Komik Natal : Cerita Papa Tentang Makna Natal Ses...
Read MoreADAKAH NATAL DI HATIMU?
Read MoreSanta Claus is Coming To Town
Read MoreSejak kecil, kita sudah dikenalkan dengan bermacam-macam lagu daerah khas Indonesia. Hal ini karena beragamnya suku dan budaya di Indonesia.
Lagu daerah yang sering kita dengarkan selalu memiliki nada yang mudah diingat sehingga sangat menarik untuk di dengar. Namun, karena banyaknya bahasa yang ada di Indonesia, terkadang kita hanya mendengarkan dan menyanyikan lagunya saja tanpa mengetahui arti sebenarnya dari lagu tersebut. Padahal, makna di balik lagu- lagu daerah tersebut juga tidak kalah menarik dan memiliki arti yang sangat bagus.
Berikut adalah makna dari beberapa lagu daerah dari Jawa Tengah :
1. Gundul-Gundul Pacul
Lagu gundul-gundul pacul ditulis oleh Sunan Kalijaga sekitar tahun 1400 an. Gundul-gundul pacul merupakan salah satu lagu daerah yang paling terkenal di kalangan anak-anak Indonesia. Meskipun lagu ini sekilas terdengar lucu dan jenaka, namun ada makna yang sangat dalam dibaliknya.
Pesan yang ingin disampaikan dari lagu ini adalah sebuah sindiran / teguran kepada para pemimpin.
Gundul yang memiliki arti kepala tanpa rambut merupakan sebuah kiasan yang menggambarkan sebuah kepala tanpa mahkota. Sedangkan pacul atau cangkul adalah sebuah alat yang digunakan oleh para petani untuk bercocok tanam. Pacul ini melambangkan rakyat kecil yang susah dan hidup menderita.
Baris pertama dari lagu ini adalah “Gundul gundul pacul cul, gembelengan” dan kalimat ini memiliki arti bahwa para pemimpin bukan hanya sekedar sesosok orang yang menggunakan mahkota di kepala, namun merupakan seseorang yang bisa melihat rakyat yang susah dan bisa membantu mereka agar hidup mereka bisa lebih baik.
Baris kedua “Nyunggi nyunggi wakul kul, gembelengan” nyunggi nyunggi wakul jika diterjemahkan secara harfiah berarti membawa bakul di kepala, sedangkan gembelengan berarti sombong. Kalimat ini memiliki makna pemimpin yang seharusnya bertanggung jawab untuk membawa amanat dari rakyat malah menjadi sombong dan tamak karena merasa memiliki jabatan yang tinggi.
Baris ketiga dari lagu ini adalah “Wakul ngglimpang segone dadi sak latar.” wakul ngimpang atau bakul jatuh bermakna kepercayaan yang semula diberikan oleh rakyat hilang. Sedangkan, segone dadi sak latar yang berarti nasi jatuh berantakan di halaman memiliki makna semuanya menjadi sia sia dan tidak ada gunanya.
2. Cublak Cublak Suweng
Lagu kedua yang akan dibahas adalah Cublak Cublak Suweng. Sama seperti Gundul Gundul Pacul, Cublak Cublak Suweng merupakan lagu anak. Makna yang terkandung pun cukup dalam dan mengajarkan anak tentang makna kehidupan.
Cublak cublak suweng memiliki arti tempat perhiasan atau harta. Harta yang dimaksud di sini adalah kebahagiaan dunia. Suwenge ting jelenter memiliki arti perhiasan menjadi berantakan. Makna tersirat dibalik kalimat tersebut adalah kebahagiaan yang berantakan. Mambu ketudhung gundel yang artinya bau anak kerbau memiliki arti manusia mencari kebahagiaan kemana mana, bahkan bisa melakukan hal apapun untuk mendapatkan harta itu. Pak gempong lera lere berarti bapak tua menengok ke kiri dan ke kanan. Kalimat itu artinya adalah seorang bapak tua yang memiliki harta banyak namun masih terus mencari karena harta tersebut ternyata palsu (bukan kebahagiaan yang sebenarnya). Baris terakhir dari lagu ini yaitu Sir sir pong dele gosong berarti hati kosong tanpa isi.
Lagu ini mengajarkan bahwa sebaiknya kita tidak mengejar harta duniawi karena apa yang ada di dunia ini tidaklah kekal. Selain itu, juga memiliki pesan bahwa jika kita ingin mempunyai kebahagiaan yang kekal (cublak suweng), kita tidak perlu terus mengikuti kebahagiaan dunia hingga rela melakukan segala macam hal buruk. Karena kebahagiaan yang sebenarnya akan kita dapatkan jika kita punya hati yang baik.
3. Suwe Ora Jamu
Suwe ora jamu merupakan lagu anak yang pendek serta memiliki nada yang mudah diingat. Di balik lagu pendek ini, ternyata ada makna yang sangat menarik.
Lirik dari lagu ini adalah Suwe ora jamu (lama tidak bertemu), Jamu godhong telo (jamu daun ketela), Suwe ora ketemu (sudah lama tidak bertemu), dan Ketemu pisan gawe gelo (sekali bertemu membuat kecewa).
Lagu ini menceritakan tentang sekelompok teman yang sudah lama tidak bertemu dan ketika mereka bertemu kembali, ada kekecewaan yang dirasakan. Lagu ini juga bisa diartikan bahwa tidak semua hal akan berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Terkadang, apa yang terjadi tidak sesuai ekspektasi kita dan kita sangat kecewa ketika hal tersebut terjadi. Namun, kita tidak boleh terus menerus kecewa karena perasaan tersebut pada akhirnya hanya akan menyebabkan kegagalan.
Lagu ini juga mengajarkan bahwa kita harus tetap bangkit lagi walaupun ada sesuatu yang membuat kita jatuh.
Meskipun lagunya sangat singkat dan artinya pun sederhana, namun kita semua pasti pernah merasakan hal ini dan pernah mengalami situasi yang serupa. Kita bisa terus mengingat makna-makna yang terkandung dan bisa belajar banyak hal dari lagu tersebut.
Penulis: L. Earlene Ashiana - SMAK 1 PENABUR
Editor: Valerie Livia - SMAK 1 PENABUR
Sumber:
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR