Peringatan Kemerdekaan HUT ke-76 Republik Indones...
Read MoreNah, teman-teman berikut rangkuman 5 YouTube Chan...
Read MorePada TKK 1 PENABUR, pada term 1 kelas TK A memili...
Read MoreHari raya imlek selalu menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu oleh keluarga saya. Setiap tahunnya, rumah kami dipenuhi oleh warna merah dan emas, hiasan lampion, dan aroma masakan khas imlek yang menggugah selera. Dalam hari raya imlek nanti, bukan hanya keluarga besar saya saja yang akan datang, tetapi juga pekerja yang bekerja dengan mama saja juga diundang untuk bersama-sama merayakan hari raya imlek. Mama saya selalu berpesan bahwa imle adalah waktu untuk berbagi kebahagiaan dengan semua orang, tidak hanya dengan keluarga, tetapi juga dengan orang-orang yang telah menjadi bagian dari kehidupan kami. Tentu juga saya dan mama saya memberikan makanan yang halal dan kami saling bertoleransi satu sama lain.
Saya sangat suka hari raya imlek, akan tetapi di sisi lain saya takut merasa lelah karena melayani setiap keluarga yang datang ke rumah. Bukannya saya tidak senang mereka datang, tetapi saya yang introvert merasa lelah dengan kehadiran semua anggota keluarga dan pekerja yang membuat suasana rumah jadi ramai. Para pekerja yang hadir juga selalu membawa keluarga mereka untuk ikut bersama merayakan imlek. Mama saya selalu bilang bahwa momen ini adalah kesempatan untuk mempererat hubungan keluarga, dan saya setuju dengan itu, meskipun saya perlu waktu senditi untuk mengatur energi saya.
Di tahun-tahun sebelumnya, saya sering sekali setelah menyambut semua orang yang datang, saya langsung masuk ke kamar mama saya dan hanya menonton TV, dan hanya keluar untuk mengambil yang saya perlukan atau untuk makan dan minum saja. Wlaupun begitu, saya tetap berusaha memastikan semua orang yang datang merasa nyaman sebelum saya menyelinap ke ruang pribadi saya. Kadang saya merasa bersalah, tetapi saya juga tahu bahwa menjaga kesehatan mental saya sama pentingnya dengan menjaga hubungan dengan keluarga.
Di sekolah, pelajaran Bahasa Mandarin kali ini terasa lebih seru karena kami diberi tugas membuat lampion untuk menghias setiap kelas. Awalnya, kami merasa antusias, terutama saat memilih warna-warna cerah dan motif khas imlek untuk lampion kami masing-masing. Namun, ternyata prosesnya tidak semudah yang dibayangkan. Memotong kerta dengan presisi dan merangkai bagian-bagian lampion menjadi satu adalah tantangan tersendiri. Beberapa kali, lampion kami terlihat miring atau tidak kokoh, sehingga kami harus memulia dari awal lagi. Meski begitu, kami tetap berusaha keras hingga akhirnya berhasil membuat lampion yang cantik dan siap digantung di kelas.
Selain membuat lampion, kami juga diminta menulis kaligrafi khas imlek. Saya merasa cukup kesulitan karena menulis dengan kuas membutuuhkan keterampilan dan kesabaran. Tangan saya gemetar saat mencoba membuat goresan yang tegas dan rapi, sementara tinta kadang terlalu banyak atau terlalu sedikit. Beberapa teman saya bahkan bercanda, "huruf ini malah kelihatan seperti lukisan abstrak!" Meskipun begitu, guru kami memberikan banyak dorongan dan tips untuk memperbaiki teknik kami. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya hasilnya cukup memuaskan, dan kami merasa bangga bisa menyelesaikan tugas ini. Lampion dan kaligrafi kami akhirnya digantung di setiap sudut kelas, menciptakan suasana imlke yang hangat dan meriah di sekolah.
Persiapan menyambut imlek tahun ini terasa lebih istimewa karena mama saya meminta saya membantu menata dekorasi dan menyiapkan angpao untuk dibagikan. Saya senang bisa berkontribusi, walaupun sedikit, dalam menciptakan suasana meriah di rumah. Setiap malam, saya dan mama duduk bersama untuk memastikan semua persiapan berjalan lancar. Rasanya ada kebahagiaan tersendiri melihat rumah kami perlahan berubah menjadi tempat yang penuh semangat dan kehangatan.
Ketika hari raya tiba, kami berharap rumah kami dipenuhi dengan suara tawa, obrolan hangat, dan alunan musik khas imlek. Anak-ana kecil berlarian sambil memamerkan angpao mereka, sedangkan orang dewasa saling bertukar cerita dan mendoakan satu sama lain.
Saya harap meskipun saya nantinya akan merasa lelah seteah seharian menyambut tamu, saya dapat merasakan ada kebahagiaan yang sulit dijelaskan saat melihat semua orang tersenyum dan menikmati waktu bersama.
Imlek bagi saya adalah momen untuk belajar menyeimbangkan antara kebahaiaan bersama keluarga dan kebutuhan pribadi saya. Meski melelahkan, saya tahu bahwa momen-momen seperti ini akan selalu menjadi kenangan indah di masa depan. Saya hanya perlu mengatur waktu dan energi saya dengan baik agar bisa menikmati semarak imlek tanpa merasa terbebani.
Enjellin Suwardi - SMAK PENABUR Kota Wisata
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR