkan Tuhan dan menunjukan sikap takut akan Tuhan dalam kehidupan keluarga, sekolah, gereja dan masyarakat.
***
Mari bergabung di BPK PENABUR Jakarta https://psbjakarta.bpkpenabur.or.id
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur