Guruku Inspirasiku
Read MoreCerita Sharon #GurukuInspirasiku
Read More#GurukuInspirasiku Karya Rut
Read More
“Hahaha Bye Loser!” sahut seorang dari kumpulan perundung yang datang untuk meminta uang dengan paksa kepada adik kelas yang hendak memasukki kelas. Gadis yang berteriak tadi bernama Clarisa. Ya, dia adalah seorang dari kumpulan perundung tersebut.
Clarisa adalah seorang gadis dengan paras cantik, namun tidak dengan kepribadiannya. Ia sering kali merundung orang lain tanpa penyebab yang jelas. Namun dibalik itu semua, Clarisa adalah seorang anak perempuan yang begitu menyayangi ibunya. Baginya, ibunya adalah seorang perempuan kuat yang harus ia hormati dan taati.
Suatu hari pada hari minggu, Clarisa diajak ke gereja oleh ibunya. Awalnya Clarisa tidak mau karena Clarisa memang jarang beribadah ke gereja. Namun ia teringat bahwa hari itu ulang tahun ibunya, ia tidak mau menolak permintaan ibunya di hari yang istimewa ini.
Ia pun bersiap siap untuk pergi ke gereja bersama dengan ibunya. Sampailah di gereja, mereka berdua duduk di barisan tengah dan menunggu untuk ibadah di mulai. Ibadah pun dimulai, mereka mengikuti semua tata ibadah dengan baik. Sampailah pada khotbah, khotbah tersebut bertemakan tentang mengandalkan Tuhan dalam setiap situasi.
Clarisa mendengarkan isi khotbah dengan fokus dan memperhatikan setiap ucapan yang keluar dari pendeta yang sedang berkhotbah tersebut. Entah apa yang terjadi dalam dirinya, Clarisa tiba-tiba saja tergerak hatinya dengan setiap ucapan yang keluar dari mulut pendeta itu. Ia tersadar bahwa selama ini, apa yang dilakukan olehnya itu tidak benar dan tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Khotbah pun selesai dan diakhiri dengan berdoa. Setelah ibadah selesai, mereka pun pulang ke rumah.
Setelah selesai membersihkan diri, Clarisa pergi ke kamar dan merenung. Ia sadar bahwa ia harus berubah, ia tidak boleh terus mengecewakan Tuhan dengan sikapnya yang tidak baik. Ia ingin bertobat dan kembali ke jalan yang benar dan mengandalkan Tuhan. Ia mulai membaca alkitab, berdoa dan berserah kepada Tuhan, menceritakan segala keluh kesahnya kepada Tuhan, dan rutin beribadah setiap minggunya. Namun, ada saja cobaan yang dia hadapi saat berusaha mendekatkan diri dengan Tuhan.
Pada hari minggu pagi datang sebuah pesan dari teman seperkumpulannya yaitu Keyla yang mengajak Clarisa untuk pergi bermain.
Clarisa pun menolak dan menjawab “ Sorry y’all, gue gabisa mau ke gereja nih..lain kali aja ya” balas Clarisa.
Keyla yang merasa jengkel pun bertanya pada Clarisa “ Lo nih kenapa sih? Akhir akhir ini jadi sok alim, masa setiap minggu harus gereja!”.
Clarisa menjawab “Sorry yaa..Gue lagi nyoba buat ngedeketin diri aja sih sama Tuhan hehe”.
“Asli bukan lo banget deh Clar, Clarisa yang gue kenal gak sok suci gini” balas Jessie, temannya yang lain.
Clarisa yang tidak ingin terpengaruh oleh temannya pun memilih untuk mematikan ponselnya dan berangkat ke gereja bersama ibunya.
Keesokan harinya pada hari senin, Clarisa datang ke sekolah. Ia sampai di kelas dan teman-temannya pun menghampirinya.
“Kayak biasa yaa! di Lorong bawah kayaknya banyak dekel sok cantik, kita gas aja langsung!” ucap Keyla dengan lantang.
“Sorry banget, kayaknya mulai sekarang gue bakal berhenti buat ngebully deh.. Gue ngerasa ini tuh salah” ucap Clarisa yang tentunya tidak di respon baik oleh teman-temannya.
“Terserah lo deh Clar, lo sekarang gak asik banget tau gak! Mulai sekarang lo bukan bagian dari kita lagi!” ucap Misha meninggalkan Clarisa dan disusul oleh teman lainnya.
Clarisa hanya berdiam diri, ia merasa sedih karena teman-temannya telah memutuskan hubungan pertemanan mereka begitu saja.
Keesokan harinya, Clarisa kembali datang ke sekolah. Sampai di sekolah ia melihat ada satu temannya yang di rundung oleh teman-temannya. Clarisa menghampiri mereka semua dan meminta mereka untuk berhenti. “STOP! Come on guys! Ini salah, kalian gaboleh gini! Tuhan gak suka sama ini semua” ucap Clarisa kepada teman temannya.
Teman-temannya tertawa dan membalas “Hahahaha, Guys coba liat nih MANTAN temen kita yang sekarang ini udah suci dan gak ada dosa! Orang freak kayak lo tuh harusnya dari dulu gak gabung sama kita!” ucap Jessie dengan lantang di hadapan banyak orang.
Ya, tujuannya memang untuk membuat Clarisa malu. Mereka pun mengolok-olok Clarisa dan mencaci makinya. Clarisa menahan air matanya agar tidak terjatuh, sebab perkataan mereka begitu menyakitkan bagi Clarisa.
Tibalah jam pulang sekolah, Clarisa pulang ke rumahnya. Di rumah dia merenung. Ia berpikir, apakah yang ia lakukan sudah benar? Lantas mengapa hal-hal yang datang justru memperburuk, padahal dia hendak bertobat. Dia pikir semuanya akan baik baik saja, bahkan akan jauh lebih baik dari situasinya dahulu. Namun, kenapa ini berbeda dari apa yang dia alami? Ia dimusuhi oleh teman dekatnya, bahkan sekarang ia ikut dirundung oleh teman-temannya. Ia tidak memiliki seorang untuk bersandar selain kepada ibunya.
Ia pun berdoa untuk mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan. “Tuhan, bantu aku Ya Tuhan. Aku tidak mengerti kenapa cobaan yang datang begitu banyak Ya Tuhan, padahal aku melakukan hal yang sesuai dengan kehendakmu. Namun mengapa tidak ada seorang pun yang mengerti keadaanku Ya Tuhan!” Ia berdoa sambil meneteskan air mata.
Ibunya yang hendak mengajak Clarisa untuk makan pun datang ke kamarnya. Ibunya terkejut melihat Clarisa yang sedang menangis. Ibunya datang dan memeluk Clarisa dengan erat serta mengusap punggungnya. “Kenapa sayang? Apa yang membuatmu menangis, hm?” ucap ibunya dengan penuh kelembutan.
Clarisa menjawab, “Ibu, mengapa bertobat sangatlah sulit! Mengapa saat aku mencoba untuk bertobat malah cobaan cobaan ini datang, dimana Tuhan? Mengapa dia membiarkan ku kesulitan!”.
“Nak, bertobat itu memang bukanlah sesuatu yang mudah. Banyak sekali orang yang gagal saat mencoba untuk bertobat karena cobaan yang mereka hadapi. Namun ibu percaya, anak ibu pasti bisa melewatinya dengan baik. Kamu tau gak? Tuhan Yesus sampai rela mati di kayu salib hanya untuk menebus dosa dosa yang kita perbuat, dan ibu yakin Tuhan akan selalu menyertai anaknya dalam pertobatannya. Kamu hanya perlu bersabar dan membalas mereka dengan kebaikan dan Tuhan pun pasti akan membalas kebaikanmu juga” ucap ibunya menenangkan Clarisa.
Clarisa pun menghapus air matanya karena merasa lebih tenang.
Keesokan harinya, Clarisa disambut oleh teman sekelasnya. “Clar, kita semua liat kamu ngebela Anya kemarin. Kamu udah berubah ya Clar!” ucap Deyna dan disetujui oleh teman kelasnya yang lainnya.
Clarisa tersenyum dan meminta maaf kepada teman yang pernah ia rundung. Ia sadar, segalanya butuh proses dan ini saatnya ia berproses. Ia percaya Tuhan ada untuk membantunya.
“Terimakasih Tuhan, sekarang aku percaya bahwa semuanya membutuhkan proses, mulai sekarang aku akan melakukan hal yang sesuai dengan kehendakmu” ucap Clarisa.
Ruth Monica Jelita - SMPK PENABUR Depok
***
Mari bergabung di BPK PENABUR Jakarta https://psbjakarta.bpkpenabur.or.id/
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR